BRP Jose Rizal Resmi Masuk Kedinasan AL Filpina, Siap Unjuk Gigi di RIMPAC 2020
|Dikenal sebagai negara yang sering menerima alutsista bekas pakai dan hibahan, menjadikan pamor militer Filipina hanya dipandang sebelah mata di kawasan. Namun, pada 10 Juli lalu, ada sebuah semangat baru, berlokasi di Pelabuhan Subic, AL Filipina meresmikan beroperasinya BRP Jose Rizal, yaitu kapal perang jenis frigat yang dibeli asli baru alias gress dari Hyundai Heavy Industries, Korea Selatan.
Baca juga: Jose Rizal Class – Frigat Multirole Semi Stealth Kebanggaan AL Filipina
Saking bangganya menerima frigat baru dengan desain semi stealth, bahkan BRP Jose Rizal akan dilayarkan ke Hawaii untuk mengikuti latihan peperangan laut RIMPAC (Rim of the Pacific Exercise) 2020, yang sediakan akan digelar 17-31 Agustus mendatang.
Konstruksi BRP Jose Rizal mulai dibangun pada 16 Oktober 2018, dan kapal perang dengan nomer lambung FF-150 ini diluncurkan dari Hyundai Heavy Industries pada 23 Mei 2019. Kontrak pengadaan frigat ini mencapai 16 miliar peso, dan terdiri dari dua unit kapal, dimana kapal kedua, BRP Antonio Luna FF-151 baru dibangun pada 23 Mei 2019, dan rencananya akan dikirimkan ke Filipina dalam waktu enam bukan mendatang.
Dengan kasus keterbatasan anggaran pertahanan, Filipina berusaha melengkapi frigat ini dengan persenjataan yang memadai. Frigat dengan bobot 2.600 ton yang punya panjang 107,5 meter ini digadang mampu meladeni peperangan atas permukaan, bawah permukaan (AKS), anti serangan udara, dan peperangan elektronika.
Karena dibangun perusahaan Korea Selatan, maka sistem dan persenjataan di frigat ini memang kental asal Korea Selatan. Sebut saja combat management system yang menggunakan Hanwha Systems Naval Shield Baseline 2 ICMS buatan Hanwha Group. Perusahaan ini juga memasok sistem tactical data link untuk Jose Rizal Class. Lain dari itu, untuk sistem radar dan elektronik lain masih mengandalkan vendor-vendor besar dari Amerika Serikat dan Eropa Barat.
Sebagai kapal perang utama (flagship), Jose Rizal Class dilengkapi arsenal persenjaaan yang lumayan bergigi. Mulai dari depan, yaitu di haluan disematkan meriam reaksi cepat OTO Melara 76 mm Super Rapid Gun, jenis yang sama dengan yang ada di frigat Martadinata Class TNI AL. Beranjak ke kelas kanon, frigat ini dilengkapi satu pucuk kanon kaliber 30 mm buatan Aselsan. Meski belum ada kontrak lanjutan, Jose Rizal Class sudah disiapkan dudukan untuk pemasangan satu pucuk kanon reaksi cepat – Close In Weapon System (CIWS).
BRP Jose Rizal disiapkan menggotong rudal anti kapal lansiran Korea Selatan, SSM-700K Haeseong (C-Star) buatan LIG Nex1. Rudal anti kapal sekelas MM40 Exocet ini dapat melesat dengan kecepatan Mach 0.85 (setara 1.013 km per jam) untuk melahap sasaran di jarak 150 km. Dengan pemandu Inertial guidance/terminal active radar homing, C-Star punya bobot 718 kg dan dapat terbang dengan pola sea skimming.
Baca juga: AL Filipina Terima AW159 Wildcat, Helikopter Anti Kapal Selam dengan Radar AESA
Untuk misi anti kapal selam, BRP Jose Rizal dilengkapi dua peluncur (triple tube) torpedo ringan K745 Blue Shark. Torpedo yang sama juga menjadi andalan AW159 Wildcat untuk misi menghancurkan kapal selam. Landing pad dan hanggar pun tersedia sebagai sarang Wildcat. (Bayu Pamungkas)
Ada rupa ada harga…
Hebat kirim ke Rimpac, Indonesia tahun ini kirim kapal perang ga yaa?
REM
PKR 107
😁
Pembelian kapal ini penuh dengan drama. Data link yang digunakan ternyata tidak/belum kompatibel dengan Link-16 seperti yang dijanjikan Hanwha. AL Filipina bahkan sempat mengancam tidak akan menerima kapal ini jika pada saat penyerahan kapal, data link yang digunakan belum juga kompatibel dengan Link-16. Tapi akhirnya kapal diterima juga walaupun data link belum Link-16 compatible. Dan kapal ini tidak bisa dipasang Towed Sonar, padahal awalnya dari spek yang dirilis ke publik, seharusnya bisa dipasang Towed Sonar (walaupun mungkin FFBNW), tapi ternyata tidak bisa sama sekali.
