Browning M2HB: Senapan Mesin Berat Ranpur Kavaleri
|Kodratnya memang bukan sebagai senjata khusus kavaleri, namun bisa dibilang inilah arsenal senjata pelengkap kavaleri yang lumayan menentukan dalam tiap operasi militer. Tanpa browning, seolah daya gempur korps kavaleri jadi tak lengkap, ini tak berlaku di di Indonesia saja, melainkan di seantero dunia, terutama di negara-negara pengguna standar militer NATO.
Baca juga: CIS 50MG – SMB Serbu Kopassus dan Kostrad TNI AD
Browning M2HB dikenal dalam lingkungan TNI dengan sebutan SMB (Senapan Mesin Berat), tak lain karena kaliber yang diadopsinya adalah 12,7 mm. SMB mampu menghantam sasaran secara akurat dalam jarak 2500 meter. Selain unggul dalam hal akurasi, tidak ada satupun rompi anti peluru yang mampu menangkal penetrasi proyektil 0.50 inci M2HB. Bahkan lapisan kaca anti peluru plexiglass pun jeboll dihajar proyektil SMB.
Browning M2HB juga populer dalam terminologi, salah satunya browning populer dengan sebutan “Ma Deuce”, Heavy Barrel, Cal. .50 dan SMB. Adopsi SMB sangat luas, hampir semua matra, baik Angkatan Laut, Angkatan Darat dan Angkatan Udara telah merasakan kehebatan browning M2HB. Mulai dari helikopter, pesawat tempur, tank, panser, hingga unit infantri pun telah lama menggunakan browning M2HB.
Untuk kavaleri Indonesia, SMB 12,7 mm sejak awal telah menjadi senjata pamungkas bagi panser TNI-AD, yakni VAB buatan Prancis dan V-150 versi intai buatan Cadilage Cage buatan AS. Di lingkungan Korps Marinir, kiprah browning M2HB terbilang baru lewat penempatannya sebagai senjata utama bagi tank pendarat LVTP-7 buatan Korea Selatan.

Lain lagi di lingkungan TNI-AU, browning M2HB dtempatkan sebagai senapan mesin di pesawat tubro propeler OV-10 Bronco, menggantikan senapan mesin M-60 yang hanya berkaliber 7,62 mm. Selain itu, browning M2HB juga dirancang dalam model twin gun pada helikopter Puma SA-330 Skadron 8 Lanud Atang Sanjaya. Twin gun ini ditempatkan pada sisi pintu, jadilah door gun Puma tampil garang.

SMB browning M2HB menggunakan amunisi kaliber 12,7 x 99 mm. Amunisinya tersedia dalam berbagai tipe munisi dengan inti baja keras antara lain Armour Piercing MU3-P yang unggul karena mempunyai daya tembus terhadap lapisan baja, Mild Steel dengan ketebalan 16 mm pada jarak 150 meter.
Dikutip dari Majalah Commando Edisi Maret – April 2006, disebutkan secara teknis SMB dirancang untuk bisa menembak full otomatis, sehingga bisa dipahami betapa dahsyat efek daya rusak senjata ini. Dalam pelaksanaan di lapangan ada aturan-aturan yang sebaiknya dipatuhi agar senjata bisa berumur panjang.


Seperti diungkapkan personel YonKav 7 yang menjadi operator panser VAB, pihak pabrik mensyaratkan laras senapan harus diganti setelah 10.000 tembakan. Namun, di lingkungan batalyon, aturan tadi dibuat lebih ketat, setalah 5.000 tembakan laras sudah diganti.
Selain syarat teknis, kebiasaan menembak juga berpengaruh pada usia pakai senjata. Terdapat tiga gaya menembak pada SMB. Pertama disebut rentetan pendek, artinya ada sekitar dua hingga tiga peluru lepas dalam sekali tembakan. Selanjutnya ada rentetan sedang, dimana lima peluru langsung dimuntahkan salam sekali tembak. Dan yang terakhir, disebut rentetan panjang, tembakan ini disebut full otomatis, sangat pas untuk mengatasi serbuan massal atau menghancurkan sarang perkubuan lawan.

Dengan beragam keunggulannya, wajar bila senapan yang aktif digunakan sejak Perang Dunia II ini terus digunakan hingga saat ini, hampir tiap operasi militer besar di dunia selalu menghadirkan jenis senjata pemukul ini. Mulai dari perang Korea, perang Vietnam, perang Teluk, dan perang Afganistan melibatkan kiprah M2HB secara masif. Beberapa negara pun terus mengembangkan varian-varian M2HB untuk diadopsi dalam berbagai tipe ranpur. Bila Anda ingin lihat performa daya gempur browning M2HB di layar kaca, saksikan film Black Hawk Down, di film tersebut M2HB menjadi senjata standar pada ranpur Humvee. (Haryo Adjie Nogo Seno)
Spesifikasi M2HB Browning
Kaliber : 12,7 mm (0.50 inchi)
Rata-Rata Tembakan : 550 butir/menit
Kecepatan Peluru : 930 meter/detik
Jarak Tembak Efektif : 2000 – 2500 meter
Berat : 38 Kg (58 Kg dengan Tripod)
Panjang : 1,65 meter
Panjang Laras : 1,140 meter
Amunisi : Sabuk
Mekanisme : Recoil, short recoil
Produksi awal : 1932
🙂
agree comrade! terutama alutsista yg pernah atau sedang kita miliki.kalu masih diawang2 sih gak usah dululah.nanti aja kalo dah dateng.daripada kecewa…mendingan berbesar hati menerima kenyataan dan memaksimalkan yg ada.malah kalau bisa yg di musium di bangkitkan lg dan jadi maskot penyemangat tempur TNI.ingat, kita pernah menakutkan NICA dengan bambu runcing.ingat,buku jenderal nasution “pokok perang gerilya” diterjemahkan vietnam dan diterapkan dalam melawan AS. ingat kita pernah menerbangkan curen dengan oli lendir hidung sapi. TNI biasa dgn keterbatasan.tapi bukan berarti mereka harus selalu jadi korban keterbatasan yg dibuat2!
SETOEJOE BOENG !!!
TOLONG UPDATE LAGI GAN BRITA ALUTSISTA NA !!! KEEP UP UR GOOD WORK COMRADE kek berita KRI clurit+KRI krait,PKR,point air defence SKYSHIELD,SAM menengah/jauh SA-6 dan S-300,trus pengadaan LIFT A/T-50 golden eagle,super tucano ama hibah F-16,sisa 6 unit FLANKER,batch 2 BMP-3(M?),rencana penggantian armada F-5E dengan SU-35BM atau JAS-39 gripen NG,KAPAL SELAM (rumornya KILO+CBG+AMUR),penambahan RM-70 GRAD marinir (plus penyisipan beberapa BM-30 SMERCH)
tandingan m2hb tu pa ja,kayaknya singapura jg buat senapan mesin light,call 7,62, tampilin profilnya dong
sudah bisa di produksi di dalam negeri indinesia ya bro ……
tolong tambah artikel tentang senapan mesin berat(SMB)
DSHK buatan Rusia
untuk Puma SA-330 nye TNI AU bisa ditambah tuh populasinye, juga tambahin rocket pod untuk ngelengkapin twin barrels machine gun VIOLA jadi deh light gunship
Untuk Puma SA-330 nya TNI-AU memang sudah dirancang untuk gotong roket FFAR pod. Dalam beberapa defile dan pameran, kombinasi twin gun M2HB plus roket pod sudah ditampilkan kok.. thanks bro