Bukan Dua, Ternyata Malaysia Bakal Konversi Tiga Unit CN-235 ke Varian MPA di Bandung, Ini Spesifikasinya
|Bila merujuk ke artikel kami sebelumnya, disebutkan AU Malaysia (TUDM) akan melakukan konversi pada dua unit CN-235 220 di fasilitas PT Dirgantara Indonesia (DI), yakni dari varian angkut multirole ke varian intai maritim – MPA (Maritime Patrol Aircraft). Namun, ada informasi lanjutan, ternyata bukan dua unit yang akan dikonversi, melainkan ada tiga unit.
Baca juga: Unit Perdana CN-235 Malaysia Mulai Jalani Konversi Menjadi Pesawat MPA di Bandung
“Rencananya ada tiga unit CN-235 AU Malaysia yang akan dikonversi, pesawat pertama (M44-05) sudah tiba pada Rabu minggu lalu, dan serah terima pada hari Jumat. Kemudian pesawat kedua akan tiba di Bandung pada September 2020, dan pesawat ketiga rencananya akan menyusul pada Januari 2021,” ujar Kerry Apriawan, Humas PT DI kepada Indomiliter.com (10/9/2020).
Dan menjawab pertanyaan netizen, disebutkan pula bahwa mission system yang nantinya akan dipasang pada ketiga pesawat akan mengacu pada standar sistem dan perangkat intai yang ada di CN-235 220 MPA milik Puspenerbal TNI AL.
Bila tidak ada aral melintang, proses konversi untuk setiap pesawat akan mebutuhkan waktu enam bulan. Adopsi sistem dan perangkat yang serupa dengan CN-235 220 MPA TNI AL, menjadikan proses instalasi dan integrasi bisa lebih cepat, lantaran sudah ada kesesuaian perangkat dengan sistem pada pesawat. Kerry menambahkan, nantinya tim dari Integrated Surveillance and Defence (IDS) akan datang ke PT DI, untuk kemudian bersama-sama dengan tim PT DI melakukan instalasi dan beragam pengetesan. Proses konversi ketiga unit pesawat, seluruhnya didanai oleh Amerika Serikat lewat program Maritime Security Initiative (MSI).
Karena mengacu pada sistem sensor dan intai yang ada di CN-235 220 MPA TNI AL, berikut beberapa fitur yang kemungkinan besar akan disematkan pada CN-233 MPA Malaysia. Untuk FLIR (Forward Looking Infrared), yang bakal diadopsi adalah jenis Star SAFIRE 380HD.
Secara garis besar FLIR SAFIRE 380HD punya kemampuan identifikasi sasaran dalam kegelapan, terobosan terbaru FLIR juga memungkinkan identifikasi dilakukan dari ketinggian terbang yang maksimum, hal ini pastinya berguna dalam pola operasi, pesawat intai tak harus terbang rendah untuk mendekati sasaran. Artinya secara umum, teknologi pengindraan ini dapat menghemat konsumsi bahan bakar pada pesawat.
Star SAFIRE 380HD dilengkapi thermal imager dengan resolusi 720p/1080p HD and NTSC/PAL, dan zoom ratio hingga 120x dari ketinggian 50.000 kaki, color high definition camera, color low light high definition camera, swir short wave infrared camera, laser rangefinder (up to 25 km) dan digital IMU/GPS.
Kemudian CN-235 220 MPA Malaysia juga akan dipasangi belly dome radar yang kemungkinan berisi Ocean Master 400. Secara umum radar Ocean Master 400 terdiri dari 3 komponen, yaitu antena, transmitter, dan unit prosesor. Dalam operasionalnya, perangkat ini dimonitor oleh seorang awak. Antena punya dimensi 955 x 350 mm dengan bobot 16 kg.
Baca juga: Tawarkan ke AL Thailand, PT DI Tampilkan Desain CN-235 220 “MPA Gunship”
Kecepatan rotasi antena radar yaitu 6 hingga 30 rpm, sementara untuk jangkauan bisa mencakup 360 derajat, atau bila secara sektoral 60 – 120 derajat. Bobot 3 komponen secara keselurahan hanya sekitar 80 kg. Ocean Master dapat di setting untuk moda long range/short range/small target. Secara terori untuk deteksi jarak jauh bisa mencapai 200 nautical mile (setara 370,4 km). (Haryo Adjie)
Kapan Indonesia punya pesawat AWACS ya padahal penting bangets buat jagain perbatasan
@pensiunan unit 731
DiBredel ??? Kayak jaman Orba aja wkwkwkw
CN-225 malaysia ini menggunakan fasilitas upgrade kelas AJI. Maksudnya Aji Mumpung dibayarin.
