Update Drone KamikazeKlik di Atas

Cina Kumpulkan Data Intelijen di Samudera Hindia Lewat Kapal Riset Shi Yan 6, India-AS-Indonesia Dirugikan

Cina belum lama ini meluncurkan kapal survei Oseanografi, Shi Yan 6, yang diawaki 60 awak untuk misi selama tiga bulan ke Pelabuhan Hambantota di Sri Lanka, tepat di depan muka India. Seperti sebelum-sebelumnya, Cina mengklaim kehadiran kapal survei tersebut murni untuk misi penelitian oseanografi, geologi kelautan, dan ekologi kelautan sehingga aman dan tidak mengancam kedaulatan negara manapun, sebuah klaim yang tentu saja ditolak mentah-mentah oleh India yang secara geografis sangat berkepentingan di Samudera Hindia.

Baca juga: Kapal Mata-mata Cina Sandar di Sri Lanka, India Kerahkan “Rukmini dan Angry Bird” untuk Cegah Penyadapan

Komodor AL India, Anil Jai Singh, mengungkapkan bahwa ‘kapal survei’ Shi Yan 6 bisa mendapatkan data pemetaan dasar laut, merekam data hidrologi untuk memahami profil lingkungan bawah laut, pengumpulan intelijen kabel bawah laut, merekam data telemetri penembakan rudal dan sebagainya.

Selain tujuan ilmiahnya, kapal-kapal survei Cina, termasuk Shi Yan 6, juga menghasilkan data mengenai kondisi dasar laut yang dapat digunakan untuk keperluan sipil dan militer. Meskipun data seismik sangat penting dalam menilai kondisi geologi, keberadaan hidrokarbon, air, dan kondisi dasar laut juga memengaruhi kemampuan mendeteksi kapal selam.

Yuan Wang 5

Kapal penelitian yang terlibat dalam penelitian ilmiah juga dapat menggunakan instrumen mereka untuk pengintaian angkatan laut, mengumpulkan informasi intelijen mengenai fasilitas militer asing dan kapal yang beroperasi di sekitarnya. Ini yang membuat India cukup gerah.

Walau jalur penelitian Shi Yan 6 tidak diungkap Cina, laporan menyebut kapal itu mengumpulkan data-data di perairan dangkal Selat Malaka untuk lintasan kapal selam mereka sampai ke Pelabuhan Hambantota, Sri Lanka, yang telah dikuasi Cina sejak tahun 2017 silam. Ketika itu, pelabuhan tersebut dikuasai perusahaan sipil Cina sebelum akhirnya diakuisisi militer Cina di tahun yang sama selama 99 tahun ke depan.

Shi Yan 6 juga diyakini akan mampir ke pelabuhan Chittagong di Bangladesh dan pelabuhan Gwadar di Pakistan. Dua pelabuhan tersebut bersama pelabuhan Hambantota disebut sebagai “segitiga kematian” yang mengelilingi India.

Laporan lain juga menyebut Shi Yan 6 akan melakukan misi ‘survei Oseanografi’ di Ninetyeast Ridge atau Punggung Bukit Sembilan Puluh, sebuah punggungan tengah laut di dasar Samudera Hindia, yang terletak persis di lepas pantai Kepulauan Mentawai dan Pulau Nias. Punggungan tersebut membagi Samudera Hindia menjadi Samudera Hindia Barat dan Timur.

Para ahli angkatan laut berpendapat bahwa pembagian jarak ini -dengan menjadikan Ninetyeast Ridge sebagai ‘basis’- penting untuk operasi kapal selam. Data tersebut akan membantu kapal selam Cina dalam meningkatkan aktivitas mereka di Samudera Hindia.

Xiang Yang Hong 03

Pada bulan Agustus 2019, kapal survei Cina Shi Yan 1 sandar 460 km sebelah timur pulau Port Blair, India, di Teluk Benggala dan berujung diusir kapal perang Angkatan Laut India.

Pada bulan Desember 2019, kapal survei lainnya, Xiang Yang Hong 06, dilaporkan mengerahkan setidaknya 12 drone bawah laut di Samudera Hindia. UUV yang tahan lama ini melakukan perjalanan sekitar 12.000 km pada kedalaman 6,5 km dari permukaan laut untuk mengumpulkan data tentang arus dan sifat air.

Baca juga: Inilah Profil Xiang Yang Hong 03, Kapal Survei Cina yang Dicurigai Operasikan Sensor Bawah Air di ALKI I

Para ahli juga berpendapat bahwa kegiatan survei Cina di dekat Indonesia, kepulauan Andaman, dan Kepulauan Nikobar di India bertujuan untuk menemukan jaringan sensor ‘kail’ Angkatan Laut AS. Jaringan tersebut dirancang untuk memberikan warning ke AL AS ketika kapal selam Cina memasuki Samudera Hindia.

Sensor ‘kail’ AL AS disebut terletak dekat dengan ‘gerbang’ Samudera Hindia seperti selat Sunda dan Lombok, yang digunakan oleh kapal selam Cina untuk memasuki Samudera Hindia. Perairannya yang dangkal membuat kapal selam rentan terdeteksi. Karenanya, Cina memandang perlu mengenal wilayah tersebut semaksimal mungkin. (Alp)

5 Comments