Update Drone KamikazeKlik di Atas

DAPA: Indonesia Telat (Lagi) Bayar Angsuran Biaya Pengembangan KF-21 Boramae


Indonesia rupanya kembali membuat Korea Selatan cemas dalam kelanjutan program pengembangan jet tempur KF-21 Boramae, pasalnya Indonesia diwartakan melewatkan tenggat waktu jadwal pembayaran terbaru pada proyek yang dahulunya disebut KFX/IFX.

Baca juga: Disepakati Sisa Pembayaran Proyek KF-21 Boramae (KFX/IFX), Indonesia Cicil Selama Lima Tahun

Defense Acquisition Program Administration (DAPA) menyebut pada hari Senin kemarin, bahwa ada kekhawatiran atas komitmen Jakarta pada program KF-21. Mengutip dari Yonhap News Agency – yna.co.kr (3/7/2023), pada bulan Mei 2023, Menteri Defense Acquisition Program Administration, Eom Dong-hwan mengatakan, pihak Indonesia telah setuju untuk memberikan pembayaran terbaru pada akhir Juni (2023), dalam upaya nyata untuk meredakan kekhawatiran atas bagian yang belum dibayar dari biaya proyek KFX/IFX.

Sebagai negara mitra, Indonesia setuju untuk menanggung sekitar 20 persen dari biaya proyek senilai 8,8 triliun won (US$6,73 miliar) yang diluncurkan pada tahun 2015 untuk mengembangkan pesawat tempur supersonik twin engine. Namun, karena kendala anggaran, Indonesia sempat menghentikan angsuran pembayaran sejak Januari 2019, dan saat ini Indonesia telat membayar angsuran sekitar 800 miliar won.

Seorang juru bicara DAPA mengatakan kepada wartawan bahwa pihak Indonesia belum memberikan rencana baru terkait ‘melesetnya’ jadwal pembayaran angsuran pada akhir Juni lalu. DAPA berusaha untuk mengadakan pembicaraan dengan Indonesia mengenai masalah tersebut.

“Kami berencana untuk meminta tanggapan atas keterlambatan pembayaran ini, dan akan mendorong pertemuan tingkat senior,” kata Letnan Kolonel You Hyoung-keun dalam pengarahan rutin.

November lalu, Indonesia melakukan pembayaran sebesar 9,4 miliar won ke Korea Selatan untuk proyek tersebut, menandai dimulainya kembali angsuran pembayaran setelah hampir empat tahun tertunda. Indonesia juga telah melakukan pembayaran sekitar 41,7 miliar won pada bulan Februari 2023.

Sejak proyek KFX/IFX bergulir pada tahun 2016, disebutkan oleh media tersebut, total dana yang bakal digelontorkan mencapai 18 triliun won, terdiri dari 8 triliun won untuk biaya riset dan pengembangan, dan 10 triliun won dicanangkan untuk biaya produksi massal untuk kebutuhan AU Korea Selatan.

Setelah prototipe meluncur perdana dan jet tempur lulus beragam sertifikasi, maka pada tahun 2026 akan dimulai fase produksi, dimana AU Korea Selatan bakal memesan 129 unit KFX, sementara Indonesia akan memesan 50 unit IFX.

Baca juga: “Maju Sulit Mundur Pun Rugi,” Dilema Indonesia dalam Program Jet Tempur KFX/IFX

Dari 8 triliun won sebagai dana riset dan pengembangan, maka komposisinya dibagi, yakni 60 persen ditanggung oleh Pemerintah Korea Selatan, 20 persen oleh pihak manufaktur Korea Aerospace Industries (KAI) dan 20 persen lainnya oleh Pemerintah Indonesia. (Gilang Perdana)

19 Comments