Buntut Perang Ukraina, Rusia dan Perancis Saling ‘Bajak’ Wahana Antariksa, Kok Bisa?

Imbas Perang Ukraina rupanya berimbas pada hubungan kerja sama antariksa antara Rusia dan Perancis. Tanpa banyak diketahui, kedua negara itu rupanya saling ‘bajak’ atas aset wahana antariksa yang belum diluncurkan. Rusia menginginkan agar roket Soyuz yang ‘ditahan’ di Guyana Perancis dapat dikembalikan. Sementara Perancis menginginkan 36 satelitnya yang berada di Kazakhstan untuk juga dikembalikan. Bagaimana ceritanya?

Baca juga: Perkuat Navigasi, Rusia Luncurkan Roket Soyuz dengan Satelit GLONASS Terbaru

Dilansir gizmodo.com, saat ini pengaturan pertukaran antara satelit dan roket sedang dibahas antara badan antariksa Rusia dan Perancis. Badan antariksa Rusia Roscosmos mungkin bersedia mengembalikan 36 satelit yang disandera di Kazakhstan dengan imbalan bagian dari roket Soyuz yang ditahan di Guyana Perancis.

Menurut sebuah laporan Russian Space Web, perusahaan kedirgantaraan Perancis Arianespace kini sedang mengupayakan kesepakatan dengan Roscosmos untuk menukar komponen roket Soyuz Rusia dengan 36 satelit OneWeb yang saat ini berada di lokasi peluncurannya di Kazakhstan sejak Maret 2022.

Kepala Roscosmos yang baru diangkat Yuri Borisov dilaporkan terbuka untuk negosiasi dengan Arianespace, kata seorang sumber kepada Russian Space Web.

Di bawah kepemimpinan mantan kepala Roscosmos Dmitry Rogozin, badan antariksa Rusia itu memutuskan hubungan dengan Eropa sebagai pembalasan atas sanksi yang dijatuhkan Barat terhadap Rusia. Hal tersebut mencakup kesepakatan dengan perusahaan Inggris OneWeb untuk meluncurkan satelit internetnya ke orbit dengan menggunakan roket Soyuz.

OneWeb menolak untuk menyetujui daftar tuntutan tidak masuk akal yang diajukan oleh Roscosmos pada bulan Maret, mendorong Rusia untuk menahan 36 satelit dan menyimpannya tanpa batas waktu di fasilitas peluncuran di Baikonur, Kazakhstan.

OneWeb akhirnya menjalin kemitraan baru dengan SpaceX dan badan antariksa India untuk meluncurkan satelit yang tersisa ke orbit.

Roscosmos juga menghentikan kerja samanya dengan Eropa dalam peluncuran roket Soyuz dari Guyana Perancis dan menarik 87 karyawan dari lokasi peluncuran. Tetapi dengan dihentikannya keterlibatan Rusia di Guyana Perancis, komponen roket Soyuz dibiarkan terbengkalai.

Atas perintah kepala Roskosmos Dmitry Rogozin, lusinan spesialis Rusia tiba-tiba ditarik dari Guyana Perancis pada awal Maret 2022, meninggalkan roket dengan propelan dan perangkat keras pendukung.

Baca juga: Ternyata! Ada Muatan Rahasia di Satelit Navigasi GLONASS Rusia

Arianespace yang berbasis di Paris, sebelumnya mengontrak Roskosmos untuk menyediakan dan mendukung peluncuran Soyuz untuk muatan komersial Eropa dan sebagian besar non-Rusia. Namun, karena pecah kongsi antara Eropa dan Moskow, perangkat keras Rusia tetap berada di Guyana Perancis selama sisa tahun 2022.

Dengan kepergian Rusia dari Guyana, Badan Antariksa Eropa beralih ke perusahaan AS SpaceX untuk meluncurkan teleskop Euclid yang akan datang ke orbit. (Bayu Pamungkas)