Cina Luncurkan Unit Ketujuh Destroyer Type 055 Renhai Class, Sang Naga Makin Strong
|Kapal perusak (destroyer) Type 055 identik sebagai simbol kekuatan penggebuk Armada Laut Cina, itu bisa dipahami, pasalnya Type 055 Renhai Class adalah kapal kombatan terbesar di arsenal Angkatan Laut Cina. Dan belum lama ini ada dikabarkan, bahwa Dalian Shipbuilding Industry Company telah meluncurkan unit ketujuh destroyer Type 055.
Seperti dikutip Global Times, unit ketujuh Type 055 diluncurkan pada kesempatan perayaan Tahun Baru Imlek di Kota Zunyi, yang juga menandai penamaan kapal perang tersebut sebagai “Zunyi.”
Penyerahan Zunyi ke dalam arsenal AL Cina belum diumumkan secara resmi, tetapi seorang analis militer yang berbasis di Beijing mengatakan bahwa kemunculan kapal tersebut di laporan TV kemungkinan besar menunjukkan bahwa penerimaan kapal perusak itu tidak akan lama lagi. Sejauh ini, sudah ada beberapa Type 055 yang beroperasi, yakni Nanchang, yang bergabung dengan AL Cina pada Januari 2020, diikuti oleh Lhasa, Anshan, Wuxi, Dalian, dan Yanan.
Dengan peluncuran unit ketujuh Type 055, maka diketahui ada unit kedelapan (Xianyang) yang saat ini dalam status pembangunan di Dalian Shipbuilding Industry Company.
Destroyer Type 055 menjadi kapal perang terbesar yang diproduksi di Asia Timur pasca Perang Dunia II, dan otomatis menjadi kapal perang terbesar yang pernah dibuat oleh Cina sampai saat ini. Karena merupakan kebanggaan bagi Cina, peresmian Type 055 pertama dilakukan pada April 2019 dalam acara 70 tahun berdirinya AL Cina.
Total ada delapan unit Type 055 yang akan dibangun Cina. Dari segi rancangan, Type 055 mengadopsi conventional flared hull dengan keunggulan dapat ‘menyembunyikan’ titik tambatan, rantai jangkar, dan peralatan lainnya. Dengan bobot 13.000 ton, Type 055 dapat membawa lebih banyak persenjataan dan peralatan perang dibandingkan kapal perusak Cina lainnya.
Persenjataan unggulan Type 055 terdiri dari 112 peluncur VLS (Vertical Launch System), dimana 64 cell peluncur terdapat di bagian haluan dan 48 cell lainnya ditempatkan di bagian deck belakang. Peluncur-peluncur VLS tadi digadang untuk membawa rudal pertahanan udara HHQ-9. Sementara untuk menghadapi sasaran jarak dekat, masih tersedia peluncur rudal HHQ-10 dalam 24 cell.
Sementara senjata non rudal di Type 055 Class terdiri dari satu pucuk meriam laras tunggal H/PJ45A-130-1 kaliber 130 mm. Meriam ini dapat melepaskan 40 proyektil dalam satu menit, jarak tembak meriam ini bisa mencapai 30.000 meter. Hebatnya amunisi pada meriam ini dapat dilengkapi rocket-propelled guided shell yang menjadikan proyektil dapat menjangkau sasaran lehih jauh dan lebih presisi.
Kapal perusak ini juga dibekali satu pucuk kanon close-in weapon system (CIWS) Type 1130 yang dapat memuntahkan puluhan ribu peluru per menit untuk menetralkan rudal anti kapal yang akan menyerang.
Kapal perusak dengan propolsi Combined gas turbine and gas turbine (COGAG) ini juga membawa rudal jelajah anti kapal YJ-18, rudal jelajah serangan darat CJ-10, dan torpedo anti kapal selam.
