Update Drone KamikazeKlik di Atas

Cina Tawarkan ‘Paket Menarik’ Jet Tempur Chengdu J-10CE ke Brasil, Tapi Minta Akses ke Pusat Peluncuran Antariksa

Memanfaatkan kedekatan sebagai sesama anggota BRICS, jurus marketing Cina mulai mendekati militer Brasil, yakni ada kabar bahwa Cina menawarkan jet tempur Chengdu J-10CE ke Negeri Samba. Namun, penjualan jet tempur rupanya bukan tujuan utama Cina ke negara di Amerika Latin itu.

Baca juga: Zhuhai Airshow 2024 – Cina Tampilkan Chengdu J-10CE ‘Pakistan’ dengan Konfigurasi Pylon Rudal Baru

Sumber-sumber pertahanan di Brasil melaporkan bahwa Cina telah memberikan tawaran kepada Brasil untuk memperoleh jet tempur multirole generasi keempat Chengdu J-10CE. Tawaran tersebut dikatakan untuk menjembatani kesenjangan jet tempur (fighter jet gap).

Chengdu J-10 yang sering digambarkan sebagai platform yang hemat biaya dan berkemampuan tinggi, ditawarkan untuk mengisi peran penting dalam Angkatan Udara Brasil, menjembatani kesenjangan antara kemampuan serang ringan EMB-314 Super Tucano dan fungsi multirole canggih dari jet tempur Saab Gripen E/F buatan Swedia, yang secara bertahap telah bergabung ke dalam arsenal Angkatan Udara Brasil.

Seperti dikutip Bulgarianmilitary.com, media Brasil Veja mengklaim bahwa negosiasi antara kedua negara memang dilakukan tetapi akhirnya berakhir tidak menguntungkan bagi proposal Cina.

Tawaran Cina terbilang menarik, pasalnya ada klausul ‘sumbangan’ beberapa unit J-10CE, sebuah isyarat yang dapat dilihat sebagai insentif strategis.

Tentu ‘tidak ada makan siang gratis’, Cina berupaya mendapatkan akses ke Pusat Peluncuran Alcantara di Maranhão, lokasi penting untuk meluncurkan satelit ke orbit, yang akan memberi Cina pijakan yang berharga dalam infrastruktur luar angkasa di Amerika Selatan.

Masuknya penawaran Cina terkait perkembangan yang terjadi di tengah upaya modernisasi militer Brasil. Lebih dari satu dekade lalu, Brasil menandatangani kontrak penting dengan Saab untuk membeli 36 jet tempur Gripen—28 kursi tunggal dan delapan kursi ganda—dengan pengiriman yang dijadwalkan akan diperpanjang hingga 2027. Namun, penundaan telah memengaruhi jadwal ini, dengan kemungkinan perpanjangan.

Orang dalam Kementerian Pertahanan Brasil menyatakan meski Cina sering menawarkan berbagai perangkat keras militer ke Brasil, kendala anggaran negara yang terus-menerus sering kali menghambat atau menghentikan sepenuhnya diskusi ini.

Penolakan terhadap J-10CE, meskipun persyaratannya menguntungkan, mencerminkan interaksi yang rumit antara keterbatasan finansial, keberpihakan geopolitik, dan komitmen Brasil terhadap strategi pengadaan pertahanannya saat ini, yang berpusat di sekitar program Gripen.

Selain itu, potensi penggunaan Pusat Peluncuran Alcantara oleh Cina dapat memicu kekhawatiran di antara sekutu tradisional Brasil, khususnya Amerika Serikat, mengingat pentingnya lokasi tersebut secara strategis dan implikasinya terhadap dinamika keamanan regional.

Alcântara Launch Center
Pusat Peluncuran Alcântara (Alcântara Launch Center), atau dalam bahasa Portugis Centro de Lançamento de Alcântara (CLA), adalah fasilitas peluncuran antariksa yang terletak di negara bagian Maranhão, Brasil.

Ini adalah salah satu dari dua fasilitas peluncuran utama Brasil, bersama dengan Centro de Lançamento da Barreira do Inferno (CLBI) di Natal, Rio Grande do Norte.

Fasilitas ini diresmikan pada tahun 1983 oleh Angkatan Udara Brasil (FAB) dan dikembangkan untuk mendukung program antariksa Brasil, terutama peluncuran roket VLS (Veículo Lançador de Satélites).

Pusat Peluncuran Alcântara lokasinya dekat dengan khatulistiwa, yang ideal untuk peluncuran satelit ke orbit geostasioner. Posisi ini memberikan keuntungan besar dalam peluncuran satelit, karena memungkinkan penghematan bahan bakar hingga 30% dibandingkan lokasi yang lebih jauh dari khatulistiwa. Selain itu, fasilitas peluncuran ini punya akses langsung ke lautan luas, yang memberikan jalur peluncuran aman tanpa risiko pada populasi darat. (Bayu Pamungkas)

Buntut Perang Ukraina, Rusia dan Perancis Saling ‘Bajak’ Wahana Antariksa, Kok Bisa?

2 Comments