Cina Uji Coba Tongkang Pendarat Raksasa, Tanda Waktu Invasi ke Taiwan Kian Dekat?
|Mungkin hanya Xi Jinping dan segelintir elit di Beijing yang mengetahui persis kapan Cina benar-benar akan menginvasi Taiwan. Namun, menuju D-day serangkain persiapan dan latihan terus digelar militer Cina, baik lewat udara dan yang melibatkan kapal perang, serta kemampuan serangan dan pendaratan amfibi. Nah, yang disebut terakhir rupanya belum lama menjadi perhatian global.
Baca juga: Tertangkap Basah! Tongkang Cina ‘Jembatani’ Ranpur. Bukti Kesiapan Cina Invasi Taiwan?
Dari video yang viral di media sosial, dalam cuaca berkabut, militer Cina tengah menguji penggunaan tongkang serta kapal serbu amfibi yang diduga bakal digunakan saat invasi ke Taiwan. Kapal serbu amfibi dirancang untuk menurunkan kendaraan lapis baja dari tongkang sipil ke garis pantai yang belum dipersiapkan, memicu spekulasi tentang tujuan penggunaannya dalam kemungkinan invasi Taiwan.
Beberapa kapal khusus ini, kemungkinan antara tiga dan lima, mungkin lebih, terlihat di galangan kapal Guangzhou di Cina selatan. Tongkang-tongkang ini dilengkapi dengan jalur landai yang diperpanjang, konfigurasi yang menurut para ahli dioptimalkan untuk pengerahan pasukan yang cepat ke pantai Taiwan.
Masing-masing tongkang yang berorientasi pada invasi ini memiliki jalur landai yang sangat panjang, membentang lebih dari 120 meter, yang memungkinkan kendaraan untuk beralih langsung dari kapal pengangkut di pesisir ke darat. Bagian belakang mencakup platform terbuka yang memfasilitasi operasi dok dan bongkar muat. Beberapa tongkang juga memiliki kaki penstabil yang dapat diturunkan ke dasar laut, memastikan stabilitas platform bahkan dalam kondisi cuaca buruk.
Fleet Of Special Barges Suitable For Taiwan Landings
via WeChat Channels@观诲长郎 https://t.co/BFjuxQjG5R pic.twitter.com/3evM4JhHFv— 笑脸男人 (@lfx160219) March 13, 2025
Tongkang-tongkang ini dirancang untuk berfungsi sebagai dermaga terapung, yang memungkinkan kendaraan militer, tanker bahan bakar, dan dukungan logistik untuk bergerak dari kapal pengangkut ke pantai tanpa perlu pelabuhan yang mapan. Kemampuan ini akan sangat penting dalam operasi amfibi skala besar di mana Cina berupaya membangun pijakan di garis pantai musuh.
Konsep di balik tongkang-tongkang ini mirip dengan “Mulberry harbors” yang digunakan oleh pasukan sekutu selama invasi Normandia tahun 1944 saat Perang Dunia II. Mirip dengan dermaga apung tersebut, tongkang-tongkang invasi Cina tampaknya telah dikembangkan dengan cepat dan dengan tujuan operasional yang jelas. Sementara prototipe yang lebih kecil telah diamati sejak awal tahun 2022, pembangunan beberapa unit baru-baru ini menunjukkan percepatan proyek.
🚨Images from Chinese social media show newly constructed ‘invasion barges’ operating at a beach in the South China Sea, SAR imagery helps pin point the location & the ongoing amphibious landing exercise !
read more about the barges here – https://t.co/NjHVzZUohn pic.twitter.com/JfGH5lV2Kn
— Damien Symon (@detresfa_) March 13, 2025
Guangzhou Shipyard International (GSI), pemain kunci dalam ekspansi angkatan laut Cina, telah menjadi pusat produksi kapal-kapal non konvensional, termasuk kapal permukaan tak berawak besar dan kapal induk pesawat ringan. Munculnya tongkang serbu amfibi ini menggarisbawahi upaya Cina yang sedang berlangsung untuk memodernisasi dan memperluas kemampuan peperangan ekspedisinya.
Sementara itu, citra satelit terbaru memperlihatkan fasilitas dari Guangzhou Shipyard International (GSI) di Pulau Longxue, tepat di tenggara kota Guangzhou, mengonfirmasi bahwa tiga tongkang jack-up yang terlihat sedang dibangun di sana telah berangkat. Perkembangan ini diidentifikasi oleh Tom Shugart, seorang peneliti senior tambahan di lembaga pemikir Center for a New American Security (CNAS).
UPDATE: three of the PRC’s new landing ships (I called them T-LPTs) have left the GSI Longxue shipyard. 🚨🚨🚨 https://t.co/CpBIVr8svG
— Tom Shugart (@tshugart3) March 13, 2025
Pengembangan tongkang-tongkang ini sejalan dengan strategi militer Cina yang lebih luas untuk meningkatkan kemampuannya dalam melakukan operasi amfibi skala besar.
Sementara, pertahanan Taiwan sangat bergantung pada upaya mencegah pendaratan yang berhasil, dan pengenalan platform ini dapat mengubah keseimbangan dengan memungkinkan pengerahan peralatan berat Cina secara cepat ke pantai-pantai yang sebelumnya dianggap tidak dapat dilewati. (Bayu Pamungkas)
Foto Satelit: AL Cina Gelar Latihan Pendaratan Amfibi Berskala Besar dengan Kapal Ferry Sipil
Manuver China hanya pura2 saja untuk politik, Karena China tahu lebih banyak rugi nya daripada untung nya kalou nyerang Taiwan, Pulau Taiwan unyil, minim hasil bumi nya, lebih banyak di industri lokal saja, dan pasti bumi hangus kalou terjadi perang,
Beda dengan Ukro, hasil bumi nya banyak, tanahnya luas, maka jadi rebutan Ruskie & grup barat, Jadi ngimpi lah yg ngarep tawuran antar China😁
oooh, terimakasih infonya min
“Pengembangan tongkang-tongkang ini sejalan dengan strategi militer Cina yang lebih luas untuk meningkatkan kemampuannya dalam melakukan operasi amfibi skala besar.”
Strategi militer yang lebih luas, ada kata luas di sini belum tentu sasarannya hanya Taiwan saja kan tapi lebih umum lagi karena menyangkut soal keamanan kawasan Asia-Pasifik, pemerintah Tiongkok benar-benar mempersiapkan diri untuk menghadapi perang skala besar di kawasan khususnya untuk gelar operasi amfibinya
min, banyak berita indonesia beli kapal induk italia, itu benar atau hanya rumor?
Masih jauh dari kata “beli”, baru sebatas tanya2 karena minat