Cope West 2018: Tiga Jenis Rudal Udara ke Udara Disiapkan Untuk F-16 di Lanud Sam Ratulangi
|Ajang latihan tempur Cope West 2018 kini tengah berlangsung di Lanud Sam Ratulangi, Manado (12 – 23 Maret 2018). Dua belas unit F-16 C/D, masing-masing enam unit dari TNI AU dan AU AS (USAF) ikut terlibat dalam melakukan simulasi joint operation dan air combat maneuver. Dan diantara hal yang unik dari latihan bilateral ini adalah turut diusungnya rudal udara ke udara oleh TNI AU dan USAF. Setidaknya di Lanud Sam Ratulangi ada tiga jenis rudal udara ke udara buatan Raytheon yang dibawa oleh kedua negara.
Delegasi USAF yang memboyong F-16 C/D Block50 dari Misawa, Jepang, diketahui membawa dua jenis rudal udara ke udara, yakni AIM-9X Sidewinder dan AIM-120 AMRAAM (Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile). Sementara TNI AU dengan enam unit F-16 C/D Block52ID juga menyertakan rudal udara ke udara AIM-9P4 Sidewinder.
Walau jelas tertinggal dalam kemampuan pesawat dan persenjataan, namun pengadaan AIM-9X dan AIM-120 AMRAAM sudah dicanangkan, dan jika tak ada aral melintang tak lama lagi akan melengkapi kekuatan F-16 A/B Block15 OCU dan F-16 C/D Block52ID.
Sedikit flashback tentang Sidewinder yang digotong F-16 TNI AU di Cope West 2018, rudal ini memiliki kecepatan luncur Mach 2.5 Mach dalam tempo waktu 2,2 detik. Jangkauan tembak efektif rudal ini 17,7 km dengan durasi terbang maksimal 60 detik. Bobot AIM-9P4 sidewinder yang didatangkan pada masa pengadaan F-16 A/B sekitar 78 Kg.
Sebagai pemburu panas, AIM-9P4 Sidewinder tak harus menguber sasaran dari posisi belakang sasaran. Rudal ini akan membidik panas yang ditimbulkan oleh perbedaan suhu akibat gesekan bodi pesawat dengan udara. Dengan demikian AIM 9 P4 bisa ditembakkan meskipun pesawat musuh datang dari depan dalam posisi berhadapan.
Sementara AIM-9X Sidewinder yang digotong F-16 USAF di Cope West 2018, merupakan versi termutakhir dari Sidewinder yang mampu menghancurkan target di jarak 20 Km, mulai dikembangkan pada tahun 1996. AIM-9 memppunyai kemampuan first shot dan first kill yang lebih responsif. Rudal ini dilengkapi thrust vectoring yang terhubung ke guidance fins, artinya rudal dapat menguber target yang berbelok sekalipun. Radius putar AIM-9X mencapai 120 meter, dengan kemampuan ini, saat penembakan pesawat peluncur tidak lagi harus melakukan manuver untuk menyesuaikan dengan target. Cukup lepas AM-9X, selanjutnya rudal akan menguber target sendiri.
Kemudian yang paling kampiun di Cope West 2018 adalah AIM-120 AMRAAM, rudal ini masuk kategori Beyond-Visual-Range Air-to-Air Missile (BVRAAM). Dengan kecepatan Mach 4, rudal dengan pemandu inertial guidance dan terminal active radar homing ini dapat melesat di rentang 70 – 125 km. Selain bakal digunakan untuk kebutuhan TNI AU, nantinya rudal hanud NASAMS (Norwegian Advanced Surface to Air Missile System) yang akan memperkuat Detasemen Pertahanan Udara Paskhas juga bakal mengadopsi platform AMRAAM.
Baca juga: Belum Termasuk Rudal AMRAAM, Kontrak Pengadaan NASAMS Untuk Indonesia Bernilai US$77 Juta
Gunakan ACMI KITS
Dalam gelaran latihan tempur Cope West 2018, setiap pesawat dilengkapi dengan sistem ACMI (Air Combat Maneuvering Instrumentation) pod. Penggunaan ACMI pod memungkinkan dua pesawat tempur atau lebih untuk menyimulasikan pertempuran udara jarak dekat alias dog fight tanpa perlu melepaskan rudal sungguhan yang tentu saja sangat beresiko dan mahal.
ACMI Pod juga memungkinkan simulasi antar dua pesawat yang beda jenis (Dissimilar Air Combat Training) seperti antara F-16 Fighting Falcon dengan F/A-18 Hornet. TNI AU menggunakan sistem ACMI KITS yang dipasang ke pesawat tempur dan software serta perangkat pembaca yang dibuat oleh Cubic Corporation. (Gilang Perdana)
Sekalian nanti latihan ke laut natuna utara biar ketemu PLA china berani gak ? Xixixi
JIKA ADA MBAH BOWO PASTI AKAN KASIH KMENTAR BERBEDA <<< Sayang sudah tidak edar lagi <<<<<<
Yang punya tni au yang mana ya? Nggak kefoto atau tersamarkan pada gambar diatas
Heran, simulasi joint operation buat apaan maksudnya. Emgnya kita sekutu amrik gitu bkl perang bareng?
Yang enggak lah cuman saling bagi2 pengetahuan aja mas
namanya latihan kok ditanya buat apa..semua angkatan udara di dunia mau dan kepingin latih tanding dg USAF..gak mesti sekutu.
Mohon pencerahan min, apakah TNI AU memiliki sistem ACMI pod sendiri atau hanya pinjam saja pada saat latihan dengan USAF? Bagaimana dengan ACMI pod sukhoi TNI AU?
Sistem ACMI pod-nya dijamin milik TNI AU kok 🙂
@raptor2701
Sepengetahuan ane, sukhoi kita belum punya ACMI pod (nggak kompatibel dg buatan Cubic)…kalo malaysia kan pake ACMI pod buatan DRS Technologies (perusahaan dari amrik) yg kompatibel dg pesawat su-30 mkm, su-29, f-18 , hawk-100/200 dan aermachi