Boeing Alami Penundaan Produksi, Jadwal Pengiriman Drone Tanker MQ-25A Stingray Molor Setahun
|Meski beberapa kali diwartakan telah meraih kesuksesan dalam uji terbang dan pengujian air refueling. Namun, ada kabar bahwa drone tanker MQ-25A Stingray bakal mengalami penundaan terkait jadwal untuk operasionalnya di arsenal Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy).
Baca juga: Untuk Pertama Kali, Drone Tanker MQ-25A Stingray Terlihat Jelas dengan Refueling Pod
Penundaan tersebut seperti diberitakan news.usni.org, dikarenakan adanya penunjaan produksi dari Boeing, yang berimbas pada penundaan jadwal pengiriman drone tanker pertama di dunia tersebut. AL AS menyebut penundaan produksi menyebabkan kemampuan operasional awal – initial operational capability (IOC) mundur setahun dari yang dijadwakan pada tahun 2025.
MQ-25A Stingray sekaligus menjadi drone berukuran besar pertama yang ditempatkan di kapal induk AS, “Alibat penundaan produksi, Stingray baru akan digunakan di kapal induk mulai tahun 2026,” ujar Laksamana Muda Stephen Tedford, pejabat eksekutif program MQ-25A Stingray. IOC sebelumnya telah ditetapkan pada tahun 2025, dengan penyebaran pertama dijadwalkan pada tahun 2026 di atas kapal induk USS Theodore Roosevelt (CVN-71).
“Kami mengalami beberapa tantangan dalam kematangan produksi MQ-25. Orang tidak menyadari seberapa besar MQ-25 yang sebenarnya. Drone ini sepanjang F-18 dengan lebar bentang sayap setara E-2, jelas bukan drone berukuran kecil atau menengah,” kata Tedford.
“Kami sangat transparan dengan masalah kualitas yang dihadapi dan pemberitahuan adanya kebocoran di masa lalu terkait dengan pelapisan yang diterapkan pada komponen logam. Kami memiliki tantangan yang terjadi di awal pengembangan. Dikombinasikan dengan dampak Covid-19 yang berkepanjangan di seluruh tim dan basis pasokan, hal itu telah memengaruhi jadwal pengembangan dan produksi kami,” ujar pihak Boeing.
Boeing memenangkan kontrak senilai US$805 juta pada tahun 2018 untuk membangun empat unit pertama MQ-25A Stingray, setelah Boeing mengalahkan General Atomics dan Lockheed Martin dalam tender drone tanker. Kemudian pada tahun 2020, Angkatan Laut AS menekan kontrak senilai US$84,7 juta untuk membeli tiga unit lagi, dengan target armada Stingray sebanyak 76 unit dengan nilai mencapai US$1,3 miliar.
Sejauh ini, Angkatan Laut AS baru memasukkan anggaran US$220,4 juta untuk tiga unit MQ-25A Stingray dalam Tahun Fiskal 2024, dengan rencana akuisisi 22 unit drone hingga tahun 2028.
Boeing di bawah program Naval Air Systems Command (NAVAIR) telah meluncurkan drone tanker semi stealth MQ-25A Stingray yang terbang perdana di 19 September 2019. MQ-25A Stingray dirancang untuk melayani sistem air refueling dengan metode hose.
Dengan menyalurkan bahan bakar menggunakan metode hose, maka yang disasar adalah pesawat yang menggunakan probe. Karena bakal digunakan oleh AL AS, maka nampak jelas, drone tanker ini nantinya akan digunakan untuk ‘menyusui’ jet tempur F/A-18 E/F Super Hornet, F-35B Lightning II, atau pesawat/helikopter lain yang beroperasi dari kapal induk, dalam hal ini termasuk E-2D Advanced Hawkeye.
Baca juga: Drone Tanker MQ-25A Stingray Sukses Uji Air Refueling dengan E-2D Advanced Hawkeye
Wahana uji MQ-25 Boeing, juga dikenal sebagai T1. MQ-25A Stingray mampu terbang sejauh 804 km dengan membawa bahan bakar avtur sekitar 6.800 liter. MQ-25A ditengai satu mesin jet turbofan Rolls-Royce AE 3007N yang mampu menghasilkan thrust hingga 4.500 kg. (Bayu Pamungkas)
@livik: China itu udah 3x nyerang Taiwan walopun ketiganya berhasil digagalkan oleh Taiwan. Udah jadi tradisi dalam sejarah China kalo yg namanya perang saudara itu pasti akan diselesaikan dg peperangan. Itu udah ada sejak ribuan tahun. Jadi udah takdirnya mereka bakalan berperang lagi, tapi dalam kondisi seperti apa masih belum jelas banget. Sepertinya China bakalan nyerang kalo USA dan Jepang masih belum siap dg senjata Hipersonik mereka. Kalo kedua negara ini belum punya maka China punya kesempatan besar buat nyerbu Taiwan berapapun resikonya karena mereka udah punya itu plus rudal balistik anti kapal induk yg bisa menjaga mereka dari gangguan armada kapal induk US Navy dan JMSDF.
Beda cerita kalo keduanya sudah punya, mereka bisa menargetkan juga armada kapal perang dan kapal induk China dari jarak jauh atau minimal ngasih bantuan tersebut ke Taiwan.
@agato
Tau darimana kalau bakal meletus perang Asia Tomur Raya? Bukannya China masih menahan diri ya?
Waduh bahaya ini, semoga bisa kekejar sebelum perang meletus di Asia timur. Drone MQ-25 Stingray sangat dibutuhkan untuk menghindari ancaman langsung Rudal Balistik anti kapal DF-21D kepada armada kapal induk US Navy dengan memberikan jangkauan terbang yg lebih jauh buat kelompok pespur armada. Drone ini bisa meningkatkan jangkauan serangan gugus kapal induk hingga 2500-3000 km. Lebih jauh dari semua senjata hipersonik yg operasional dan dimiliki oleh China-Rusia.