Boeing P-8A Poseidon Kini Siap Meluncurkan HAAWC, Torpedo Pintar dengan Sayap

Kemampuan anti kapal selam dari pesawat intai maritim tercanggih, P-8A Poseidon bakal semakin mumpuni, pasalnya Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) telah mendeklarasikan initial operational capability (IOC) atau kemampuan operasional awal untuk jenis senjata baru, Boeing HAAWC (High Altitude Anti-Submarine Warfare Weapon Capability).

Baca juga: P-8A Poseidon AU Australia Nyaris Celaka, Diserang Flare dan Chaff oleh Jet Tempur Shenyang J-16 Cina

Dikutip dari Navalnews.com (22/11/2022), disebutkan HAAWC sebagai senjata anti kapal selam yang diluncurkan dari ketinggian, telah memenuhi semua persyaratan untuk status kemampuan operasional awal bagi Angkatan Laut AS. Dengan teknologi HAAWC, maka P-8A Poseidon kini dapat meluncurkan torpedo dari ketinggian yang lebih tinggi dan jarak yang lebih jauh dari sasaran atau area yang dikuasai lawan.

HAAWC yang digadang dapat diluncurkan dari segala cuaca, memungkinkan bagi Boeing P-8A Poseidon untuk melepaskan torpedo ringan MK54 dari dekat atau di bawah ketinggian jelajahnya.

Pencapaian IOC mengikuti pemberian kontrak produksi tingkat penuh untuk sistem tersebut kepada Boeing pada bulan Agustus lalu, pelatihan skadron, dan penerimaan unit produksi awal tingkat rendah.

HAAWC terdiri dari kit bersayap lipat, yang disebut Boeing sebagai Air Launch Accessory (ALA) untuk torpedo ringan MK54. Setelah diluncurkan, dua sayap pop-out terbuka dan senjata meluncur ke area target yang ditentukan menggunakan sistem pemandu berbasis GPS, yang juga memiliki kemampuan untuk beroperasi di lingkungan yang ‘ditolak’ GPS melalui navigasi inersia saja.

Setelah mencapai area target, ALA melepaskan torpedo, yang kemudian torpedo jatuh ke air seperti yang seharusnya, kemudian torpedo menggunakan parasut di bagian ekor untuk memperlambat penurunannya dan mencegahnya rusak saat mengenai air.

Penambahan unit HAAWC dijadwalkan hingga tahun 2024, dengan potensi produksi berlanjut hingga 2030 berdasarkan kontrak saat ini.

MK54 buatan Raytheon sejatinya merupakan varian penyempurnaan dari MK46, jenis torpedo ringan yang telah lama digunakan oleh beberapa kapal perang TNI AL, bahkan saat TNI AL masih mengoperasikan helikopter Westland Wasp, Puspenerbal melengkapi Wasp dengan torpedo MK46 di bawah fuselage.

Merujuk ke situs Raytheon.com, disebutkan torpedo dengan kaliber 324 mm ini dirancang untuk menghancurkan kapal selam nuklir yang melesat dengan kecepatan tinggi. Dan torpedo ini ideal untuk digunakan di perairan dalam dan dangkal, termasuk di berbagai lingkungan akustik.

Sejak diluncurkan pada tahun 2004, selain digunakan oleh AL AS, MK54 sudah dioperasikan oleh AL Australia, AL India, AL Thailand dan AU Inggris. Mengutip informasi dari wikipedia.org, harga per unit MK54 mencapai US$839.320 pada tahun 2014. Dan sampai 2014, setidaknya sudah 2003 unit MK54 yang telah diproduksi oleh Raytheon.

Serupa dengan tupoksi torpedo ringan pada umumnya, MK54 dapat diluncurkan dari kapal perang permukaan, helikopter dan pesawat udara. Dalam pelacakan sasaran, MK54 menggunakan algoritma pemrosesan yang canggih untuk menganalisis informasi dan mengatasi false targets (countermeasures) untuk selanjutnya mengejar sasaran yang diidentifikasi.

Baca juga: Raytheon MK54 – Torpedo Ringan Pemburu Kapal Selam Bertenaga Nuklir

Torpedo MK54 dengan sistem pemandu active-passive/active acoustic homing ini, menggunakan dapur pacu reciprocating external combustion dengan bahan bakar cair Otto II. Kecepatan maksimum MK54 dipecaya lebih dari 40 knots. Bobot torpedo MK54 adalah 276 kg, dimana 43 kg diantaranya adalah berat hulu ledak PBXN-103. MK43 punya panjang 2,72 meter dan diameter 324 mm. (Gilang Perdana)

3 Comments