Update Drone KamikazeKlik di Atas

DAPA Bantah Ada Proposal dari UEA Terkait Pendanaan Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae

Berita yang beredar luas bahwa Uni Emirat Arab (UEA) akan melunasi sisa utang Indonesia dalam biaya pengembangan KF-21 Boramae, telah mendapat respon beragam. Dari komunitas dan netizen di Korea Selatan (Korsel) umumnya menyambut positif hal tersebut, yang tak lain agar pengembangan dan produksi jet tempur masa depan Negeri Ginseng dapat berjalan mulus tanpa menguras dana pemerintah lagi. Namun, konsep pelunasan utang belum tentu berdampak baik untuk hal lain, seperti hubungan kerja sama antara Indonesia dan Korsel.

Baca juga: UEA Sanggup Lunasi Sisa Utang Indonesia di Biaya Pengembangan KF-21 Boramae. Bakal Jadi Kerja sama Trilateral?

Menanggapi kabar yang beredar, Defense Acquisition Program Administration (DAPA), selaku lembaga di bawah Kementerian Pertahanan yang bertanggung jawab atas program KF-21, menyatakan pada tanggal 18 September lalu, bahwa laporan bahwa pemerintah kemungkinan akan bekerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA) untuk penyelesaian pengembangan pesawat tempur supersonik KF-21 adalah tidak benar.

Juru bicara DAPA Choi Kyung-ho berkata, “Setelah memeriksa semua lembaga dan departemen terkait, informasi tersebut tidak berdasar.” Dikutip dari Yonhap News Agency (19/9/2023), seorang pejabat dari Kantor Kepresidenan mengatakan, “Laporan bahwa UEA secara langsung menyebutkan kerja sama dengan pesawat tempur Korea KF-21 adalah tidak benar,” dan menambahkan, “Mengingat hal-hal yang berkaitan dengan kerja sama industri pertahanan dengan negara lain mungkin tidak benar dan dapat mempengaruhi hubungan diplomatik.”

Mengutip dari dari media Korsel, Financial News, sebelumnya disebut bahwa Uni Emirat Arab (UEA) telah mengirim surat resmi kepada Kantor Ketahanan Nasional Korea Selatan, yang menyatakan keinginan mereka untuk terlibat dalam pengembangan pesawat tempur KF-21 Boramae. Kantor Keamanan Nasional memperhatikan fakta bahwa Komite Ekonomi Tawajun dengan jelas menyatakan dalam surat niatnya untuk menggantikan investasi Indonesia di proyek KF-21.

Menurut Kantor Kepresidenan dan Kementerian Luar Negeri Korsel, Kamis (14/9), Komite Ekonomi Tawazun yang bertanggung jawab atas akuisisi pertahanan di UEA mengirim surat ke Kantor Ketahanan Nasional Korea atas nama Sekretaris Jenderal pada 4 September 2023, yang isinya mengusulkan kerja sama proyek KF-21 dengan Korsel.

Bahkan, UEA disebut mengumumkan sanggup membayar utang Indonesia yang belum membayar komitmennya dalam proyek KF-21. Diharapkan, UEA dapat menyelesaikan kontroversi terkait kontribusi Indonesia yang belum membayar komitmennya sebesar hampir 1 triliun Won.

Namun, masih banyak kendala yang harus diatasi, di antaranya persetujuan ekspor. UEA diketahui menunjukkan ketertarikannya terhadap KF-21. Namun, dipastikan dalam proyek KF-21 akan meminta kerja sama dengan Korsel.

Baca juga: DAPA: Indonesia Telat (Lagi) Bayar Angsuran Biaya Pengembangan KF-21 Boramae

Dalam kontrak kerja sama, pemerintah Korsel menanggung 60 persen pembiayaan dan sisanya dibagi rata antara Indonesia dan Korea Aerospace Industries (KAI) masing-masing 20 persen. Namun, Indonesia disebut baru membayar 17 persen dari bagiannya. (Gilang Perdana)

14 Comments