Aji-aji dari Rusia kapan?
Mohon bersabar dek. Ini ujian.
Sabar menunggu ya dek. Yg penting ditunggu bukan diredesign ya dek.
eeh@Bang Ruskie, AJI mumpung itu ga da dlm kamus besar bahasa Indonesia
Malaysia jga hrus membalas budi ke USA, ga da yg gratis di dunia
Kalo CN-235 memang produk jualan PT DI yg paling laris manis keluar negeri. Sampe dibuat versi MPA nya. Krn memang Indonesia terlibat dlm rancang bangunnya.
Tp klo C-295.? Katanya PT DI punya hak jual keluar.? Ini kata org sono. Sejak kapan ya?
Tidak ada yang mengatakan “PT DI punya hak jual keluar”, itu hanya karanganmu saja, katanya takut DOSA ?
Dari total sekitar 300 CN-235 yg sdh d produksi hanya 20% (sktr 60 unit) yg d produksi IPTN/PTDI, separuh utk dlm negeri merpati & TNI sisanya export. Sementara 200an CN235 yg laris itu justru buatan Spanyol & Turkey.
Mau nanya bung,Turkey memproduksi CN-235?
karena indonesia kebagian pangsa pasar asia klo turki &spain utk eropa dan amerika yang lebih banyak
Sejak kapan turkey ikut buat CN-235 Om…hehehe
Iver cuman masih kesepakatan buat beli, belum perjanjian kontrak apalagi buat. So, gak ada itu re design dsb. Isian senjata dan sensor radar itu kalo kontrak pengadaannya udah ditandatangani.
Ibarat kata Indonesia lagi dapet brosur terus bilang Ama Denmark mau beli, sign kontraknya itu PO.
C-295 itu pure barang Airbus itu bukan pengembangan bersama kayak CN-235 atau lisensi NC-212. Lagian populasi ga banyak disini 9 unit versi transport & 1 versi C&C di TNI AU sama 1 lagi angkut VIP di Polri, aturan kalau mau offset lebih beli lagi dalam jumlah besar toh armada angkut kita kurang.
Tolong mas Yudha jelaskan ke dek eiksuR alias apem, biar dia paham. Kalo C-295 itu bukan jualan PT DI. Dan kita gak ada ijin pemasaran keluar, apalagi dpt pembagian pasar Asia-Pasifik.
Biar gak ada lg oknum2 yg sok tau melakukan pembohongan publik.
Kasian para fans boy military nanti kena penggiringan opini.
Tambahan lgi buat bung@Yudha jgn mw trjrbak dgn hasutan.y @ Bang Ruskie dia itu tdak tw prbandingan kategori Re-desain dan kategori Building + jga pecinta alutsista Neo-komunisme
en.wiktionary.org
Kata redesign diadopsi dari bahasa Inggris redesign yang terdiri dari dua unsur, yaitu re yang berarti mengulang/ kembali dan design yang berarti merencanakan/ membentuk. Jadi kata ‘redesign’ berarti merencanakan kembali/membentuk ulang sesuatu yang sudah ada.
Aku heran..untuk apa memperdebatkannya..apa yang di maksud si @@Apem adalah betul adanya
Topik diskusinya bukan mengenai apa itu redesign dek pengamat kota, Yg jd bahan komen ngarang dia, bahwa iver blom dibuat krn lg nunggu redesign yg lama.
Pertanyaannya, apa mungkin barang yg blom ada kontrak sdh dilakukan redesign.? Itu hal yg mustahil.
Dan iver blom dibuat krn 2 hal ini
– Baru saja selesai kontrak worksharenya yg mengatur pasal2 perjanjian antara PT PAL dng perusahaan Denmark Odense Maritime Technology (OMT) mengenai pembagian kerja, pengarahan kerja dan TOT yg disepakati, sebelum kontrak utama pembangunan frigate iver ditanda tangani.
