Dapat Restu dari Washington, Filipina Segera Terima Gelombang Perdana Helikopter Serang T129 ATAK
|Lantaran anggaran pertahanan yang ngepas, Filipina akhirnya menolak tawaran dari Washington untuk paket pembelian helikopter serang. Kala itu, AS mengajukan dua pilihan, antara Boeing AH-64E Apache Guardian atau Bell AH-1Z Viper. Namun apa daya, Negeri Pinoy harus memantapkan pilihan pada helikopter serang dari negara lain. Dan pilihan itu akhirnya tertuju pada T129 Tactical Reconnaissance and Attack Helicopter (ATAK) produksi Turkish Aerospace Industries (TAI).
Baca juga:Â Akibat Anggaran Cekak, Filipina Tolak Tawaran Pembelian AH-64E Apache dan AH-1Z Viper
Meski anggaran pertahanan cekak, Filipina rupanya tak ingin berlama-lama untuk mendatangkan helikopter serang, dimana pengiriman pertama T129 ATAK akan dilangsungkan pada Desember 2021 ini. Kilas balik ke 7 Desember 2018, Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana telah mengumumkan Filipina yang akan membeli enam unit helikopter serang T129. Nilai pengadaan enam unit T129 dipatok US$280 juta dengan jadwal pengiriman perdana pada Desember 2021.
Meski buatan Turki, tapi proses penjualan T129 untuk pasar eskpor tetap menunggu persetujuan AS, pasalnya mesin yang digunakan T129 ATAK ‘mengandung’ unsur AS. Sebagai informasi, T129 ATAK ditenagai mesin 2x LHTEC CTS800-4A turboshaft. LHTEC (Light Helicopter Turbine Engine Company) adalah perusahaan join venture antara Rolls-Royce and Honeywell. Dan setelah AS memberikan lampu hijau untuk lisensi ekspor, barulah MoU pengadaan dilakukan dan berlanjut pada proses produksi T129 ATAK pesanan Filipina dapat digulirkan oleh TAI.
Hingga saat ini, TAI telah mengirimkan total 61 helikopter T129 ATAK ke Komando Angkatan Darat Turki, Komando Jenderal Gendarmerie dan Direktorat Jenderal Keamanan. Bagi TAI penjualan ke Filipina adalah momen penting, karena inilah ekspor perdana T129 ATAK. Pemasaran ekspor T129 bukan hal yang mudah, selain Filipina sebenarnya Pakistan juga telah mengorder 30 unit T129, tapi apesnya, AS tidak memberikan lisensi ekspor untuk mesin LHTEC CTS800-4A. Alhasil, T129 pesanan Pakistan akan menggunakan mesin produksi asli Turki, TEI TS1400.
Dari sejarahnya, T129 ATAK sejatinya mengadopsi rancangan helikopter serang Italia, Agusta A129 Mangusta. Dikembangkan bersama oleh TAI, T129 ATAK tampil dengan beragam penyempurnaan, terutama peningkatan untuk misi serangan dan pengintaian di lingkungan yang panas dan tinggi, serta geografi yang kasar baik dalam kondisi siang dan malam hari.
T129 ATAK dibekali dengan Hunter Kaska integrated control system, yang memungkinkan orientasi otomatis deteksi target dan sistem senjata ke garis pandang pilot dengan akurasi pelacakan yang tinggi. Helikopter ini juga dilengkapi dengan sistem FLIR elektro-optik khusus ASELFLIR-300T produksi perusahaan Turki Aselsan. T129 ATAK memiliki beragam fitur yang terkait dengann peperangan elektronika, seperti Radar Warning Receiver System (RIAS), Radar Frequency Mixer System (RFKS) and Laser Receiver System (LIAS), Countermeasure Firing System (KTAS), IR (Infrared) dan Countermeasure System.
Baca juga:Â Turki Perlihatkan Prototipe T629, Helikopter Serang Tanpa Awak Bertenaga Listrik
T129 ATAK dilengkapi dengan kanon gatling gun tiga laras kaliber 20 mm di bawah hidung dengan kapasitas 500 amunis. Kemudian ada 76 roket 70 mm untuk dukungan udara jarak dekat. Helikopter ini juga dilengkapi dengan hingga 8 rudal anti-tank jarak jauh UMTAS 160 mm, 16 rudal CIRIT 70 mm, 8 rudal udara-ke-udara jarak pendek Stinger. (Bayu Pamungkas)
Seharusnya Program Gandiwa harus di lanjutkan dalam proyek IAHX ( Indonesia Attack Helicopters Experiment )
Agusta A129 mangusta, cuma ganti nama doang sama ngotottman. Sama kaya altay, kata kaum halu 100% buatan ngotottman, padahal aslinya K2 Black Panther buatan Korea. Seperti biasa cuma bisa ganti nama, yang penting kaum halu seneng.
Ya sama kaya Harimau Hitam, FNSS kaplan MT di rebrand.
Sambil tempelin gede Karya Anak Babi.
Designnya kayak Apache
Mau ganti nama kek, mau cuma rebrand kek, yg jelas bisa dibuat didalam negeri dan minimal bisa utk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Sejelek2nya buatan dalam negeri, Sampe disini bisa dipahami.?…🙄🙄🙄
Ya. Salaamm…🤔🤔🤔
Ini sebenarnya bisa jd sumber alternatif pengadaan alutsista selain blok barat/timur, apa karena pengaruh makelar yg sangat kuat hanya bisa beli produk alutsista dari negara tertentu
Semua itu wajar karena lebih dikarenakan kepentingan Amerika di wilayah ASEAN khususnya LCS.
Nanti kalau Indonesia bikin pesawat IFX penjualannya harus seijin kongres Amerika ga y..soalnya banyak komponen dari Amerika terutama mesinnya..
CAS dgn drone lebih efektif daripada heli serang ringan yg pengembanagan biayanya butuh dana yg tidak sedikit.
Bukannya ganti nama namun lisensi dgn alih teknologi. Hal yg lumrah bagi yg pakta pertahanan bersama utk saling melindungi dari invasi negara yg lebih kuat apalagi punya posisi strategis sama dgn Indonesia yg mulai dikasih transfer2 teknologi.
Kaya ente bisa bikin aja wkwkwkwk. Malu lah Indonesia masih jadi tukang jahit heli Bell dan Airbus. Coba di di embargo apa kagak berabe TNI. Ah nyiyir emang gampang banget tapi klo di tanya bisa bikin apa? Paling mentok bikin anak wkwkwkw
Tank K2 ngga murni buatan Korea. Liat aja sisi desain mirip leopard A4..plus meriam pake lisensi rhenmetal L 55 kaliber 120 mm.
Semua alutsista udara didunia ini kiblat nya jg cuma mau ikutin usa….. Pada mau ikutin f22 , f35, apache,
Lebih karena 55â„… anggaran militer Filipina dari subsidi US
Imbasnya US punya kontrol kuat terhadap Filipina buat belanja alutsista
Naiknya subsidi US karena lobi Aquino Jr yang sempat dikeluhkan penggantunya Duterte tapi tetap saja tak bisa karena penolakan dari militer sendiri serta perjanjian subsidi tsbt berlaku jangka panjang selama 12 tahun
Sebenarnya bisa menggunakan mesin buatan Turki sendiri agar tidak perlu izin AS.
Tetapi belum dibuktikan apakan mesin buatan Turki setara dengan buatan AS.