Buntut Penggantian Senapan Serbu G36, Heckler & Koch Ajukan Banding Atas Keputusan Bundeswehr Pilih Haenel MK 556

Industri persenjataan di Jerman kini tengah memanas, pasalnya terjadi ‘pertarungan’ sengit dari dua manufaktur senapan serbu. Pangkal musababnya adalah Haenel MK 556, senapan serbu buatan CG Haenel, pada awal September ini terpilih sebagai sebagai senapan serbu untuk menggantikan Heckler & Koch (H&K) G36. Meski telah dipilih oleh Bundeswehr (angkatan bersenjata Jerman), pilihan Bundeswehr tersebut belum berkekuatan hukum.

Baca juga: Heckler & Koch G36C – Senapan Serbu ‘Compact’ Juga Untuk Pasukan Elite TNI

Di Jerman, untuk pengadaan persenjataan dengan nilai kontrak besar membutuhkan pengesahan dari pihak parlemen (Bundestag). Atas keputusan Bundeswehr yang memilih MK 556, masih ada waktu dua minggu bagi H&K untuk mengajukan banding. “Kami sekarang akan memeriksa keputusan secara rinci dari perspektif hukum dan menggunakan semua opsi hukum. Kami sangat yakin akan kualitas HK416 dan HK433. Kualitas ini juga telah dikonfirmasi kepada kami oleh Bundeswehr dalam proses tender ini,” ujar CEO H&K Jens Bodo Koch dikutip dalam siaran pers perusahaan 15 September lalu.

Kilas balik, pada 21 April 2017 Kementerian Pertahanan Jerman memulai program untuk mencari senapan serbu baru untuk menggantikan H&K G36. Pada tahap awal kompetis diikuti oleh SIG MCX dari SIG Sauer, RS556 dari Rheinmetall/Steyr, HK416 dan HK433 dari Heckler & Koch dan MK 556 dari CG Haenel. Kesemua senapan serbu mengusung kaliber yang sama, yaitu kaliber NATO 5,56×45 mm.

Seiring berjalannya waktu, RS556 dan SIG MCX mundur dari ajang kompetisi karena alasan yang berbeda. Dan babak kompetisi kemudian menyisakan Heckler & Koch dan CG Haenel, uniknya disini Heckler & Koch menawarkan dua jenis senapan serbu (HK416 dan HK433) yang memang punya kualitas handal di pasar global.

Sebelum keputusan Bundeswehr akhirnya jatuh pada Haenel MK 556, pada tahun 2019 pihak Heckler & Koch telah mengkritik Kemhan karena persyaratan yang ketat, mengadvokasi kaliber yang lebih besar dan kurangnya keahlian serta netralitas dalam pengujian. MK 556 sendiri dirancang berdasarkan arsitektur ergonomis platform senapan serbu AR-15.

Personel Denjaka TNI AL dengan G36+AG36.

Kabar ketidakpusan militer Jerman pada sosok senapan serbu G36 sempat membuat kaget publik, pasalnya senapan serbu ini cukup banyak digunakan di manca negara. Satuan elite TNI, seperti Denjaka TNI AL dan DenBravo Paskhas TNI AU, adalah pengguna varian G36.

Terkuaknya masalah pada G36 muncul setelah rilis resmi Kemhan Jerman yang menyebut bahwa G36 punya masalah dengan akurasi saat laras dalam kondisi panas dan cuaca di lingkungan operasi bersuhu tinggi. Sejumlah pengujian menunjukkan kelemahan pada G36. Kondisi laras panas (overheat) terjadi dalam waktu yang jauh lebih cepat ketimbang senjata di kelas sejenis.

Tom Cruise beraksi dengan G36 dalam Mission Impossible III.

Kontroversi seputar G36 mencuat ke permukaan, lantaran jumlah populasi G36 yang digunakan militer Jerman mencapai 180.000 pucuk. Meski telah divonis punya masalah pada laras, Kemhan Jerman masih berupaya mencari akar penyebab dari masalah tersebut, dan akhirnya diputuskan bahwa pengganti G36 untuk militer Jerman tak bisa ditunda.

Muncul juga dugaan ada isu KKN, terkait kedekatan petinggi pihak pabrikan dengan internal Kementerian Pertahanan, ini menyebabkan kualitas bahan yang dipakai berada di bawah standar yang diinginkan.

Menanggapi badai yang menerpa keras, perusahaan senjata sekaliber H&K tentu tak tinggal diam. Awalnya pabrikan bersikeras bahwa faktor lainlah yang menyebabkan overheating, dengan amunisi yang jadi sorotan utama. Namun dalam beberapa kali pengujian terungkap bahwa overheat terjadi pada pemakaian beberapa jenis amunisi yang berbeda. Maka anggapan pihak pabrikan pun kandas.

Soal ketahanan laras, H&K menegaskan bahwa G36 memang tidak dirancang untuk tembakan otomatis berkepanjangan, bila untuk tugas tembakan berkepanjangan, H&K sudah merilis MG36 yang dilengkapi heavy barrel, versi ini juga dibeli militer Jerman, meski dalam jumlah terbatas.

Baca juga: H&K HK416 – Senapan Serbu dengan Akurasi Tinggi dan Kualitas ‘Sebandel’ AK-47

Lebih jauh, H&K menyebut G36 sudah digunakan sejak 20 tahun, dimana sudah ada pergeseran taktik pertempuran yang berbeda dibanding ketika senapan serbu itu dirancang dan diproduksi pertama kali. Satu hal lain yang disesalkan pihak H&K adalah tidak dilibatkannya dalam beberapa pengujian yang dilakukan tertutup. Padahal pihak pabrikan berharap dapat diundang sebagai peninjau, tujuannya agar akar masalah sesungguhnya dapat dilokalisir. (Satria Pamungkas)

13 Comments