– Point yg kedua di link ini
http://defense-studies.blogspot.com/2020/03/menunggu-kontrak-fregat-iver-huitfeldft.html?m=1
Disitu dikatakan bahwa lampiran yang berupa spek teknis khusus untuk sensor and weapons belum selesai itu penyebab kontrak utama blom ditanda tangani.
Eeh@ Bang Ruskie Sudah dijelasin di komen I di judul artikel “bremen class” klo workshare itu masuk ke dalam kategori Re-desain, kontrak pembuka untuk workshare itu termasuk ke dalam kategori Re-desain karena desain Iver sdah dijelaskan oleh pihak Odense ketika lawatan pejabat Indonesia ke Denmark, maka pihak Indonesia dan Odense melakukan workshare yg msuk ke dalam kategori Re-desain belum masuk ke kontrak efektif yaitu Ship Building
Sudah ada di Majalah Kompas
“pola pengadaan kapal ini sepertinya mirip dengan Proyek Arrow Head 140 AL Inggris, desain Fregat Iver Huitfeldt ini hanya sebagai desain awal, desain akhirnya akan menyesuaikan kebutuhan TNI AL.”
sudah dijawab oleh artikel di Majalah kompas, ternyata sama dengan komentar sdr. Apem
jadi komentar Apem adalah benar, mohon jangan diperdebatkan lagi.
Saya setuju dgn @Apem, jdi memang tepat argumentasi.y ttapi itu @Bang Ruskie selalu mengolok-olok pndapat @Apem jdi kurang respect ama @Bang Ruskie
Gak ada hubungannya dng majalah kompas. Apalagi sampe lari ke inggris segala broo…kejauahan. cuma makin jelas klo ente masih gak paham. Dan malah ngelantur
Kamu itu memang raja ngeyel dan bikin kesel orang, kerjaannya bikin gaduh dan berdebat kusir terus.
Kompas :
“….desain Fregat Iver Huitfeldt ini hanya sebagai desain awal, desain akhirnya akan menyesuaikan kebutuhan TNI AL.”
Apem :
“Semua kapal pesanan baru TNI pasti di re-disain di sesuaikan dengan kebutuhan TNI-AL.”
en.wiktionary.org ”
“redesign’ berarti merencanakan kembali/membentuk ulang sesuatu yang sudah ada.”
Kamu (Rukmini) sudah salah berat tetap ngeyel saja, maksudmu apa ?
Tak usah diperpanjang om…biarkan saja…toh semua orang sudah tahu dia memang suka begitu…suka bikin onar..lihat saja JKGR…jadi sepi gara-gara dia.
Di link yg saya lampirkan itu sdh jelas ya dek pengamat kota alias apem.
Bahwa kontrak iver blom ditandatangi krn spek blom selesai. Bukan krn redesign. Gak ada redesign sebelum kontrak dek. Paham ya dek.
Jng buat asumsi sendiri.
Ehhh…sekarang pakai kata Re-Disain….kok menelan ludah sendiri…plin plan ya…ngelantur ngalor ngidul…gak karuan
Yang tak paham itu elu…”blom ditandatangi krn spek blom selesai”..itu artinya proses Re-Disain alias Rancang ulang belum selesai.
Sama dengan kataku kan “Semua kapal pesanan baru TNI pasti di re-disain di sesuaikan dengan kebutuhan TNI-AL.”
Lhooo…sekarang saya dituduh @Pengamat Kota…kemarin @Eiksur..terus besok apalagi…hhhh
Gak ada ditulis di link itu bahwa blom ditandatangi ” krn spek blom selesai itu artinya proses Re-Disain
alias Rancang ulang belum selesai ”
Itu karangan dek apem saja. Dicari dimanapun yg mengatakan iver blom kontrak krn Re-Disain blom selesai gak akan ada.
Gak usah melintir fakta dng asumsi2 yg gsk ada dasarnya ya dek apem alias pengamat kota.
Itu Komentarmu sediri di atas…bukan Link…ngibul amat nih orang…jadi sudah jelas kamu ini ingin debat kusir terus tanpa henti…suka berbohong…katanya takut dosa ???
“Di link yg saya lampirkan itu sdh jelas ya dek pengamat kota alias apem. =====> Bahwa kontrak iver blom ditandatangi krn spek blom selesai <===== . Bukan krn redesign. Gak ada redesign sebelum kontrak dek. Paham ya dek.
