Update Drone KamikazeKlik di Atas

Buntut Insiden USS Connecticut di Hainan Tahun 2021, Waspada Lonjakan Ketegangan AS-Cina

Masih ingatkah Anda dengan salah satu kapal selam termutakhir milik Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy), USS Connecticut (SSN 22) yang dikabarkan sempat menabrak gunung bawah laut di sekitaran pulau Hainan pada tahun 2021. Sekadar mengingatkan, pada 2 Oktober 2021 silam, USS Connecticut yang tengah beroperasi di perairan dekat pulau Hainan, Cina, dikabarkan menghantam objek yang diduga gunung bawah laut

Baca Juga: Insiden Tabrakan Kapal Selam USS Connecticut di Laut Cina Selatan, Ada Dugaan Kesalahan Komandan dalam Mengambil Keputusan

Memang, insiden tersebut tidak menimbulkan cidera serius pada awak kapal, namun mengundang perhatian dari pihak internasional, meningat lokasi dan konteks geopolitis yang sensitif di area tersebut. Sebut saja posisinya yang strategis karena Hainan terletak di dekat jalur pelayaran penting dan memiliki akses ke Laut Cina Selatan, yang merupakan salah satu rute perdagangan tersibuk di dunia. Kontrol atas wilayah ini penting bagi keamanan maritim dan ekonomi kedua negara.

Belum lagi soal pangkalan militer yang dikembangkan Cina di pulau Hainan dan pulau-pulau di sekitarnya, yang memperkuat kemampuan militer mereka di kawasan tersebut. Ini memicu kekhawatiran di pihak AS dan sekutunya tentang potensi dominasi militer Cina di Laut Cina Selatan.

USS Connecticut

Berkaca pada insiden ini, salah satu dampak yang sudah jelas mencuat ke permukaan adalah kemungkinan hubungan diplomatis antara AS dan Cina yang akan semakin buruk – di mana masing-masing pihak tetap bersikeras pada posisi mereka dalam hal kebijakan luar negeri dan keamanan. Imbasnya, ini akan menarik perhatian media dan publik, yang meningkatkan kesadaran tentang operasi militer AS di kawasan Indo-Pasifik.

Memang sebenarnya, apa yang dilakukan USS Connecticut di perairan dekat pulau Hainan? Bukankah posisinya sangat jauh dari perairan di sekitaran Amerika? Melansir dari berbagai sumber, USS Connecticut menyelam di dekat pulau Hainan pada Oktober 2021 sebagai bagian dari operasi rutin US Navy untuk menjaga kehadiran militer dan mendukung kebebasan navigasi di kawasan Indo-Pasifik.

Sumber: istimewa

Kebebasan navigasi yang dimaksud adalah pihak Amerika secara konsisten menegaskan hak untuk beroperasi di perairan internasional dan mendukung kebebasan navigasi, terutama di Laut Cina Selatan yang menjadi sorotan karena klaim teritorial yang tumpang tindih. Ya, diketahui beberapa negara memiliki klaim bersaing di Laut Cina Selatan; sebut saja Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei serta Taiwan. Setiap negara memiliki argumen dan bukti historis yang mendukung klaim mereka, menyebabkan tumpang tindih dan konflik.

Lebih lanjut, wilayah ini kaya akan sumber daya alam, termasuk minyak, gas, dan hasil perikanan. Persaingan untuk mengakses sumber daya ini sering menjadi penyebab ketegangan. Terlebih, Laut Cina Selatan merupakan jalur pelayaran strategis yang menghubungkan berbagai negara di Asia dan di seluruh dunia. Sekitar sepertiga dari semua perdagangan maritim global melintasi wilayah ini, menjadikannya penting secara dari segi ekonomi.

 

Hanya 150 Km dari Hong Kong, Nyaris Terjadi Insiden Antara AS dan Cina dalam Operasi Anti Kapal Selam

Selain itu, aksi USS Connecticut di Hainan juga memungkinkan pihak AS untuk memantau aktivitas militer Cina, terutama mengingat lokasi Hainan sebagai basis angkatan laut dan fasilitas militer penting bagi Cina, mengingat beberapa basis militer di Hainan dilengkapi dengan kapal perang, kapal selam, dan pesawat militer, memungkinkan China untuk meningkatkan kemampuan pengawasan dan respon di kawasan tersebut.

Sedikit menilik tentang USS Connecticut (SSN-22), kapal selam ini masuk ke dalam Seawolf class yang dilengkapi dengan fitur nuklir untuk menyerang. Dengan panjang sekitar 107 m dan lebar 9,8 m, kapal selam ini mampu merengkuh kecepatan maksimum di angka lebih dari 25 knot atau sekitar 46 km/jam.

Jika dilihat dari segi arsenalnya, USS Connecticut (SSN-22) dilengkapi dengan torpedo, misil cruise Tomahawk dan beberapa sistem senjata lainnya. Dengan kapabilitasnya yang bisa dibilang cukup lengkap, pihak Navy kemudian “memberdayakan” USS Connecticut (SSN-22) untuk misi pengintaian, serangan, dukungan militer hingga operasi anti-kapal selam. (Nurhalim)

Buntut Tabrakan ‘Misterius’ Kapal Selam Nuklir USS Connecticut, Beijing Tuntut Koordinat Kejadian di Laut Cina Selatan

Tags:
2 Comments