DAPA: Tahun 2024 KF-21 Boramae Mulai Diproduksi Massal, Tahun 2026 Unit Perdana Diserahkan ke AU Korea Selatan

Sesuai rencana yang telah ditetapkan, pada tahun 2026 Angkatan Udara Korea Selatan sudah harus menerima unit perdana jet tempur KF-21 Boramae. Di mana secara keseluruhan, Korea Aerospasce Indudstris (KAI) selaku manufaktur akan memproduksi 120 unit KF-21 Boramae untuk AU Korea Selatan. Jelas bukan perkara mudah, mengingat untuk memproduksi jet tempur gress (baru) membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Baca juga: Prototipe Ketiga KF-21 Boramae dengan Radar AESA Sukses Terbang Perdana

Berangkat dari pencapaian dalam program pengembangan prototipe KF-21 yang progresif dan sesuai dari jadwal yang ditetapkan, maka Defense Acquisition Program Administration (DAPA) berencana untuk mempercepat rencana produksi massal KF-21 Boramae untuk kebutuhan AU Korea Selatan, yang mana KF-21 digadang sebagai pengganti jet tempur lawas F-5 Tiger dan F-4 Phantom.

Dari laman The Korean Times – koreatimes.co.kr (23/3/2023), DAPA pada hari Kamis menyebut pihaknya berusahan untuk mencapai kesesuaian tempur KF-21 Boramae “tentatif” pada Mei 2023, yang artinya enam bulan lebih awal dari yang jadwal direncanakan. Hal tersebut dimaksudkan untuk memulai produksi massal KF-21 Boramae mulai tahun depan (2024).

Sejak penerbangan perdananya pada Juli 2022, empat prototipe KF-21 Boramae telah menerbangkan total 142 sorti per 10 Maret 2023, termasuk penerbangan yang mencapai kecepatan supersonik. Jet tempur twing engine ini juga melakukan penerbangan yang sukses dengan radar active electronically scanned array (AESA) buatan dalam negeri yang dipasang awal bulan ini.

DAPA memberi pengarahan kepada anggota parlemen selama sesi Komite Pertahanan Nasional Majelis Nasional tentang rencana pengembangan, termasuk dorongannya untuk menyelesaikan uji kelayakan tempur sementara pada KF-21 pada Mei tahun ini.

Berdasarkan rencana besar, DAPA akan menandatangani kontrak produksi massal pada semester pertama tahun depan, yakni setelah melakukan studi kelayakan produksi dari Mei hingga Agustus tahun ini dan menyelesaikan rencana produksi massal pada bulan Desember 2023.

“Kami telah memutuskan untuk menyesuaikan jadwal untuk mencapai kesesuaian tempur tentatifnya,” kata pejabat DAPA dalam sebuah laporan kepada Majelis.

Skema pengujian sementara telah diperkenalkan untuk memungkinkan pengembang senjata mengamankan anggaran produksi massal, bahkan sebelum prototipe memenuhi semua persyaratan tempur dalam upaya mempercepat proses produksi secara keseluruhan.

“Melalui lebih dari 140 uji terbang, kami telah menunjukkan kinerja KF-21 dalam stabilitas penerbangan awal, penerbangan supersonik, akurasi deteksi radar AESA, dan persenjataan,” kata DAPA. DAPA juga mengatakan kepada anggota parlemen bahwa pihaknya berencana untuk menyerahkan KF-21 pertama pada paruh kedua tahun 2026.

Proyek KF-21, sebelumnya dikenal sebagai KFX, ditujukan untuk membuat pesawat tempur dengan kemampuan lebih tinggi dari pesawat tempur KF-16, dimulai pada Maret 2001 oleh mendiang Presiden Kim Dae-jung.

Baca juga: KF-21 Boramae Varian Tandem Seat Sukses Terbang Perdana, Dirancang untuk Latih Tempur dan SEAD

Korea dan Indonesia menandatangani kesepakatan pada tahun 2010 untuk bekerja sama dalam proyek KFX/IFX, di mana Jakarta akan mendanai 20 persen dari total biaya pengembangan sebesar 8,8 triliun won (US$6,8 miliar), dengan imbalan sejumlah pesawat yang akan diproduksi di Indonesia. (Bayu Pamungkas)

7 Comments