Jng buat asumsi sendiri."
Itu komentarmu sendiri ruminten, pura-pura lupa ya. karena malu suka menelan ludamu sendiri
Sdh jelas iver blom kontrak utama krn lampiran yang berupa spek teknis khusus untuk sensor and weapons belum selesai.
Buka krn Re-Design. Jd gak usah lg ngotot membuat asumsi pribadi utk dipercaya fans boy militer disini. Jng suka berbohong dek apem alias pengamat kota.
Berarti komentarmu diatas ngawur, proteslah pada dirimu sendiri, komentarmu sendiri, diprotes sendiri, waras ta kamu, aneh orang ini.
Yg namanya kontrak utama iver itu blom ditandatangai sdh jelas krn spek teknis khusus untuk sensor and weapons belum selesai dibuat. Bukan krn re-design. Jng mengalihkan topik yg sdh jelas opinimu gak mendasar dan gak ada rujukan linknya dek eiksuR alias Apem. Jd jng ngeyel lg.
Dari kapan hari itu belum beres juga urusannya……lucu juga kalo ngikutin para pensiunan lagi becandaan
Cetek sekali nalar dan pengalaman @Bang Ruskie, sdah d bilangin klo desain Iver udh dijelaskan ke pejabat Indonesia oleh Odense Maritime dr Denmark ketika lawatan pejabat Indonesia ke Denmark. Berarti kontrak awal atw pmbuka untuk workshore itu masuk kategori fase Re-desain trmasuk spek sgala ngerti ga sih ? atw sya ajarin ilmu politik ajh yg lbih masuk akal dan kredibel spaya nalarmu bisa brkmbang ?
Rukimin, Yang mengalihkan topik justru kamu, komentarmu bertolak belakang dengan komentarmu sendiri, pura-pura lupa lagi, jangan plin-plan dan jangan suka menelan ludahmu sendiri.
Sdh jelas iver blom kontrak utama krn lampiran yang berupa spek teknis khusus untuk sensor and weapons belum selesai. Bukan krn Re-Design
eeh@Bang Ruskie klo udh kontrak utama masuk.y udh ke ship building ngerti ga sih ? buat apalagi Re-desain ? ngerti prosedur pembangunan kapal Iver Huitfeldt class ga sh nih org ?
iver blom kontrak utama krn spek teknis khusus untuk sensor and weapons belum selesai. Bukan krn Re-Design paham ya dek.
Kalau sudah kontrak utama itu langsung masuk Pembuatan untuk apa pakai Re-Disain lagi kurang kerjaan saja.
Dimana-mana pun Proses Re-Disain itu sebelum kontrak utama ditandatangani.
Kalau sudah ditandatangani berarti Disainnya sudah FINAL (FIX)
Hal yang sangat dasar saja kamu tak tahu @Rusmini, bikin malu saja kau ini.
Kalau ngeyel itu jangan kebangetan.
“iver blom kontrak utama krn spek teknis khusus untuk sensor and weapons belum selesai. Bukan krn Re-Design paham ya dek.”
Komennya mulai ngelantur tingkat dewa, sudah mulai melintir lintir nih. kacau sekali orang ini
Begini ya dek.
iver blom kontrak utama krn spek teknis khusus untuk sensor and weapons belum selesai. Bukan krn Re-Design paham ya dek. Redesign itu terjadi setelah kontrak dan ada speknya dek. Jd harap dipahami ya dek beam alias apem
@Bang Ruskie: “Redesign itu terjadi setelah kontrak dan ada speknya dek. Jd harap dipahami ya dek beam alias apem”
Jadi percuma donk kontrak awal pembuka Iver msuk fase Redesign. Brrti nnti pas kontrak utama dimulai ketika Shipbuilding baru dimulai (Redesign) yg kmren harus terbuang percuma donk ?
Otomatis Re-desain sebelumnya psti dipakailah klo emng tdk d buang
Lucunya orang ini, dulu menghina Re-Disain, setelah ketahuan dia salah, mencoba ngeles lagi cari masalah lain, memang raja ngeyel kamu itu mbak Rusmini.
