Chamsuri Class – Kapal Patroli Legendaris dalam “Northern Limit Line,” Jadi Incaran Negara Dunia Ketiga
|Pembaca yang budiman mungkin pernah menonton “Northern Limit Line,” ya itu adalah film perang dengan latar kisah nyata, dimana kapal patroli AL Korea Selatan PKM-357 terlibat kontak senjata dengan kapal patroli AL Korea Utara di wilayah perbatasan yang disengketakan di dekat Pulau Yeonpyeong, Laut Kuning. Insiden pada 29 Juni 2002 tersebut terbilang perang jarak dekat antar kapal perang di era modern yang berlangsung brutal.
Dari pihak Korea Selatan yang ada di PKM-357, 6 prajurit tewas dan 18 lainnya terluka parah. Sementara dari pihak Korea Utara, 13 prajuritnya tewas dengan 25 terluka. Sayangnya dalam insiden tersebut, PKM-357 yang mengalami kerusakan berat, dan akhirnya tenggelam. Di kemudian hari sebagian jenazah anak buah kapal dan komandan kapal dapat dievakuasi menggunakan jasa kapal penyelamat kapal selam ROKS Cheonghaejin, yang informasi tentang kapal penolong ini pernah kami muat pada artikel terdahulu. Dalam insiden kontak tembak ini, kapal patroli Korea Utara tidak tenggelam namun mengalami kerusakan parah.
Nah, yang menarik disini adalah sosok kapal patroli PKM-357, ternyata ini adalah kapal perang yang diproduksi paling banyak jenisnya di Negeri Ginseng. Resminya jenis kapal ini diberi label Chamsuri class patrol boat dengan jumlah yang diproduksi mencapai lebih dari 100 unit. Lantaran dibuat dalam jumlah besar, kontrak pengadaannya pun melibatkan tiga galangan besar, yaitu Korea Tacoma, Hyundai Heavy Industries dan Hanjin Heavy Industries.
Chamsuri class mulai beroperasi pada tahun 1970, dan sedari awal dikenal sebagai kapal patroli yang dirancang kecil namun padat senjata. Perlu dicatat, ini adalah jenis kapal patroli yang memang tak dipasangi jenis senjata berupa rudal anti kapal. Di lingkup TNI AL, kapal jenis ini masuk ke dalam Satuan Kapal Patroli (Satrol), dimana bekal senjata utama yang diusung memang mentok di meriam kaliber kecil, kanon reaksi cepat dam senapan mesin berat.
Meski hanya mengandalkan persenjataan secara terbatas, untuk kelas kapal patroli, racikan senjata di Chamsuri class sudah jauh lebih unggul bila dibandingkan kapal patroli TNI AL. Chamsuri class dibekali meriam Bofors 40 mm sebagai senjata di haluan, kemudian ada dua pucuk kanon Sea Vulcan kaliber 20 mm, masing-masing ada di buritan dan dek tengah.
Sea Vulcan tak lain adalah kanon Gatling Gun M61 dengan laras putar, serupa dengan kanon yang ada di F-16 Fighting Falcon. Lain dari itu, tersedia dua dudukan untuk dua pucuk senapan mesin berat M2HB kaliber 12,7 mm. Masih kurang? para pelaut di kapal patroli ini pun bisa menambahkan pemasangan senapan mesin GPMG M60 kaliber 7,62 mm pada dua dudukan. Untuk kesemuanya, persenjataan yang ada dianggap ideal untuk pertahanan jarak dekat.
Chamsuri class tak dilengkapi kemampuan peperangan bawah air, meski begitu, kapal patroli ini sudah mengadopsi STX RadarSys SPS-100k surface search radar. Untuk meronda teritori Korsel, Chamsuri class ditenagai dua mesin diesel MTU MD538 TU90. Kapal dengan bobot 170 ton ini dapat melaju dengan kecepatan maksimum 37 knots. Dari dimensi, Chamsuri class yang diawaki 22/24 personel ini, punya panjang 37 meter dan lebar 7 meter.
Populer Digunakan Negara Dunia Ketiga
Saat ini AL Korea Selatan telah memensiunkan sebagian besar Chamsuri class, dari 100 yang pernah dibuat, kini yang aktif tinggal setengahnya. Uniknya, sebagian Chamsuri class telah berpindah tangan ke negara-negara dunia ketiga, sebut saja pengguna kapal patroli ini adalah Bangladesh Ghana, Kazakhstan, Filipina dan Timor Leste yang mendapat hibah 3 unit Chamsuri class. Guna mengenang insiden yang dikenal juga sebagai “Second Battle of Yeonpyeong,” kini telah dibangun replika PKM-357 di War Memorial of South Korea.
Baca juga: Kapal Patroli Penjaga Pantai Cina Bakal Dapat Izin Menggunakan Senjata Pada Kapal Asing
Melanjutkan kejayaan, Chamsuri class, AL Korea Selatan kini telah membangun Chamsuri class II (PKX-B), dimana kapal patroli ini dilengkapi persenjataan yang lebih modern, seperti Nex1/Hanwha 130 mm guided rocket launcher. (Gilang Perdana)
Bismillah kenapa nga ditahun 2021 sampai 2035 polairud memiliki kapal patroli jenis kelas krivak 3,kelas riga,kelas chamsuri.kenapa komisi 3 dpr ri tidak diajukan dalam budget anggaran pembelian,dinatuna butuh kapal patroli yang punya rudal,radar,sonar,torpedo.ayo di rundingkan…
Gpplah..krena mereka mmg pnya real threat tetangga yg berbatasan lgsg dgn negara mreka. Kita jg diusik cino baru2 saja..dah wajar satrol mereka senjatanya jg gahar2
Di kita kapal2 seukuran chamsuri class ini adalah kapal patroli bersenjatakan meriam ciws 30 mm.
Saya bacanya kok jadi syamsuri ya 😂
Di film nya kapal korut senjata utamanya diganti turret tank
Mungkin kita bisa juga jual kapal FPB-57 kita ke Timor Leste,Laos, or kamboja
Kapal perang Rusia walaupun kecil, tp persenjataannya lengkap. Contohnya kelas Bulyan-M yg menggotong rudal jelajah.
Sejatinya persenjataan Rusia memang sdh terkenal Sangat Strooong Bingiiiitttt. Sengada lawan.
Mohon yg lain meringis dulu yaa….😀🏃🏃🏃
strong tapi jadul mbah,asap kapal nya kayak asap bus metromini,tidak usah pakai radar otomatis ketahuan lawan
Lawan sepadannya cuma kapal pengangkut sapi………mooooooo 🐄🐄🐄
Walaupun kelihatannya strong, ada satu kelemahan kapal Rusia yang sudah ada bukti tak terbantahkan yaitu jangan sampai berjumpa dengan kapal sapi (cattle vessel), bisa langsung berubah peran kapal perang Rusia itu dari tadinya kapal permukaan berubah peran jadi kapal selam.
Malah konon kabarnya disepanjang selat bosporus, kapal2 pengangkut sapi sering membully kapal2 perang rusia yg melintas disana yg dg provokatif mengaktifkan AIS nya supaya kapal perang rusia keder duluan 😬😬😬
Itukan hanya halusinasi kalian saja. Krn memang gotongan kaprang Rusia serreeem bin Strooong Bingiittt…😀🏃🏃🏃
Ya iyalah.. Blm berpenggerak reaktor nuklir.. Ya ngebul. Coba penjelajah kirov.. NATO aja keder sm kapal kelas ini.
Buyan mah kelasnya korvet.. Beda kelas sm chamsuri atuh…. Klo mau di sandingkan ya sm PC -40 nya TNI.