Baca juga: Terdeteksi! Angkatan Laut Cina Bangun Lima Destroyer Type 052D dalam Waktu Bersamaan
Type 055 Renhai Class juga punya kemampuan untuk melacak satelit di orbit rendah Bumi. Bahkan, militer Cina mengklaim bila kapal perusak ini mampu menghancurkan satelit dengan keberadaan rudal hanud HHQ-9B extended range.
Destroyer Type 055 dengan panjang 180 meter dan lebar 20 meter ini dilengapi hanggar yang dapat dimuati dua helikopter anti kapal selam ukuran sedang Changhe Z-18. (Gilang Perdana)
Tetap angkatan laut Amerika paling superior, dah kenyang ciptakan konflik dimana-mana
Melihat hanud si Renhai yg strongbingits, mustahil ditembak dengan rudal subsonic, harus yg Super/hipersonic, naah..Brahmos adalah solusinya, stroongbingiits, gedong, murah meriah, mudah dibeli, Pinoy aja punya😁
Makin gila aja nih China dgn total hampir 50 kapal perusak. Meninggalkan jauh Rusia dgn 10 kapal perusak. Ada apa dgn kemampuan produksi galangan2 kapal Rusia?
Maritime Silk Road 21th Century dan klaim sepihak Laut China Selatan, memperlihatkan Tiongkok tidak main-main soal itu.
@Iwan: ah kata siapa Dhek, Cruiser Moskva yg bawa senjata lebih banyak dan lebih kuat dari Type 055 buatan China aja masih bisa tenggelam lawan rudal Subsonik. Hhhhhhhhhh
Berkaca dari tengelamnya perusak rusia di hantam rudal anti permukaan ukraina.. Makin besar ukuran makin mudah untuk di tenggelamkan. Era perusak sdh lewat. Toh sekuat apapun sistem harusnya, apabila di berondong dg rudal akan jebol juga.
Kalo terjadi konflik dengan China, mana berani Amerika head to head, lebih cenderung menggunakan metode proxy war utk menghabiskan sumber daya militer China dengan retorika konflik Taiwan. Keunggulan Amerika sekarang hanyalah mereka bisa terus mencetak dollar tanpa peduli atau terikat dengan cadangan emas. Ketika Arab Saudi maupun UEA masuk kedalam BRIC, embargo maupun sanksi ekonomi yang selalu digunakan Amerika dan sekutu hanya akan menjadi macan kertas. Iran adalah contoh embargo ekonomi Amerika tidak efektif ketika negara2 lain berhenti menggunakan dollar
@Amir: ente belajar Makro Ekonomi dari mana Dhek, The Fed gak mungkin terus-menerus cetak Dollar tanpa perhitungan. Terlalu banyak dollar akan menurunkan nilai mata uang mereka terhadap mata uang asing, jika begitu produk impor akan membanjiri USA dan membuat defisit neraca berjalan menjadi besar. Itu akan membebani ekonomi USA sendiri.
Iran: tidak dapat dikatakan benar-benar lolos dari sanksi ekonomi, karena sanksi itu baru berjalan dari tahun 2015, jadi efek sampingnya baru terasa beberapa tahun saat ini. Coba liat pertumbuhan ekonominya, apakah masih bisa berkembang diatas 3%? Liat banyak sekali demonstrasi berdarah disana yg walopun mungkin tidak berkaitan dg ekonomi dan sanksi tapi itu telah mulai berakumulasi. Coba untuk membaca sumber dari dua sisi biar lebih paham bagaimana kondisi Iran saat ini.