Kontrak awal workshare itu isinya cuma pasal2 perjanjian antara pihak Denmark dan PT. PAL dek. Yg bunyinya memgatur wewenang pekerjaan setelah Kontrak aktual ditanda tangani nantinya dan mengatur masalah TOT. Gak ada di kontrak awal itu pekerjaan Re-design. Paham sampe disini ya dek.
Nah pekerjaan mengcustom (istilahmu mere-design) itu terjadi setelah kontrak.
Sama prinsipnya kita mau beli mobil, pihak dealer akan menambah asesoris atau mengganti velg mobil sesuai permintaan pembeli, dng catatan sdh bayar panjarnya dulu. Kalo blom bayar apa2 yg gak mau lah disuruh mengcustom. Itu contoh gampangnya biar kamu bisa paham ya dek. Sama dng kapal perang. Jika TNI AL beli sesuai standar yg dikasi spt itu apa adanya yg disodorkan pihak Denmark. Jika mau mengcustom dng peralatan lain TNI hrs buat speknya dulu peralatan apa saja yg mau dipasang, sodorkan ke pihak Denmark, tp setelah kontrak ditanda tangani. Dan uang muka dibayar, barulah di buat customnya (istilahmu Re-design). Krn dlm pekerjaan mengcustom itu ada pekerjaan tambah kurang namanya yg dikerjakan nantinya dilapangan, yg berkaitan dng penambahan atau pengurangan biaya pembangunan nantinya. Begitu dek penjelasan rincinya. Itu baku sdh dlm setiap kontraktual apapun.
Mengcostume sama Redesain beda.y apa @Bang Ruskie ? sama ngga dengan desain original Iver Huitfeldt Class yg asli ?
Yg jd topik diskusi bukan masalah custom beda apa gak dng Re-design.?
Yg menjadi diskusi utama, bahwa dikatakan iver blom kontrak krn lg re-design. Ini yg salah kaprah. Jng menghindar dr topik bahasan
Dan anggapan Kontrak workshare adalah menyangkut jg re-design itu jg pendapat yg salah.
Yg benar, bahwa kontrak awal workshare itu berisi pasal perjanjian kerja yg mengatur tanggung jawab masing2 pihak antara PT PAL dan pihak Denmark, termasuk mengatur masalah TOTnya, pasca ditanda tangani kontrak utama nantinya.
Sehingga ada persiapan bagi kedua pihak utk menyiapkan diantaranya termasuk SDM serta materialnya diperolwh dimana dan mekanisme pelaksanaan TOTnya. Bukan tentang redesign. Kalo msh berkeras, tolong tunjukkan link yg mengatakan bahwa workshare itu adalah pekerjaan redesign. Biar gak ada pembohongan kpd fans boy disini.
Sementara saya sdh buktikan link rujukan bahwa iver blom kontrak bukan krn redesign.
Tidak ada pekerjaan apapun yg dilaksanakan sebelum adanya kontrak utama pembangunan kapal iver. Itu prinsipnya.
Jd gak usah diputar2 masalah custom sama apa gak dng redesign.
Masa dijelaskan begitu aja gak pd paham2 dr kemaren dek.
Kan sdh dijelaskan contoh simplenya td tentang beli mobil, kecuali dek nato alias apem, gak punya pengalaman beli mobil baru.
Saya make link punyamu itu loh yg d atas… Coba you nanti tnya ke P.T. PAL udh dpet TOT blum dr pihak Odense Maritime di Denmark klo udh dpet brrti skrg pihak TNI dan P.T. PAL sedang melakukan Re-desain atw sedang mengubah rancangan, yah ngga @Bang Ruskie biar bisa dpet kepastian yg jelas, ok atau pihak P.T. PAL atau TNI sdah pnya konsep desain buat Iver Huitfeldt Class di dalam pikirann.ya, oke ga nih @Bang Ruskie ?
Justru kamu semakin aneh, sudah panjang sekali tapi ngelantur.
Beli rumah tapi tak tahu bentuk rumahnya, Beli mobil tapi tak tahu bentuk mobilnya.
kata Penjualnya : ” Tanda tanggani dulu kontrak Jual belinya baru nanti tak kasih disainnya ”
Aturan macan apakah itu ? sama sekali tidak masuk akal.
