Update Drone KamikazeKlik di Atas

Cina Percepat Produksi Pesawat Amfibi Terbesar di Dunia, AG-600 Flying Boat

Setelah sukses penerbangan perdana prototipe kedua AG-600 ‘Kunlong’ Flying Boat pada September 2022, pemberitaan seputar pesawat amfibi terbesar di dunia tersebut seolah sepi. Publikasi alutsista Cina lebih dominan pada kabar pengembangan kapal induk, jet tempur, kapal selam dan kapal permukaan. Namun, belum lama ada berita yang mengaitkan eksistensi AG-600, yakni perakitan produksi AG-600 akan dipercepat.

Baca juga: Prototipe Kedua Pesawat Amfibi Terbesar di Dunia AG-600 ‘Kunlong’ Sukses Terbang Perdana

Seperti dikutip Financialexpress.com (9/8/2024), perakitan AG-600 telah dipercepat dengan kedatangan komponen-komponen penting baru-baru ini di Zhuhai. Batch pertama dari komponen-komponen utama, termasuk badan pesawat (fuselage) bagian tengah dan bagian sayap, yang diproduksi oleh AVIC Xi’an Aircraft, tiba pada tanggal 3 Agustus. Kemudian diikuti dengan pengiriman komponen-komponen tambahan, seperti fairing peluncur utama, pelat pelindung, dan sirip punggung, yang diproduksi oleh Aviation Industry General Aviation North China Company pada tanggal 5 Agustus.

Lebih dari itu, AG-600 telah berhasil menyelesaikan inspeksi kesesuaian produksi, yang menandai tonggak penting dalam proses perakitannya. Dengan perkembangan ini, AG-600 selangkah lebih dekat menuju produksi massal, yang menggarisbawahi kemajuan Cina dalam pembuatan pesawat.

AG-600 diproduksi oleh Aviation Industry Corporation of China (AVIC) adalah pesawat amfibi terbesar di dunia, yang memiliki kapasitas muatan yang mengesankan yaitu 50 pasukan atau 12 ton peralatan. Pesawat ini dirancang untuk berbagai aplikasi militer, termasuk pencarian dan penyelamatan, patroli, dan transportasi personel, perbekalan, senjata, dan amunisi. Analis pertahanan global menyebut pesawat ini merupakan aset vital bagi Tentara Pembebasan Rakyat Cina.

Kemampuan AG-600 memungkinkan Beijing untuk merespons situasi di Laut Cina Selatan dengan cepat, menjangkau lokasi mana pun dalam hitungan jam dari pangkalan di pesisir seperti Zhuhai atau Hainan. Pesawat ini merupakan komponen utama dari strategi Cina untuk meningkatkan kemampuan penerbangan militernya.

Kehadiran AG-600 juga bisa memiliki implikasi signifikan bagi India, khususnya di wilayah Ladakh Timur. Kemampuan AG-600 untuk mendarat di danau alam yang besar seperti Pangong Tso memungkinkan militer Cina untuk memobilisasi pasukan, perbekalan, dan peralatan dengan cepat, sehingga memperoleh keuntungan strategis dalam hal waktu dan ruang.

Kemampuan tersebut memungkinkan Cina untuk membangun kekuatannya dengan cepat, yang berpotensi melampaui pengerahan pasukan India dan memberikan keunggulan dalam daya tanggap operasional.

Dalam konteks strategis Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur, militer Cina dapat memanfaatkan kemampuan AG-600 dalam beberapa cara penting. AG-600 dapat menyediakan pemantauan berkelanjutan atas wilayah maritim yang luas, melacak jalur pelayaran, dan menegakkan klaim teritorial Cina. Pesawat ini juga dapat mengumpulkan intelijen berharga tentang pergerakan dan aktivitas militer asing, meningkatkan kewaspadaan situasional dan memungkinkan pengambilan keputusan yang tepat.

AG-600 dapat dengan cepat mengerahkan pasukan dan peralatan ke pulau-pulau, terumbu karang, dan beting yang disengketakan, memperkuat posisi Cina dan menanggapi serangan. Beroperasi dari laut dan darat, menggunakan pangkalan dan kapal sementara, AG-600 meningkatkan mobilitas strategis dan waktu respons, yang memungkinkan militer Cina untuk memproyeksikan kekuatan secara lebih efektif.

Pesawat ini juga dapat mengirimkan bantuan kemanusiaan dan bantuan medis ke daerah-daerah yang terkena bencana alam atau keadaan darurat lainnya, memungkinkan respons cepat dan upaya bantuan. Lebih jauh lagi, AG 600 dapat menyebarkan pelampung sonar dan peralatan anti kapal selam lainnya untuk mendeteksi dan melacak kapal selam di perairan kompleks Laut Cina Selatan.

AG-600 ditenagai empat mesin turbopropeller WJ-6 yang tiap mesinnya mampu menghasilkan tenaga 5.103 HP, AG-600 punya jangkauan terbang sampai 5.000 km. Bilah baling-baling pun sudah mengadopsi jenis six bladed constant speed propellers.

Sekilas tampilan AG-600 identik dengan US-2, mengusung empat mesin propeller, bahkan desain kaki-kaki juga terlihat serupa. AG-600 dipersiapkan untuk bisa lepas landas dengan bobot maksimum 53,5 ton. Untuk menjalankan misi water bombing, AG-600 sanggup menyedot 12 ton air dalam waktu 20 detik. Untuk misi SAR, pihak AVIC menyebut AG-600 dapat mengavakuasi 50 orang di laut dalam satu kali kesempatan. (Gilang Perdana)

AVIC AG-600 Flying Boat: “Tiruan” ShinMaywa US-2 dengan Payload Lebih Besar

3 Comments