Bukan Hanya Rusia, Ukraina Juga Gunakan Kanon Lawas 2M3 25mm Twin, Dipasang pada Truk
|Perang yang berkepanjangan rupanya telah menguras amunisi dan alutsista yang ada di Rusia dan Ukraina. Meski mendapat pasokan begitu banyak persenjataan dari Barat, pada akhirnya Ukraina tetap harus ‘menghidupkan’ alutsista sepuhnya untuk dibawa bertempur melawan Rusia.
Seolah mengikut jejak Rusia yang lebih dulu mengintegrasikan kanon super lawas 2M3 25 mm Twin pada ranpur lapis baja angkut personel MT-LB, postingan di media sosial memperlihatkan bahwa kanon 2M3 25 mm Twin juga digunakan oleh pasukan Ukraina sebagai senjata pertahanan udara. Bila militer Rusia menempatkan kanon 2M3 25 mm Twin pada ranpur MT-LB, sebaliknya Ukraina menempatkan kanon yang sama pada cargo deck sebuah truk Kamaz 6×6.
Bila melihat dari konfigurasi penempatan, maka besar kemungkinan kanon 2M3 pada truk digunakan pasukan Ukraina untuk pertahanan udara jarak dekat. Jenis kanon seperti 2M3 dianggap ideal untuk mengeliminasi target drone yang terbang dengan kecepatan lambat.
Sebagai bukti alutsisa sepuh, kanon 2M3 25mm Twin pertama kali diperkenalkan pada tahun 1953 sebagai senjata anti serangan udara di kapal perang. Dioperasikan dengan sistem amunisi belt, kanon laras ganda ini terbilang banyak digunakan oleh negara-negara sekutu Soviet.
Untuk membidik target, pada kanon ini masih dilakukan secara manual dengan dukungan iron ring sight. Dari segi daya tembak, kanon ini punya jarak tembak efektif 3.250 meter untuk sasaran di permukaan, dan jarak tembak efektif untuk sasaran udara mencapai 2.770 meter.
Berat kanon ini mencapai 1.500 kg, mempunyai sudut elevasi mulai -10 sampai 85 derajat. Untuk urusan amunisi, tersedia jenis AA, AA tracer, AP tracer. Untuk soal daya tahan, umur laras dapat digunakan hingga 12.000 tembakan.
Baca juga: 2M3 25mm Twin – Eksistensi Kanon Lintas Generasi Armada TNI AL
Di lingkup TNI AL, kanon 2M3 25 mm Twin sampai saat ini masih aktif digunakan di beberapa kapal perang keluaran lama. (Bayu Pamungkas)
memang mantap kanon lawas buat ngebabat infantri, cuman sayang lemah di pertahanan