Cegah Cedera Otak Traumatik pada Pasukan, Bunker Militer AS di Irak, Kuwait dan Yordania Akan Diperkuat
|Kilas balik ke tanggal 9 Januari 2020, saat itu Iran melancarkan serangan rudal balistik (Fateh-313 dan Qiam-1) ke pangkalan militer Ain al-Asad dan pangkalan militer Arbil di Irak. Kedua pangkalan militer merupakan basis dari pasukan Amerika Serikat. Serangan Iran dilakukan sebagai pembalasan atas tewasnya Jenderal Qasem Soleimani oleh rudal Hellfire R9X Ninja “Flying Ginsu” yang dilepaskan drone tempur MQ-9 Reaper di Bandara Baghdad.
Baca juga: Fateh-313 dan Qiam-1 – Dua Rudal Balistik Pembuka Serangan Iran ke Basis Militer AS
Nah, buntut dari serangan rudal balistik Iran ke basis militer AS rupanya menjadi pelajaran tersendiri bagi unit Angkatan Darat AS (US Army) yang ditempatkan di Timur Tengah. Dalam serangan rudal secara masif tersebut, dikatakan ada 100 personel US Army yang yang korban, dengan mengalami cedera otak traumatik atau Traumatic Brain Injury.
Traumatic Brain Injury (TBI) adalah jenis cedera yang terjadi pada otak akibat adanya benturan atau hentakan keras ke kepala atau badan. Suatu objek yang menembus jaringan otak seperti peluru atau pecahan tulang tengkorak, juga dapat menyebabkan cedera otak traumatik.
Berangkat dari kasus yang terjadi di Irak, satuan Zeni Angkatan Darat AS secara diam-diam telah meningkatkan kemampuan bunker untuk melindungi pasukan dari TBI. Dikutip dari Army Times (3/5/2024), bunker militer AS di Timur Tengah kini mendapat pintu baru dan perlindungan tambahan seiring dengan kejadian baru-baru ini yang menarik perhatian terhadap cedera tidak langsung yang disebabkan oleh ledakan.
Hingga saat ini, lebih dari 400 bunker beton di beberapa hotspot global telah dipasang untuk lebih melindungi pasukan AS dari dampak ledakan. “Ini akan berdampak langsung, jika pangkalan-pangkalan itu diserang dengan rudal-rudal besar dan pasukan ada di sana,” kata Brigjen Jenderal William Hannan, Komandan Army Corps of Engineers Transatlantic Division yang melayani US Central Command.
“Dengan bunker yang dipasang ini, hal ini akan memberikan perlindungan yang jauh lebih besar.”
Ketertarikan US Army pada bunker yang diperkuat dimulai pada tahun 2021. Kurang lebih setahun setelah tersiar kabar pada awal tahun 2020 bahwa lebih dari 100 anggota militer telah didiagnosis menderita cedera otak traumatis menyusul serangan rudal Iran di pangkalan udara Al Asad di Irak.
Pasca kejadian itu, Zeni Angkatan Darat AS menerbitkan pemberitahuan kontrak untuk meminta retrofit bunker. Pekerjaan tersebut akan dilakukan di Irak, Kuwait dan Yordania, seperti yang disebutkan dalam pemberitahuan tersebut. Angkatan Darat AS membutuhkan sekat dengan sistem pintu dalam jumlah yang signifikan namun tidak terbatas di seluruh negara yang disebutkan untuk memperbaiki bunker personel yang ada, dengan tujuan meningkatkan tingkat perlindungan.
Bahkan jika bunker dilindungi secara relatif, gelombang tekanan yang terjadi setelah ledakan dapat menimbulkan bahaya. Ruang yang tertutup rapat memperkuat efeknya.
“Pasukan yang berada di bunker, mereka terlindungi dari fragmentasi,” kata Hannan tentang serangan Al Asad tahun 2020 yang mengirim Korps Zeni Angkatan Darat untuk mencari solusi. “Tapi itu adalah rudal yang sangat besar, tekanan berlebih membuat mereka mengalami cedera otak traumatis.”
C90-CR BK: Senjata Anti Bunker Sekali Pakai Andalan Infanteri TNI AD
Pengerjaan proyek retrofit dimulai dengan pengujian desain bunker yang ditingkatkan di Joint Readiness Training Center di Fort Johnson, Louisiana, pada tahun 2023. Desainnya sengaja dibuat sederhana: mencakup pintu baja yang diperkuat dan penghalang tambahan di depan. pintu, serta menutupi permukaan bunker dengan karung pasir atau bahan lain yang dirancang untuk mengurangi tekanan ledakan.
Pengujian juga melibatkan metode terbaik untuk menjaga ventilasi bunker, dengan tujuan untuk menginformasikan desain konstruksi baru.
“Bisa dibayangkan, jika Anda menempatkan sekelompok tentara di bunker di puncak musim panas di Timur Tengah, keadaan di sana akan menjadi tidak nyaman atau panas,” kata Hannan.
Serangkaian bunker desain terbaru dibangun dalam formasi melingkar dan bahan peledak besar dipasang di tengahnya, untuk menguji tekanan ledakan dan kinerja pembaruan bunker. Desain yang diusulkan memiliki kinerja lebih baik dari yang diharapkan. Bahan retrofit bunker, khususnya yang menutupi permukaan struktur sengaja dibuat generik dan mudah diganti. (Bayu Pamungkas)
Hanggar ‘Bunker’ Berpintu Baja ini Membuktikan Cina Memang Siap Berperang
Baru menghadapi gerilyawan seperti opm saja kewalahan dan kalah taktik apalagi menghadapi ancaman dari negara yang tentaranya lebih moderen dan profesional 🤫
@Barudak, kalau disini itu resiko tugas bang, jadi guru saja dilempar bata, marilah kita berdoa supaya makin hari bangsa kita makin beradat dan beradab ketimuran spt jaman kakek dan nenek dulu adab dan adat Nusantara yang santun dimanapun itu…semoga
Berandai-andai bagaimana cara agar tetap bisa ngerjain orang2 yang ngumpet di dalam. Pakai bom termobarik yang gede bisa nggak ya?
Sementara Indonesia seperti tidak memikirkan untuk membangun bunker pada fasilitas militer penting seperti bandara dan pelabuhan militer atau depot senjata, apakah tentara kita kurang profesional? Membangun basis militer dipapua saja mereka melupakan penggunaan kawat berduri untuk mengelilingi markas