Filipina sama seperti Indonesia ya… negara “FFBNW… YES YES YES!”
FFBNW adalah senjata andalan beberapa atau banyak negara, sistem senjata ini sangat smpuh dan disukai karenanya banyak negara yang pakai termasuk kita juga 😁😁😁
VDS gak bisa dipasang karna CMSnya gak support or Gak ada Space di buritan?
Dari foto yang beredar, di buritan memang nggak ada space sama sekali.
Kenapa busa begitu @teranmcv….padahal produk VDS itu beragam jenis dan dimensinya 🤷
Dari yg tipe berat sampai kompak pun ada ….
Wacananya Pinoy malah menggunakan Elbit Spectre link bukannya Link 16
TNI sudah pasti Link 16
Lebih panjang dari REM ya. Pinoy punya 107 m vs REM 105 m.
Lumayan jg secara bertahap nyicil dilengkapi persenjataan. Heli jg lebih wow pakai Wildcat vs AS 365Panther
Tentu ini bukan ancaman yang signifikan buat martadinata clas, bahkan bisa berpotensi menjadi tandem yang saling membantu bila pecah konflik dengan china.
Berarti kalau misalnya Iver dah jadi,juga ikut rimpac walaupun ompong(FFBNW) kayak Martadinata dulu ?
Denger2 duit buat beli vls nya doang tak de.. Lawak nih filipin.. Beli vls aja susah gmn nnti beli rudal c-starnya?
Menarik nih kapal, bridge nya lebih tinggi dari KRI REM. Persenjataannya hampir setara tapi REM lebih Stealthty, lebih susah dideteksi.
Bahasa hampir setara mu sarkasme.banget mbah. Kalo kata hampir itu artinya selisih tipis mbah. Lha ini selisihnya jauh banget. Mbok dilihat spek REM gmn lalu spek si Jose gmn mbah.? Ini kalo di TNI AL sama dng Korvet Diponegoro class mbah. Pinoy banyak kena tipu Korea. Makanya ini kapal murah banget.
Yah, gak Korsel gak Rusia gak China sama aja. Sebelas, Duabelas, Tigabelas lah.
Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhhh Hhhhhhhhhhh
Ente kira Rusia negara paling jujur ni yee soal matra laut!! Paling mahal itu jelas benar atuh!
Harga satuan perunit frigat Korea USD 220 juta
Tapi eh tapi eng ing eng
Harga Gepard class perunit Vietnam punya USD 350 juta
Cuma India dan Vietnam pasca perang dingin yang membeli surface combatant dari Rusia
Jangankan Filipina ternyata TNI AL juga emoh kapal perang Ruskimin karena mahalnya tak ketulungan
2012 dengan 2 unit Streguschy class akhirnya berganti rupa jadi 2 PKR 10514 & 2 NR ex Brunei
Bahasa sales mana bisa dipegang. Logikanya kalo harga USD 350 juta cuma dpt setype si Jose ini emang mau tuh India dan Vietnam.? Apalagi india terkenal rumit banget nawarnya klo beli barang. Masa gak pake logika mikir
Mindset India dan Vietnam sudah Ruski banget. Matra laut Rusia nan overprice tetap akan dibeli tetapi volumenya baik kuantitas dan price makin lama makin kecil
Tuh liat sono Timur Tengah yang duitnya unlimited tetap saja matra laut Rusia tak laku laku berbanding terbalik dengan matra darat, udara dan rudal malahan didominasi Inggris, Prancis dan negara barat lain yang mampu menyediakan hull lebih murah dibandingkan Rusia
Mindset India dan Vietnam .? Itukan logika berpikir sales gagal aja.
Yg jelas baik India maupun Vietnam tau yg terbaik bagi mereka, bukan menurut apa kata sales amatir.
Klo gasalah sam mreka pake mistral simbad rc kan ?
iya betul masih lebih baik kri rem sebenarnya
Bukannya SeaRAM
@Ayam Jago
Bung Pemerintah sudah resmi akuisisi Fregat Iver kah??
Atau masih ada tahapan negosiasi atau tinggal nunggu kontrak efektif saja?
Satu lagi bung untuk Pengadaan Pesawat pengganti F5 di Skuadron 14 masih ngambangkah?
Terakhir liat berita katanya ketika Menhan kita menghadiri Acara Victory Day di Rusia dibahas juga Su-35 disana. Tapi katanya gak dibahas?
Lama amet ini isu ngebulett terus.. 😀
Iver 99% insyaallah kontrak
Negosiasi Su35 tentang proses pembiayaan dan imbal beli bukan lagi wewenang Menhan tapi Menkeu dan Menteri perdagangan