Boeing 737-200 Surveillance AI-7302 TNI AU Laksanakan Latihan Terbang Malam

Lama tak terdengar kabar tentang Boeing 737-200 Surveillance TNI AU, mengingat usia operasionalnya yang tahun depan bakal menginjak 35 tahun, beberapa orang ada yang bertanya, apakah pesawat intai twin jet andalan Skadron Udara 5 ini masih dioperasikan saat ini?
Baca juga: Boeing 737-400 Lion Air PK-LIW Kini Jadi Pesawat Angkut TNI AU A-7308
Nah, menjawab pertanyaan diatas, Penerangan Lanud Balikpapan (29/11), merilis berita latihan terbang malam (Night Flight Exercise) di wilayah Kalimantan Timur selam dua hari. Dari tiga unit Boeing 737-200 Surveillance, pesawat dengan nomer AI-7302 yang mendapat kesempatan melakukan latihan ini. Sebelum melaksanakan Latihan Terbang malam dilaksanakan breifing di baseops Lanud Balikpapan dipimpin Komandan Lanud Balikpapan dan melibatkan Atsco (Air Nav), BMKG (Meteorologi), kesehatan dan unsur yang terlibat. Terbang malam selama dua hari di wilayah Kalimantan Timur Ini merupakan Latihan operasi pengintaian Skadron Udara 5, Latihan terbang malam (LATERMAL) dalam rangka profesiensi dan transisi penerbang skadron udara 5 Lanud Hasanuddin Makasar. Pesawat ini membawa 14 kru yang terdiri dari captain pilot, co pilot, engineer, operator dan observer.

Adapun route Latermal yang dilaksanakan di wilayah Kaltim meliputi Balikpapan sasaran kembali Balikpapan dengan beberapa sorti antara lain : Sorti pertama berangkat dari Balikpapan pukul 16.40 wita, menuju sasaran dan kembali ke baseops pukul 19.27 WITA, sorti kedua berangkat dari Balikpapan pukul 20.46 wita menuju sasaran dan kembali ke Balikpapan pada pukul 21.29 WITA.
Baca juga: Ocean Master 400 – Radar Intai Canggih Untuk CN-235 220 NG MPA TNI AL
Operasi pengintaian jalur udara, merupakan tugas yang sangat penting. Bahkan terkadang pengintaian bisa berlangsung selama beberapa jam. Operasi pengintaian dilakukan secara acak. Sehingga di harapkan para siswa penerbang dapat meningkatkan profesional dan menambah pengalaman jam terbang malam.
Baca juga: FLIR SAFIRE III – Penjejak Berbasis Thermal Andalan CN-235 220 MPA TNI AL
Berdasarkan catatan, Boeing 737-200 Surveillance dengan nomer AI-7302 tiba di Indonesia pada 30 Juni 1983. Sedangkan pesawat sejenis dengan nomer AI-7301 datang pada 20 Mei 1982, sementara pesawat dengan nomer AI-7303 datang pada 3 Oktober 1983. Ketiga pesawat ini resmi dipesan pada April 1981.
Baca juga: Ketika GlobalEye Memonitor Ruang Udara Indonesia
Apa yang membuat Boeing 737-200 Skadron 5 ini begitu menarik? Jawabannya terletak dari keberadaan radar modular yang terpasang berdekatan dengan sirip tegak. Airborne radar ini lebih kondang dengan identitas SLAMMR (Side Looking Airborne Modular Multi Mission Radar) buatan Motorola. Dalam identifikasi sistem radar oleh AS, SLAMMR diberi kode AN/APS-94. Radar ini berbentuk punuk kecil dengan dua blade antenna yang mengapit sirip tegak. Masing-masing antenna radar ini punya panjang 4,87 meter. Kebisaan radar ini adalah mampu mengendus keberadaan kapal hingga ukuran kecil dalam coverage sejauh 185 km pada ketinggian 9.150 meter dari permukaan laut. (Haryo Adjie)
Baca juga: Motorola SLAMMR – Dibalik Kecanggihan Radar Airborne Boeing 737 Patmar TNI AU
@admin
Iya benar oom…radar CP-SAR rancangan Prof.Jos sdh dipasang pd salah satu Boeing-737-200 skad.5. Risetnya sendiri sudah mulai dari bulan september 2016 kemarin.
Gak ada rencana dimuat oom…
Ini malahan 4 peneliti dari Lapan juga sdh selesai menjalani riset ttg Microsatelite SAR di labnya Prof.Jos di jepang
Yup kita olah dulu, memang ada pesawat keempat, tapi masih pakai logo Skadron 17. Thanks Infonya 🙂
TNI AU Punya uang 1,14 miliar $ kalo dialihkan buat membeli yg lain :
100 sidewinder = 60 juta $
160 AMRAAM = 240 Juta $
total = 300$ juta
ditambah lagi dengan sniper pod, RWR, Jammer Pod biar 34 buah F16 kita lebih baik
Sisanya buat Upgrade 34 F16 agar setara dengan block 52 atau membeli Erieye.
Sedangkan Sukhoi Su 27,30,35 Mendingan dijadikan Ground Attack dan Bomber saja karena sekali angkut bisa 72 bomb daripada buat fighter Mengingat bodinya besar. Sedangkan F16 dan Gripen E sebagai interceptor fighter buat patroli harian. Dan AEW&C, diserahkan sama erieye.
ToT dapat, Efek gentar tinggi.
jadi biar semuanya sama sama senang. wkwkwkwk.
trus knp fighter kalo bodinya besar???
Mungkin Sukhoi itu karena kategorinya heavy fighter. TNI AU menggunakan sukhoi buat menguji bom buatan dalam negeri.
Su 30SM sebagai Alternatif TNI AU apabila harga Su 35 terlalu mahal
Su 30SM sendiri juga dilengkapi TVC.dan harganya lebih murah
Ada berita Di JKGR bahwa indonesia ingin produksi pespur Bersama dengan Rusia. joint production Sukhoi itu juga termasuk ToT bro. mudahan diterima dan indonesia diperbolehkan memodifikasi su 35 nya secara mandiri biar jam operasionalnya murah.
ditambah gripen E buat ganti hawk plus ToT. Lumayan Tuh, Sukhoi TNI AU bisa dimodifikasi pake mesin Gripen ,radar Selex ES.(ngarep lagi tapi bisa jadi kenyataan) agar gak perlu lagi kerusia buat maintenance mendalam. dan juga Bisa gotong rudal buatan barat biar gahar
Jangan lupa, beli juga ratusan missilenya
agar pespurnya tidak menjadi macan ompong.
ngomong apa??
@tomcat
Biarin bang…anggap aja lagi nonton cercan (cerita candra yang di Net TV). Nanti kalo udah ngantuk kan diem sendiri
Abis ngantuk, Minum kopiii.