BTR-58: Varian Terbaru APC Amphibi Produksi Dalam Negeri
PT Wirajayadi Bahari, perusahaan swasta asal Surabaya terbilang gigih menelurkan inovasi di rancang bangun alutsista. Terkhusus pada pembuatan prototipe ranpur APC Amphibi yang telah dirintis sejak tahun 2011, yang puncaknya ditampilkan ke publik dalam ajang Indo Defence 2012 di Kemayoran. Meski masih berstatus prototipe, dalam beberapa kali defile Marinir, APC Amphibi kerap disertakan, bahkan sudah pernah diajak dalam latihan tempur.
Baca juga: Lima Tahun Berlalu, Tank Amfibi APC Ini Masih Berstatus Prototipe
Musim berganti, kabar selanjutnya tersiar di Desember 2016, ranpur lapis baja amfibi ini unjuk kebolehan saat berlaga melakukan manuver di perairan Dermaga Satuan Kapal Amfibi (Satfib), Surabaya. Dan ada kabar terbaru datang dari ajang Marinir Fair 2017 yang berlangsung 16-19 November di Kesatriaan Marinir Hartono di Cilandak, pihak Balitbang Kemhan yang bekerjasama dengan PT Wirajayadi Bahari memperkenalkan prototipe varian terbaru ranpur APC Amphibi, yang kali ini dijuluki “BTR-58.”
“Sekedar untuk mempermudah penamaan saja, varian prototipe terbaru ini kami sebut BTR-58,” ujar Bintoro, pemilik PT Wirajayadi Bahari kepada Indomiliter.com. Tapi jangan salah persepsi, BTR-58 bukan berarti Bronetransporter seperti halnya BTR-50, melainkan BTR-58 adalah singkatan dari ‘Bintoro’ yang kelahiran tahun 1958. Ia menyebut BTR-58 mulai dikembangkan pada awal tahun lalu.
Di BTR-58, PT Wirajayadi Bahari melakukan beberapa modifikasi yang cukup penting. Bicara dapur pacu, BTR-58 sudah menggunakan mesin diesel besutan Jerman, Deutz TCD 2015 V08. Tenaga yang dikucurkan mencapai 670HP/550KW dengan RPM 2100. Sebagai perbandingan, pada prototipe pertama tenaga mesin masih 400HP/294KW. Bila di prototipe tahun 2012 masih menggunakan transmisi manual, BTR-58 sudah menggunakan automatic hydraulic transmission model MA5610G. Untuk steering gear mengadopsi hydraulic power dual power flow.
Baca juga: Eksklusif! Bedah Kecanggihan Tank Amfibi BMP-3F Korps Marinir TNI AL
Dari sisi navigasi kemudi kini dibekali virtual instrument berbasis touch screen. BTR-58 sanggup diajak ngebut di darat hingga kecepatan 70 km per jam, sementara di air dengan mengandalkan dua water jet propeller, ranpur lapis baja ini dapat melaju 14 km per jam. Pihak PT Wirajayadi Bahari menyebut ranpur ini dapat mengarung di laut dengan level gelombang sea state 3-4.
Ranpur pembawa pasukan ini dapat membawa 16 pasukan bersenjata lengkap. Untuk keluar masuk pasukan, modifikasi telah dilakukan PT Wirajayadi Bahari pada pintu rampa. Dari aspek kenyamanan, kompartemen pasukan kini sudah dilengkapi pendingin (AC). Untuk dudukan senjata, penempatan mounting senapan mesin sedang GPMG kaliber 7,62 mm, tidak berubah seperti yang ada di prototipe pertama.
Dari apek ketahanan, Bintoro menyebut APC Amphibi dengan desain diamond ini lapisan bajanya sanggup menahan terjangan proyektil kaliber 7,62 mm dari jarak 50 meter.


Baca juga: Norinco ZBD05 – Tank Amfibi dengan Kemampuan ‘Berenang’ Tercepat
BTR-58 sudah diuji beberapa kali di Perairan Tuban, Jawa Timur. Bintoro berharap kelak, produksi BTR-58 dapat diadopsi oleh Korps Marinir untuk menggantikan BTR-50P yang usianya telah menua. Sebagai pengganti BTR-50, pilihan telah dijatuhkan ke BT-3F dari Rusia, meski begitu idealnya inovasi alutsista dalam negeri harus mendapat porsi tersendiri, tak lain demi harapan kemandirian industri pertahanan dalam negeri. (Haryo Adjie)
Spesifikasi APC Amphibi BTR-58
– Panjang: 8,7 meter
– Lebar: 3,2 meter
– Tinggi: 2,45 meter
– Ground Clearance: 0,4 meter
– Mesin: Deutz TCD 2015 V08
– Tenaga: 670HP/550KW
– Maks speed di darat: 70 km per jam
– Maks speed di air: 14 km per jam
minim sea state 3
Dilma alutsista tni disaat peremajaan beberapa ranpur pemain lokal datang dg prototype. duh….
tpi beragamnya swasta yg mo ambil risiko menunjukan geliat kompetisi yg hidup. smoga engineers lokal bisa memenuhi kuota di pangsa tsb.
Klo kualitas nya cuman nyampe seperti ini, ya jangan berharap muluk2 bisa diadopsi oleh marinir 🙁 dari bbrp kali prototype blom ada lompatan design yg signifikan. Masa kendaraan tempur dalemannya macam karoseri minibus gitu. Aduh
Di USA saja di subsidy, Boeing Dan Lockheed ngasih proposal lalu, DoD ngasih duit ke Boeing Dan Lockheed, pesawat prototype jadi, DoD tinggal pilih buatan Lockheed atau Boeing. Pilihan jatuh ke f 22 like Lockheed…. Diproduksi deh… . Di Indonesia kapan kaya gitu..
jangan prototype terus,direalisasikan untuk TNI,sudah banyak purwarupa tapi hanya sedikit yang jadi nyata
Murni swasta y?
Sip, semoga kedepan bisa lebih bagus
Gpp model masih kuno yg penting itu fungsinya. Nanti jg klo di akusisi marinir jg di kembangin, dibikin gen 1 2 3. Majulah indonesia
Semoga pihak Marinir selain menggunakan Produk import, juga dapat menggunakan bahkan lebih banyak produk lokal sehingga lebih mengedepankan Produk asli Indonesia. Untuk produsen lokal semoga lebih banyak lagi inovasi yang dapat dihasilkan untuk TNI. Salut untuk Produk Lokal ……
Kursinya belum pakai pegas. Penting untuk keselamatan prajurit jika ranpur terkena ranjau darat.
Design hull depan mirip lvtp 7 cuma kubah belakangy nyembul gitu jelek, kenapa gak di ratain aja seperti lvtp 7
BTR 80 bukannya sama kaya gitu
lebih baik pilih produk lokal ……
yg penting lulus ujian renang tingkat mahir dan melebihi kemampuan PT76, trus lakukan develop utk armament yg sesuai dg APC amphibi.