Bukan ‘Kaleng-kaleng’, Kim Jong Un Pamer Uji Tembak Semua Persenjataan di Destroyer Choe Hyon

Tak mau dianggap punya alutsista ‘kaleng-kaleng’, hanya beberapa hari sejak diluncurkan di Galangan Nampo, kapal perusak (destroyer) ‘Karya Anak Bangsa’ Korea Utara, Choe Hyon dengan nomer lambung 51, dikabarkan telah melakukan uji tembak untuk semua jenis sistem persenjataan yang ada di kapal perang berbobot 5.000 ton itu.

Baca juga: Korea Utara Luncurkan Choe Hyon Class – Destroyer dengan Sistem Hanud Pantsir-M dan Meriam ‘Mirip’ Leonardo 127mm

Kembali disaksikan langsung oleh pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, pada awal minggu ini telah dilakukan uji coba perdana peluncuran rudal dari VLS (vertical launch system) Choe Hyon. Kantor Berita Korea Utara – KCNA, mengatakan pada hari Rabu bahwa Kim menyaksikan uji coba rudal jelajah supersonik dan strategis, rudal anti pesawat (hanud), meriam utama kaliber 127 mm di haluan, kanon reaksi cepat CIWS, roket anti kapal selam, dan senjata pengacau elektronik.

Pakar pertahanan luar negeri mengatakan itu adalah kapal perusak pertama Korea Utara dan kemungkinan besar dibangun dengan bantuan Rusia. Mereka mengatakan angkatan laut Korea Utara tertinggal dari Korea Selatan tetapi masih memandang kapal perusak itu sebagai ancaman keamanan yang serius karena dapat meningkatkan kemampuan serangan dan pertahanan Korea Utara.

Choe Hyon dilengkapi kombinasi senjata serang yang kuat dan punya pertahanan konvensional yang memadai. Analisis foto kapal perang tersebut menunjukkan bahwa sistem radar anti udaranya kemungkinan besar berasal dari Rusia, kata Lee Illwoo, seorang pakar di Jaringan Pertahanan Korea di Korea Selatan. Ia mengatakan sistem mesin kapal perang tersebut dan beberapa sistem senjata anti-udaranya juga kemungkinan besar berasal dari Rusia.

Lee mengatakan pengerahan kapal perang dengan sistem radar canggih di lepas pantai barat Korea Utara dapat secara tajam meningkatkan kemampuan pertahanan udaranya untuk Pyongyang. Lee mengatakan Korea Selatan, yang memiliki 12 kapal perusak, masih jauh melampaui kekuatan angkatan laut Korea Utara. Namun, ia mengatakan kapal perusak Korea Utara, yang dapat membawa sekitar 80 rudal, dapat menimbulkan ancaman serius, karena angkatan laut Korea Selatan kemungkinan belum bersiap menghadapi kapal perang musuh seperti itu.

Korea Utara dan Rusia telah memperluas kerja sama militer dan kerja sama lainnya secara tajam dalam beberapa tahun terakhir, dengan Korea Utara memasok pasukan dan senjata konvensional untuk mendukung upaya perang Rusia melawan Ukraina.

AS, Korea Selatan, dan mitra mereka khawatir Rusia kemungkinan besar akan memberikan Korea Utara teknologi senjata canggih yang dapat meningkatkan program nuklirnya serta mengirimkan bantuan militer dan ekonomi lainnya.

Selama upacara peluncuran Choe Hyon pada 25 April 2025, Kim Jong Un mengatakan kapal perusak tersebut akan resmi dioperasikan awal tahun depan. Ia mengatakan akuisisi kapal selam bertenaga nuklir akan menjadi langkah besar berikutnya dalam memperkuat angkatan lautnya. Kim menggarisbawahi perlunya meningkatkan kemampuan pencegahan Korea Utara untuk menghadapi apa yang disebutnya meningkatnya permusuhan yang dipimpin AS yang menargetkan Korea Utara. (Gilang Perdana)

Korea Utara Untuk Pertama Kali Ungkap Pembangunan Kapal Selam Bertenaga Nuklir

2 Comments