Cina Punya Harbin Z-20 “CopyHawk,” Tiruan Sikorsky Black Hawk dengan Mesin Lebih Kuat

Dikenal sebagai ‘peniru’ ulung, menjadikan Cina terus giat dalam melakukan reverse engineering di bidang alutsista. Salah satu kabar terbaru yang ramai di jagad maya adalah kemunculan sosok helikopter ‘tiruan’ dari UH-60 Black Hawk buatan Sikorsky. Meski kerap bersitegang secara politik dengan Amerika Serikat, AD Cina (People’s Liberation Army) diketahui justru mengoperasikan sejumlah keluarga (S-70) Black Hawk.

Baca juga: Bukan UH-60M, Helikopter Black Hawk Untuk TNI AD Adalah S-70i

Dan mungkin karena puas dengan kinerja Black Hawk dan menangkap peluang ekspor, lantaran helikopter angkut sedang ini laris manis di pasaran, menjadikan manufaktur Harbin Aircraft Industry Group merilis Black Hawk ‘Kw’ yang diberi label Harbin Z-20 atau Zhi-20.  Karena sangat mirip dengan Black Hawk, tak sedikit yang member label Z-20 sebagai “Copyhawk.”

Meski tampilan dan desain antara Black Hawk dan Z-20 mirip, namun bila dicermati masih ada pembeda diantara kedua helikopter ini, persisnya Z-20 mengusung lima bilah baling-baling dan rangka sambungan dari ekor ke badan (fuselage) lebih bersudut. Pihak Harbin menyebut rancangan baru tersebut memberikan Z-20 punya daya angkat lebih besar, kapasitas kabin lebih besar dan daya tahan terbang lebih lama dari Black Hawk asli.

Perbandingan antara Black Hawk (bawah) dan Harbin Z-20 (atas).

Ditambah Harbin Z-20 sudah mengusung teknologi fly by wire dan pada tail spine dipasangi modul komunikasi satelit serta sistem navigasi satelit BeiDou. Bicara daya angkut, Z-20 dapat membawa 12 – 15 paskan bersenjata lengkap. Kapasitas payload Z-20 adalah 5 ton, terdiri dari payload interal 1 ton dan payload eksternal 4 ton. Dalam hal ini Z-20 dapat mengangkat kargo dengan sling (kabel), pada skema ini helikopter dapat menggotong meriam tarik kaliber 105 mm.

Seperti halnya Black Hawk, Z-20 juga dapat dipersenjatai, baik senjata di door gun maupun senjata di pods, pilihannya seperti roket dan rudal anti tank, serta rudal udara ke udara jarak pendek. Helikopter ini nampak dipersiapkan untuk mendukung operasi di malam hari, salah satunya dengan adopsi nose mounted yang berisi sensor FLIR (Forward Looking Infrared) dan kubah camera/TV.

Meski belum ada rilis resmi tentang jenis mesin yang digunakan, namun beberapa literasi menyebut Z-20 mengadopsi sepasang mesin turboshaft WZ-10 yang menyediakan tenaga 1.600 kW (sekitar 2.145 shp) per mesinnya. Sebagai perbandingan, Black Hawk menggunakan sepasang mesin GE T700-701D dengan tenaga 1.500 kW (sekitar 2.011 shp) per mesinnya.

Secara teknis Z-20 dapat terbang sampai ketinggian 4.000 meter. Bobot maksimum Z-20 ditaksir sekitar 10 ton dan mampu melakukan hovering pada ketinggian 910 meter. Harbin Z-20 dapat terbang dengan kecepatan maksimum 360 km per jam, dan kecepatan jelajah 290 km per jam.

Hadir dari sebuah kontroversi

Pada dekade 90-an, militer Cina telah mengakuisisi 24 unit helikopter S-70 Black Hawk dengan mesin General Electric T700-701A yang ditingkatkan, kinerja helikopter ini disebut-sebut jauh lebih baik ketimbang Mi-17V5, khususnya pada pengoperasian di wilayah pegunungan. Lantas Cina mendeklarasikan proyek ‘helikopter 10 ton’ yang dimulai pada tahun 2006.

Uniknya, baru pada 23 Desember 2013 sosok Z-20 terbang perdana, dan mulai masuk penugasan AD Cina pada tahun 2018. Yang menarik, beberapa analis militer menyebut kehadiran Z-20 tak bisa dilepaskan dari jatuhnya sebuah Black Hawk yang mengangkut pasukan khusus AS dalam operasi penyerbuan ke rumah Osama Bin Laden di Pakistan pada 1 Mei 2011. Rumor yang berhembus, saat itu pasukan elite AS (SEAL) menggunakan varian Black Hawk dengan kemampuan khusus.

Kabar yang berkembang pihak Pakistan mengizinkan pejabat Cina untuk melihat dan memeriksa puing-puing Black Hawk yang jatuh tersebut. Dalam hal ini, kedekatan Cina dan Pakistan dalam aliansi militer tentu sudah menjadi rahasia umum.

Baca juga: Kejar Target Helikopter di MEF II, Kemhan Resmi Order 8 Unit H225M Caracal dan 9 Unit Bell-412EPI

Untuk Indonesia, nama Black Hawk santer diberitakan akan diakuisisi beberapa tahun silam, persisnya merujuk ke varian S-70i Black Hawk. Namun rencana pengadaan Black Hawk sepertinya kandas lantaran Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah memilih kontrak pengadaan (lanjutan) varian NBell-412 untuk Puspenerbad TNI AD. (Gilang Perdana)

8 Comments