Cina Dirikan Kantor Pemasaran untuk FC-31 Gyrfalcon, Mulai Serius Tawarkan Ekspor Jet Tempur Stealth
|Aviation Industry Corporation of China (AVIC) yang menaungi Shenyang Aircraft Corporation (SAC), manufaktur yang memproduksi jet tempur FC-31 Gyrfalcon, menyatakan akan mendirikan kantor baru untuk fokus pada penjualan dan promosi ekspor penempur stealth tersebut.
Baca juga: Jet Tempur Stealth FC-31 Gyrfalcon Tampil dengan Modifikasi Pada Kaca Kanopi
Dikutip dari GlobalTimes.cn (18/2/2022), AVIC dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada pertengahan Februari 2022 menyebut, bahwa dengan sumber daya dari SAC, lembaga penelitian Cina, dan Perusahaan Impor & Ekspor Teknologi Aero Nasional Cina, mendirikan kantor yang akan mengejar Taktik ‘berorientasi promosi’ untuk mencapai ekspor FC-31 ke negara-negara yang ditargetkan. Laporan tersebut mengatakan SAC telah kemajuan yang signifikan dalam menilai pasar ekspor untuk FC-31.
FC-31 kelak akan menjadi pesawat tempur buatan Cina ketiga yang ditawarkan untuk ekspor, bersama dengan Pakistan Aeronautical Complex/Chengdu Aircraft Industry Group (PAC/CAIG) JF-17 Thunder/FC-1 Xiaolong light fighter dan Pesawat tempur multiperan CAIG J-10.
FC-31 akan menawarkan manfaat dari desain generasi kelima (stealth) dengan biaya pengadaan yang lebih rendah dari Lockheed Martin F-35 Lightning II. AVIC mengklaim, FC-31 memiliki keunggulan tersendiri, termasuk teknologi canggih, harga yang dapat ‘diterima,’ tidak adanya batasan politik, dan layanan lengkap.
Rival F-31 di pasar penempur stealth tak lain adalah F-35. Namun, pemasaran F-35 hanya menargetkan sekutu dan mitra dekat AS. Sementara banyak negara ingin mendapatkannya, tapi mereka kekurangan anggaran atau menghadapi berbagai pembatasan ekspor yang ditetapkan oleh Washington. Sementara dari Rusia ada penempur stealth Su-75 Checkmate yang baru saja diluncurkan, namun belum melakukan penerbangan perdana.
Meski begitu, ada tantangan dalam pemasaran FC-31, yakni biaya operasi yang mungkin akan lebih tinggi daripada F-35, lantaran FC-31 mengusung twin engine. FC-31 disokong dua mesin RD-93 buatan Rusia. Belakangan Cina juga telah memasok mesin yang setara dengan RD-93, yakni Guizhou WS-13 yang tak lain copy-an dari RD-93. Belum lagi, Pemerintah Cina kurang memberi komitmen pada eksistensi FC-31, dimana belum ada kontrak pengadaan untuk AU Cina, dimana hal tersebut dapat mengurangi kepercayaan calon pembeli di pasar ekspor.
Pihak perancang berkomitmen untuk menghadirkan sosok FC-31 yang lebih ringan dan lebih kecil dari J-20. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah menghadirkan FC-31 untuk varian yang dapat dioperasikan dari kapal induk. Cina sendiri nantinya akan membutuhkan next-generation carrier-based fighter jet, mengingat saat ini, AL Cina hanya mengandalkan Shenyang J-15 sebagai satu-satunya jet tempur yang beroperasi dari kapal induk.
Resminya jet tempur stealth ini punya label Shenyang J-31, kode F-31 tak lain adalah versi ekspor dari J-31. Jet tempur ini dirancang dan diproduksi oleh Shenyang Aircraft Corporation. Oleh manufakturnya J-31 didapuk sebagai Fifth Generation Multi-Purpose Medium Fighter. Dalam jagad pecinta alutsista, J-31 atau FC-31 lebih dikenal dengan sebutan “Gyrfalcon” atau “Falcon Hawk.”
J-31 diduga dikembangkan sejak pertengahan tahun 2008. Tidak ada yang tahu pasti kapan pesawat ini mulai dikembangkan, namun, foto tentang prototipe pertama pesawat ini yang diberi nomor identifikasi model F-60 mencuat di internet pada bulan September 2011.
Fakta tentang kehadiran jet tempur J-31 kemudian mulai sedikit demi sedikit terkuak melalui berbagai foto dan video yang beredar di internet. Prototipe pesawat tempur ini melaksanakan sejumlah tes sebelum mengudara untuk pertama kali pada tahun 2012. Tes tersebut diantaranya tes high speed taxiing yakni melakukan taxi run, gerakan sebelum lepas landas, dengan kecepatan tinggi. Prototipe pesawat tempur ini kemudian melaksanakan “maiden flight” atau penerbangan perdana pada 31 Oktober 2012. Prototipe yang melaksanakan penerbangan pesawat dengan nomor 31001. (Bayu Pamungkas)
mudah dek bagi yang bisa dan mampu(itu kunci nya)yang engak bisa yah engak mudah😅
coba rudal pangul juga engak bisa di photo coppy bahkan roket juga engak bisa apa lagi engine🤣🤣🤣
Bismillah,pengembangan truk angkut 0ersonil dengan kemampuan amphibi,serta pengembangan truk yang dapat dijadikan klinik pengobatan saat bencana alam,serta memiliki ruang bedah perlu coba kita kembangkan baik itu dari buatan seperti truk Hino maupun Mercedes-Benz,semoga dengan adanya peralatan tersebut kemampuan prajurit TNI dapat lebih maksimal membantu masyarakat disaat bencana,semoga ini jadi aspirasi buat anggota komisi I DPR RI untuk bisa mengembangkan dunia otomotif ditanah air.
Bismillah sudah seharusnya tahun 2024 Indonesia mengembangkan pesawat seperti Poseidon,, Poseidon punya bekal radar surveillance AN/APY-10 besutan Raytheon. Radar ini dapat mendeteksi, mengklarifikasi dan memilah berbagai emisi elektronik lawan. Radar yang posisinya disematkan di hidung ini dapat mendeteksi perahu kecil dari ketinggian terbang maksimum (12.500 km). Selain itu, Poseidon dilengkapi sensor MX-20HD digital electro-optical/infrared (EO/IR) sebagai penuntun laser pada rudal. Yang tak kalah penting lainnya adalah sonobuoy (sonar buoy), ini merupakan perangkat vital untuk mendeteksi keberadan monster bawah laut, baik secara aktif maupun pasif.
Dalam melancarkan tugas AKS (anti kapal selam), Poseidon dilengkapi tiga peluncur putar berkapasitas 30 sonobuoy yang dapat diisi ulang. Satu lagi yang menakutkan, Poseidon punya sensor hidrokarbon yang bisa mendeteksi uap bahan bakar kapal selam…bila bapak Jokowi selaku presiden RI berminat membantu,mari pak …kita kembangkan produk pt.dirgantraaraindonesia dengan mengembangkan pesawat R.80dan jenis pesawat n.245 ,n.250 serta n.235 MPA .
Min , masak mesin WS 13 Disebut copy dr mesin Rusia , tdk semudah yg anda sebutkan min utk buat mesin peswat tempur
Spt kayakbuat pisang goreng saja sekali lihat lgs bisa di buat copy nya