Cuci Gudang, AS ‘Hibahkan’ 1.200 Unit Ranpur M1117 Guardian ke Yunani
|Yunani diberitakan mulai menerima bacth pertama paket hibah ranpur M1117 4×4 Guardian dari Amerika Serikat. Jumlah yang dikirim dari stok AS ke Yunani terbilang fantastis, yaitu 1.200 unit ranpur, yang 40 di antaranya telah tiba sebagai batch pertama pada 24 November 2021 lalu.
Meski berstatus hibah, namun Pemerintah Yunani harus mengeluarkan kocek US$102 juta untuk biaya inspeksi, biaya transportasi dan beragam perbaikan agar ranpur serviceable. Persisnya Yunani dan AS mengacu pada kesepakatan dalam program Excess Defense Articles (EDA).
Progam EDA pernah diterapkan untuk Indonesia pada kesepakatan pengadaan 24 unit F-16 C/D Block52ID (Agustus 2011) yang kini dioperasikan TNI AU. Seperti diketahui, AS memang memberikan 24 unit stok F-16 eks US National Guard kepada Indonesia, tapi faktanya, Indonesia masih harus mengeluarkan dana tak kurang dari US$700 juta untuk melakukan upgrade dan refurbish pada ke-24 pesawat tersebut.
Kembali tentang M1117 Guardian, ranpur ini serasa tak asing bagi netizen di Indonesia, pasalnya M1117 memang dirancang sebagai pengembangan dari ranpur Cadilage Cage V-150 Commando yang kini digunakan Batalyon Kavaleri 7 Pragosa Satya Kodam Jaya.
Sebagai penyempurnaan dari V-150 Commando, M1117 Guardian atau disebut Armored Security Vehicle (ASV), tampil dengan peningkatan lapisan proteksi dengan IBD Modular Expandable Armor System. Mulai ditugaskan sebagai elemen patroli internal di basis militer AS, M117 menjadi salah satu ranpur pertama AS yang dirancang dengan lambung khusus tahan ledakan ranjau.
Karena punya mobilitas tinggi dan mampu menahan efek ledakan ranjau, maka ranpur berbobot 15 ton ini ikut diturunkan AS dalam laga konflik di Irak, Afghanistan, Kolombia dan Suriah. Di wilayah konflik, biasanya M1117 ‘diserahkan’ penggunaannya kepada mitra pertahanan lokal. Tak heran, ada lebih dari 634 unit M1117 milik Pasukan Afghanistan yang kini jatuh ke tangan Taliban.
Dari aspek persenjataan, tidak ada yang terlalu menonjol dari M1117, mengingat tupoksi ranpur ringan lebih untuk patroli terbatas. Kombinasi senjata paling tinggi di M1117 yakni adopsi kubah yang berisi senapan mesin berat M2HB 12,7 mm dan pelontar granat otomatis MK19.
Baca juga: Chaiseri Tawarkan Upgrade Panser V-150 APC ke Thailand, Indonesia dan Filipina
Diproduksi oleh Textron Marine & Land Systems, total sudah 2.058 unit M1117 yang dibuat sampai saat ini. Sebuah varian sempat dievaluasi oleh Korps Marinir Amerika Serikat sebagai bagian dari program ranpur Mine Resistant Ambush Protected (MRAP). Namun ada Mei 2007 disebut gagal dalam pengujian balistik di Aberdeen Proving Ground.
Yunani sampai akhir 2021 akan menerima 450 unit dan keseluruhan 1.200 unit M1117 akan diterima Yunani pada April 2022. (Bayu Pamungkas)
Bismillah,kapan Indonesia dapat mengembangkan produk n.250 karya terbaik mendiang almarhum bapak Prof.Dr.habibie dengan pengembangan seperti jet tempur YAitu sensor dan data fusion, kemampuan electronic warfare, AESA Radar, advanced MMI concept, dan integrated testability covering all system (self-diagnosis available).
Kemudian memiliki integrated sensor suite yang cukup kompleks dimana pesawat dapat berbagi informasi melalui data link dengan pesawat AEW dan Ground station serta dilengkapi dengan AESA Radar, integrarted Passive Optronic Identification, dan Spectra Integrated Electronic Warfare Suite, semoga ditahun 2022 dapat dijadikan acuan pilot projek n.250,meningkat sampai mampu memproduksi pesawat c.130 seri j dan A.400 atlas,coba mari kalkulasikan berpa banyak tenaga kerja yang diserap didalamnya.mari anggota komisi I DPR RI dapat membantu memberikan kemudahan dalam hal produksi n.250,bila dapat kerja sama dengan Turki.
Dari aspek persenjataan, tidak ada yang terlalu menonjol dari M1117, mengingat tupoksi ranpur ringan lebih untuk patroli terbatas. Kombinasi senjata paling tinggi di M1117 yakni adopsi kubah yang berisi senapan mesin berat M2HB 12,7 mm dan pelontar granat otomatis MK19.
Jika dicermati artikel di atas diantaranya adalah dari aspek persenjataan yang tidak terlalu menonjol dibandingkan pilihan Komando.
Karena produksi luar, perbaikan ataupun rekondisi untuk melanjutkan kemampuan bertahan hingga 15 – 20 tahun membutuhkan tenaga ahli luar dan komponen dari luar, hal berbeda jika produksi dalam negri yang diproduksi oleh PT Pindad yang sudah pasti sebagian besar tenaga ahlinya adalah bangsa kita sendiri dan karena diproduksi di dalam negri sudah dapat dipastikan nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negri) jauh diatas produk luar.
Selain dapat menjaga kemandirian alusita, cash flow, keterampilan tenaga ahli Indonesia dan lainnya, kita juga dapat menjadikannya Komando menjadi potensi ekspor dan juga penyepurnaan untuk Komando.