C-130J Super Hercules Australia Dilengkapi ‘Perisai Elektronik’ Canggih AN/ALQ-251 dari Northrop Grumman
|Sebagai sekutu nomer wahid Amerika Serikat, wajar bila C-130J Super Hercules milik Angkatan Udara Australia (RAAF) punya kemampuan lebih. Mengoperasikan 12 unit C-130J, kabar terbaru menyebut armada Super Hercules Negeri Kanguru akan dilengkapi AN/ALQ-251 radio frequency countermeasures system (RFCM) untuk meladeni peperangan elektronik (electronic warfare).
Angkatan Udara telah memilih Northrop Grumman untuk memasok pesawat C-130J Hercules dengan sistem penanggulangan frekuensi radio yang canggih. AN/ALQ-251 dirancang untuk meningkatkan kemampuan bertahan pesawat di lingkungan elektromagnetik yang kompleks dan penuh perebutan.
Menurut Northrop Grumman, sistem tersebut menyediakan peringatan radar, identifikasi ancaman, dan geolokasi bagi awak pesawat, beserta penanggulangan yang efektif. Sistem ini menawarkan kewaspadaan situasional penuh dan penemuan arah yang tepat terhadap ancaman frekuensi radio.
Integrasi AN/ALQ-251 sejalan dengan program Departemen Pertahanan AS yang memungkinkan RAAF memperoleh manfaat dari kesamaan yang telah ditetapkan dan biaya siklus hidup yang berkurang. Hal ini juga memungkinkan interoperabilitas yang lebih erat dengan komponen kekuatan militer AS.
AN/ALQ-251 digadang untuk meningkatkan kesadaran situasional dan memberikan perlindungan terhadap sistem peperangan elektronik dan senjata berpemandu radar, terutama dalam lingkungan spektrum elektromagnetik yang padat dan kompleks.
Fitur utama AN/ALQ-251 seperti mendeteksi dan mengidentifikasi ancaman frekuensi radio, memberikan peringatan dini kepada awak pesawat, menentukan lokasi sumber ancaman dan menerapkan tindakan penanggulangan yang sesuai. Sistem AN/ALQ-251 memungkinkan fleksibilitas dalam penyesuaian terhadap ancaman di masa depan dan integrasi dengan sistem lain.
AN/ALQ-251 bekerja sebagai sistem peperangan elektronik pasif dan aktif yang melindungi pesawat dari ancaman berbasis radar dan gelombang elektromagnetik, seperti rudal berpemandu radar dan sistem pertahanan udara.
Sistem ini mendeteksi sinyal radar musuh (emisi frekuensi radio/RF) yang mengarah ke pesawat, kemudian menggunakan receiver beresolusi tinggi dan digital untuk mengenali pola dan jenis sinyal dan mampu membedakan antara sinyal musuh, sinyal netral, dan sinyal dari sekutu.
C-130J Australia nantinya dapat mengganggu (jam) sinyal radar musuh dengan noise jamming (mengganggu sinyal dengan kebisingan) dan deceptive jamming (mengirim sinyal palsu untuk membingungkan radar). Sistem ini memilih jenis gangguan secara otomatis dan adaptif, tergantung jenis radar yang dihadapi. Misalnya, terhadap radar pelacak rudal, perangkat ini bisa mengacaukan “lock” radar atau membuat pesawat tampak seperti berada di tempat lain.
Kecanggihan lain dari AN/ALQ-251 adalah dapat bekerja secara real-time, mampu menangani banyak sinyal secara bersamaan. Sistem ini dirancang dengan arsitektur sistem terbuka (Open Mission Systems), sehingga mudah di-upgrade dan bisa beroperasi dengan sistem pertahanan elektronik lainnya (seperti flare/chaff dispenser).
Dengan segala keunggulannya, AN/ALQ-251 dianggap ideal untuk pesawat besar seperti C-130J atau MC-130J yang beroperasi di zona tempur. Dan sistem ini tidak mengganggu sistem komunikasi pesawat sendiri, karena memiliki manajemen spektrum yang canggih.
AN/ALQ-251 bekerja layaknya perisai elektronik yang mendeteksi radar musuh, menentukan posisinya, dan lalu mengganggunya secara otomatis agar pesawat tetap aman. Teknologi ini sangat krusial dalam operasi tempur modern, khususnya di lingkungan yang padat ancaman seperti zona A2/AD (Anti-Access/Area Denial).
Pada C-130J, perangkat AN/ALQ-251 biasanya dipasang di bagian luar fuselage (badan pesawat), terutama di bagian bawah (ventral area) atau di sponson samping yang menonjol di sisi badan pesawat. Penempatannya dirancang agar perangkat memiliki cakupan deteksi 360 derajat terhadap sinyal radar musuh dari berbagai arah, serta dekat dengan sistem peperangan elektronik lainnya (seperti chaff & flare dispenser), agar integrasi respons terhadap ancaman lebih cepat dan efektif.
Saat ini, AN/ALQ-251 telah terpasang pada gunship Lockheed Martin AC-130J Ghostrider dan MC-130J Commando II, yang dioperasikan US Air Force Special Operations Command (AFSOC).
Angkatan Udara Australia saat ini mengoperasikan 12 unit C-130J-30 Super Hercules, yang dioperasikan oleh No. 37 Squadron yang berbasis di RAAF Base Richmond, New South Wales. Australia juga telah mengumumkan rencana untuk mengganti armada C-130J saat ini dengan 20 unit baru, juga dari varian C-130J-30, sebagai bagian dari proyek AIR 7404 Phase 1. Pengiriman diperkirakan dimulai pada tahun 2027, dan tetap akan berbasis di RAAF Richmond. (Bayu Pamungkas)
AU Australia Order 20 Unit C-130J Super Hercules Senilai $9,8 Miliar