Update Drone KamikazeKlik di Atas

‘Cockpit Nave’ di KRI Brawijaya 320 dan KRI Prabu Siliwangi 321 – Navigasi Anjungan Super Modern ala Kokpit Pesawat di kapal Perang TNI AL

Selain meriam Leonardo (Otobreda) 127/64 dan Leonardo Strales Sovraponte 76/62, dengan kedatangan KRI Brawijaya 320 dan KRI Prabu Siliwangi 321- fregat PPA (Pattugliatore Polivalente d’Altura) Paolo Thaon di Revel class dari Italia, maka TNI AL juga akan diperkenalkan dengan teknologi navigasi anjungan modern, yang bukan hanya serba canggih, tapi juga menjadi yang pertama di dunia, yakni ‘Cockpit Nave.’

Baca juga: KSAL Hadiri Upacara Penggantian Nama Dua Fregat PPA TNI AL, Kini Resmi Menjadi KRI Brawijaya 320 dan KRI Prabu Siliwangi 321

Cockpit Nave dirancang menyerupai kokpit pesawat untuk tata letak anjungan kapal. Desain Cockpit Nave dikembangkan oleh Fincantieri dan Leonardo S.p.A. untuk meningkatkan efisiensi dan ergonomi dalam pengoperasian kapal perang modern.

Karakteristik Cockpit Nave mencakup antarmuka mirip kokpit pesawat dengan sistem digital yang menggunakan tampilan layar sentuh dan kontrol terpusat. Hal tersebut menghasilkan tingkat otomatisasi tinggi dan mampu mengurangi beban kerja awak dengan integrasi sistem sensor dan navigasi.

Tidak seperti halnya anjungan pada kapal perang konvensional, Cockpit Nave pada fregat PPA hanya dioperasikan oleh dua orang, mirip dengan konsep pilot dan kopilot di pesawat, hanya membutuhkan dua operator utama untuk navigasi dan kontrol kapal.

Konsep Cockpit Nave lahir dari kebutuhan Angkatan Laut Italia untuk meningkatkan efisiensi pengoperasian kapal perang modern, khususnya pada fregate PPA. Pengembangan Cockpit Nave dipimpin oleh Fincantieri (galangan kapal Italia) dengan dukungan dari Leonardo S.p.A., perusahaan teknologi pertahanan yang bertanggung jawab atas sistem navigasi dan integrasi elektronik.

Dalam proyek Cockpit Nave, Fincantieri fokus pada desain anjungan dan tata letak ergonomis. Sementara Leonardo mengembangkan sistem antarmuka digital, sensor, dan otomatisasi.

Konsep ini terinspirasi dari “glass cockpit” di pesawat tempur dan pesawat komersial modern, yang mengurangi ketergantungan pada instrumen analog dengan layar multifungsi dan kontrol digital.

Pengembangan Cockpit Nave dimulai bersamaan dengan proyek PPA yang diumumkan pada tahun 2015 sebagai bagian dari program peremajaan kapal Angkatan Laut Italia. Setelah serangkaian pengujian, desain ini pertama kali diimplementasikan pada PPA pertama, ITS Paolo Thaon di Revel, yang mulai beroperasi pada Juli 2022.

Cockpit Nave sangat bergantung pada integrasi digital, otomatisasi, dan desain ergonomis, yang memungkinkan pengoperasian kapal dengan lebih sedikit awak dibandingkan kapal perang konvensional.

Cockpit Nave menggunakan konsep “Glass Bridge”, mirip dengan glass cockpit pada pesawat modern. Ini berarti sebagian besar instrumen analog telah dihilangkan dan digantikan oleh layar sentuh dan sistem digital. Dua operator utama yang menjalankan navigasi, kontrol mesin, dan sistem sensor.

Layar multifungsi (MFD – Multi Function Display) menampilkan berbagai informasi seperti radar, sonar, autopilot, dan sistem tempur. Sistem Augmented Reality (AR) juga hadir dapat membantu dalam manuver kapal dengan tampilan overlay digital pada jendela anjungan. Dan Cockpit Nave mengadopsi joystick dan touchscreen interface menggantikan sebagian besar tuas dan tombol fisik.

Lebih canggih lagi, Cockpit Nave tidak hanya berfungsi untuk navigasi, tetapi juga mengintegrasikan sistem tempur secara langsung ke dalam anjungan. Seperti Multi-Sensor Fusion, yakni data dari radar, sonar, dan elektro-optik diproses dalam satu tampilan digital.

Cockpit Nave di frigat PPA tidak hanya berfungsi sebagai pusat navigasi, tetapi juga terintegrasi langsung dengan sistem tempur. Semua persenjataan dapat dikontrol dari anjungan melalui Combat Management System (CMS) Leonardo SADOC 4, yang memungkinkan operator di anjungan untuk memantau, menargetkan, dan menembakkan senjata tanpa harus berpindah ke pusat kendali/informasi tempur (CIC – Combat Information Center).

MBDA Teseo MK2E ‘Evo’ – Rudal Jelajah Anti Kapal/Permukaan Generasi Terbaru AL Italia

Dan yang tak kalah penting, Cyber Security & Redundancy, yaitu proteksi terhadap serangan siber dengan sistem backup untuk menjaga kendali kapal.

Meski mengacu pada desain kokpit pesawat, namun Cockpit Nave tidak memiliki fly-by-wire seperti pesawat, tetapi menggunakan sistem navigasi dan kontrol berbasis komputer yang setara dengan konsep FBW dalam penerbangan. Prinsipnya lebih mirip dengan “Ship-by-Wire”, di mana perintah kemudi dan navigasi dikontrol sepenuhnya oleh elektronik dan kecerdasan buatan, tanpa hubungan mekanis langsung.

Saat ini, Cockpit Nave baru digunakan di fregate PPA, tetapi desain ini kemungkinan besar akan diadopsi untuk kapal perang Italia masa depan. Negara lain dengan kapal perang berteknologi tinggi, seperti Perancis, Inggris, dan Jerman, juga dapat tertarik untuk mengembangkan konsep serupa.

Selain itu, integrasi lebih lanjut dengan teknologi AI dan kontrol otonom berpotensi menjadikan Cockpit Nave sebagai standar baru dalam desain anjungan kapal perang modern. (Gilang Perdana)

Leonardo Strales Sovraponte 76/62 – Meriam “Superfiring” di OPV/Frigat PPA Paolo Thaon di Revel Class TNI AL

2 Comments