Begini dek Nato
Klo TOT ya dipastikan dapat donk. Klo gak dpt ya gak mungkin dibeli itu kapal Denmark. Kapan TOTnya? Ya saat mulai pembuatan kapal.
Masalah design kapal tdk berubah, seuai apa yg ditawarkan pihak Denmark. Kan analoginya spt beli mobil td dek. Masa gak paham.
@Bang Ruskie: “Masalah design kapal tdk berubah, seuai apa yg ditawarkan pihak Denmark”
Kompas:
“…desain Fregat Iver Huitfeldt ini hanya sebagai desain awal, desain akhirnya akan menyesuaikan kebutuhan TNI AL.”
Jadi kesimpulannya adalah TNI AL dan P.T. PAL sedang melakukan Redesign atau
COSTUME = REDESIGN
Welldone !! Briliant mind
Itu yg dimaksud kompas terkait sensor dan persenjataan. Masa gitu aja gak bisa mencerna. Makanya iver blom kontrak.
Apa beda sensor dan senjata tidak perlu Re-Disain ?
Semakin aneh saja nih orang
Mk-41 VLS sangat berbeda dengan VL-Mica,
Radar Thales Nederland SMART-L sangat berbeda dengan MSSR 2000 I
posisi dudukan dan rotaring jauh berbeda, juga posisi server dan elektronik lainnya.
Setiap perubahan Spec butuh perubahan disain = Re-Disain
Eeh @ Bang Ruskie I mw tnya 2 prtanyaan ama you nh yah,
(1). klo seandai.y negara Asia Pasifik mw beli C-295 ke Airbus trus pihak Airbus mmnta pihak P.T. DI untuk melakukan pendataan atw bkin aplikasi akan dilayani atw tidak oleh P.T. DI ?
(2) P.T. DI mau untung atau tidak klo mndapat pmbagian dr pmbagian dr hasil penjualan C-295 ?
Itu Filipina pengguna C-295 emang itu transaksi melibatkan PT.DI ? Terus ada 1 unit yg C&C emang service dan konversi melibatkan PT.DI ?
@yudha
Anda iku kok mirip Rusmini ya, @Mas Nato tak pernah mengatakan Filipina, kok anda menggiring ke situ ? itu namanya memlintir.
Atau memang kamu itu @Rukmini ?
Bukan mlintir itu kan dia ngomong negara Pasifik ya udah saya kasih contoh Filipina, kok jadi mlintir trus rukmini2 segala, stay to the topic ajalah.
Kenapa gak langsung pasang ke amerika aja ya kan yang punya teknologi pengintai mereka.macam tak betul ja ni si malon(^^).
Hari ini tepat 1 tahun wafatnya Pak Habibie, pastii almarhum bangga atas berita ini RiP BJ Habibie
Di mana orang yang sudah wafat masih memikirkan urusan dunia , catat urusan dunia dan akhirat itu kalo sudah mati itu semua terputus kecuali cuma 3 perkara, kecuali beliau masih hidup pasti y bangga , karena ini salah satu dari karya beliau , semoga semua amal beliau di terima alloh SWT dan di ampuni seluruh dosay
Juga harus bangga atas pembelian kaprang bekas jerman dulu
Komen sya jangan dibredel bung
Di grup militer mereka,pengennya di convert setara dengan sistem yang ada di P-8 Poseidon :v
Ya ga muat lah platform CN-235 minta specs isian P-8 gak realistis terus ya mikir aja ini kan dibayarin Amerika lewat program MSI, ya namanya dikasih ya nurutin aja dari pemberinya, kecuali bayar sendiri bebas mau kustomisasi kayak apa.
Malaysia beli lagi CN-235 yg banyak ke PT. DI ni pesawat terkenal bandel, dan multi purpose bisa muat banyak dari penumpang, sembako, bahan bangunan, buat ambulance, bahkan bisa dipasangi meriam plus rudal jelajah buat tenggelamkan kapal perang.
Pertamax
Oooooooooo…..disangkanya karena dibiayai dengan bantuan amerika, radarnya pake telephonics 🙄
Emang semua upgrade cn 235 Malaysia di danai Amerika
Trus gimana mas, dalemannya mau dibikin beda-beda gitu……?
“Proses konversi ketiga unit pesawat, seluruhnya didanai oleh Amerika Serikat lewat program Maritime Security Initiative (MSI).”