China ente kira bakalan menang lawan USA?? Dengan cara apa?? Nyerang Taiwan aja gak berani gitu, kalah Ama Rusia yg terang-terangan nyerang Ukraina walopun babak belur disana. Hhhhhhhhhh
Hohoho
@amir
Cadangan emas Amriki masih lebih besar dari total gabungan cadangan emas Sino + Ruskies + Euro. Tujuannya menjadikan USD sebagai mata uang dominan
Justru ketakutan Sino yang paling dekat bukan Amriki tapi Nipon. Sudah beberapa kali Sino rutin playing victim menuntut penarikan militer Amriki dari Okinawa & penolakan kenaikan anggaran militer Nipon dgn alasan kejahatan Nipon di WW2
@matrixa
Shipyard Ruskies memang paling eksotis dunia akhirat. Negara lain bisa bangun destroyer cuma 3 tahun cuma mereka flagship frigate 5500 ton 10-12 tahun
Loh ekonomi Amerika memang defisit kok,neraca perdagangan minus, Karena itu si Donald Trump bat kebijakan khusus buat negara negara yang bikin Amerika defisit neraca perdagangan dan kampanye make America great again. Amerika dalam sejarah hanya berani sendirian ketika nyerang panama. Atas dasar apa berpikir China g bakalan menang lawan amerika
@Agato Sugimura, cieee ada seorang pensboy Amrik yang panas dibilang Amrik gak berani serang Cina head to head. Apa yang dibilang sama Amir Khan ada benernya kok. Pentagon sendiri sudah sering melakukan simulasi perang Taiwan, dan hasilnya Amrik selalu kalah. Itu kalo perang konvensional, saya gak ngomong soal perang nuklir. Banyak artikelnya, bisa digoogling sendiri.
Mau menaklukan Taiwan gak sesulit di Ukraina, karena Taiwan hanya merupakan pulau kecil yang dikelilingi oleh lautan. Cukup diblokir aja laut/pelabuhan disekelilingnya, gak butuh waktu lama mereka akan kolaps sendiri. Karena ketergantugan ekonomi Taiwan yang tinggi dari espor impor. Beda dengan Ukaraina yang selain jauh lebih luas, juga dikelilingi daratan/negara2 NATO.
Cina sampe sekarang belum menyerang Taiwan karena mereka punya pertimbangan sendiri, mengingat status Cina sebagai pusat manufaktur dunia. Rusia yang perang dengan Ukarina aja dunia udah jerit2, apalagi Cina. Selain itu Cina punya garis merah yang selama tidak dilanggar oleh Taiwan, gak akan diserang. Garis merah tsb adalah deklarasi kemerdekaan. Sampe saat ini Taiwan juga gak berani mendeklarasikan hal tsb biarpun dibacking oleh Amrik. Kesimpulannya, Cina masih menjaga status quo.
Nggak usah jauh-jauh mikir perang China, Amrik, Taiwan dsb.
Pikir bangsa sendiri dulu dengan mengajukan pertanyaan seperti ini :
1. Apakah bisa arhanud kita mengatasi serangan rudal, pesawat dan drone di setiap titik di wilayah negeri ini?
2. Apakah bisa armada permukaan dan pesawat anti kapal selam kita mengatasi ancaman bawah air dari 100 unit lebih kapal2 selam di kawasan (termasuk punya China) ?
3. Apakah bisa pasukan kita menjaga dan menangkal serangan pada setiap meter garis pantai kita? Apakah mereka sudah dilengkapi alutsista yang mumpuni?
4. Apakah pertahanan pangkalan kita sudah dilengkapi alutsista yang mumpuni untuk menangkal serangan udara dan serangan lapis baja musuh?
5. Apakah kemampuan buru sergap udara kita sudah sesuai dengan setiap black flight yang ada sesuai jenis pesawat yang menyusup tanpa memboroskan biaya yang tidak perlu?
6. Apakah alutsista sensor pengawasan udara, permukaan dan bawah air sudah lengkap dan menyeluruh di setiap perbatasan dan selat?
7. Apakah pasukan kita sudah menumpas gerakan yang ada di sebelah timur berikut memusnahkan para tokoh dan anteknya yang ada di luar negeri?
dll silakan pikir sendiri.
Semakin berbahaya ke adaan Laut Natuna Utara….naga yg tdk kenal aturan akan semakin menidas,BAHAYA