Setelah memulai serangkaian uji pada 11 Juli lalu, PKR (Perusak Kawal Rudal) KRI Raden Eddy (RE) Martadinata 331 kini telah dinyatakan tuntas melaksanakan semua tahapan uji coba. Mulai dari speed test, crash stop test, dan turning maneuver di perairan Basin dan Laut Jawa telah selesai dilalui. Tuntasnya semua tahapan uji KRI RE Matradinata 331 ini telah diumumkan oleh Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) pada 13 September lalu. (more…)
Bila mengacu ke eksistensi meriam Arhanud (Artileri Pertahanan Udara) di Indonesia, tak bisa dilepaskan dari persiapan Operasi Trikora di awal dekade 60-an. Hingga kini publik di Tanah Air masih sangat familier dengan meriam sepuh S-60 kaliber 57 mm Arhanud TNI AD. Di periode yang sama Korps Marinir (d/h KKO AL) juga menerima meriam PSU (Penangkis Serangan Udara) tipe M1939 K-61 kaliber 37 mm dan M1939 52-K kaliber 58 mm. Ketiganya adalah alutsista buatan Uni Soviet yang sampai kini masih beroperasi melalui program retrofit. (more…)
Mendung kelabu mungkin sedang dirasakan para awak kapal perang TNI AL, pasalnya pada puncak Latihan Armada Jaya XXXIV/2016 yang berlangsung hari ini (14/9) di Laut Jawa, rudal anti kapal C-705 buatan Cina mengalami kegagalan dalam sesi penembakkan dari KCR (Kapal Cepat Rudal) Clurit Class. Bahkan uji tembak torpedo SUT (Surface and Underwater Target) dari KRI Ajak 653 juga mengalami kegagalan dalam mengenai sasaran eks KRI Karimata 960. Padahal saat penembakkan kondisi laut sedang tenang dan cuaca cerah.
(more…)
Condongnya pengadaan alutsista TNI AL ke poros manufaktur Cina membawa pengaruh pada teknologi Combat Management System (CMS). Pasalnya meski sistem senjata modern umumnya menyajikan kompatibilitas antar vendor, namun paket integrasi alutsista yang ditawarkan bakal lebih efektif dan efisien bila berasal dari pemasok asal negara yang sama. Contohnya seperti pada jenis KCR (Kapal Cepat Rudal) Sampari Class dan Clurit Class.
(more…)
Jika tiada aral melintang, mestinya sosok KRI Bima Suci, kapal latih tiang tinggi terbaru TNI AL dari jenis barque akan diperlihatkan kepada publik pada akhir bulan September ini. Seperti telah kami sampaikan sebelumnya, prosesi pemotongan plat baja perdana (steel cutting) dilakukan pada 16 November 2015 di galangan Freire di kota Vigo, Spanyol. Setelah diluncurkan nanti, bukan berarti kapal langsung resmi dioperasikan TNI AL. (more…)
Armada peronda Lantamal (Pangkalan Utama Angkatan Laut) Koarmabar bertambah lagi, dengan resmi diluncurkannya tiga unit kapal patroli jenis KAL (Kapal Angkatan Laut) 28M Propeller besutan PT Tesco Indomaritim. Ketiga kapal patroli tersebut masing-masing adalah KAL Marapas untuk memperkuat Lantamal IV Tanjung Pinang, KAL Lemukutan untuk Lantamal XII Pontianak dan KAL Bunyu untuk Lantamal XIII Tarakan.
(more…)
Sesuai dengan kondisi lautan di wilayah Indonesia Bagian Barat, porsi terbesar kapal perang di Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) memang ditekankan pada jenis kapal cepat dan kapal patroli. Dan untuk jenis kapal cepat yang jadi andalan Koarmabar adalah KCR (Kapal Cepat Rudal) Clurit Class. Dan pada latihan puncak Armada Jaya XXXIV/2016 yang berlangsung di Laut Jawa, sekitar Banongan, Jawa Timur, Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmabar mengerahkan KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642. (more…)
Tidak hanya pasukan elite Inggris SAS (Special Air Service) yang mempunyai unit SBS (Special Boat Service), sebagai unit spesialis pertempuran laut khusus yang kenyang pengalaman operasi, Kopaska (Komando Pasukan Katak) TNI AL juga mempunyai detasemen VI Special Boat Unit. Peran dari detasemen ini mencakup penanganan dan penggunaan perahu-perahu/boat khusus untuk memberikan dukungan pada detasemen-detasemen lainnya dalam melaksanakan operasi umum dan operasi khusus. (more…)
Filipina serasa tak punya modal untuk membangun instalasi militer di teritorinya yang masuk ke pusaran konflik Laut Cina Selatan, pun menghadirkan kapal patroli, Negeri pimpinan Presiden Rodrigo Duterte ini sudah kepayahan, padahal yang dihadapi adalah sang Naga Laut dari Cina. Namun dengan semangat ala bonek, Filipina justru berani menggelar sea basing di kawasan rawan konflik tersebut. Sea basing milik Filipina ini amat unik, tapi jangan bandingkan dengan sea basing yang ada di Malaysia. (more…)
Belum lama ini ada kabar Bakamla (Badan Keamanan Laut) RI berencana membangun basecampe dan ploting terapung di tempat-tempat strategis. Ini merupakan sebuah terobosan besar untuk menghadirkan ‘pangkalan laut’ terapung langsung di hotspot. Aktivitas pemantauan, deteksi dini, sampai upaya pencegahan dapat dilakukan lebih efektif dan efisien dari pangkalan aju ini. Namun bila di Indonesia baru di level rencana, sebaliknya di Malaysia model pangkalan terapung (sea basing) justru sudah beroperasi penuh. (more…)