BN-2A Islander TNI AD: Dukung Intelijen, Beraksi di Babak Awal Operasi Seroja

Yang ini kodratnya adalah pesawat angkut sipil ringan, namun karena pernah digunakan oleh Puspenerbad (Pusat Penerbangan Angkatan Darat) TNI AD, maka pesawat bermesin propeller ini masuk kedinasan dalam dunia militer. Inilah BN-2A Islander, pesawat jenis utility aircraft produksi Britten-Norman dari Inggris, ikut ambil bagian dalam babak awal Operasi Seroja di Timor Timur. Meski basis BN-2A kemudian ada yang diluncurkan dalam varian militer, Islander milik TNI AD tidak dipersenjatai, perannya lebih ke fungsi angkut dan pengintaian taktis.

Baca juga: Beechcraft 390 Premier I – Pesawat Jet VIP Puspenerbad TNI AD

Seperti disebut dalam buku “Operasi Udara di Timor-Timur” karya Hendro Subroto, pada tahun 1977 Puspenerbad mengirimkan pesawat BN-2A Islander dengan nomer A-10021 bernama “Batu Gade” ke Timor Timur. Tidak menyandang peran sebagai pesawat yang dipersenjatai, kelincahan BN-2A dan kemampuan short take off landing (STOL) dari landasan perintis (non aspal) menjadikan pesawat yang akrab dalam penerbangan perintis di Papua ini dipercaya sebagai wahana transport G-1/Intelijen Hankam. Pada saat itu, TNI AD juga mengerahkan armada helikopter Bell 205-A1 dan NBell 412. Lain itu ada tiga helikopter SA-316 Alouette III dan sembilan helikopter serbu NBO-105CB Bolkow.

Baca juga: Alouette III – Kiprah Heli Serbaguna Penerbad TNI AD Era 70-an

Yang unik, Puspenerbad TNI AD hanya punya 1 unit BN-2A Islander, dan merujuk informasi dari planelogger.com, ternyata Islander TNI AD tidak didatangkan gress, alias beli baru. Sebelum menjadi milik TNI AD, pesawat dengan mesin 2x Lycoming O-540-E4C5 adalah milik TAT – Transportes Aereos de Timor. Menurut catatan, BN-2A Islander resmi digunakan TNI AD pada Desember 1975. Meski kini diduga sudah tak lagi beroperasi, pesawat yang berpangkalan di Bandara Pondok Cabe ini masih terlihat di Oktober 2006.

Seperti apakah kemampuan BN-2A Islander? Dalam konfigurasi standar, pesawat ini dapat dimuati sampai 9 penumpang. Dengan maximum take off weight 2.994 kg, pesawat ini dapat mengudara dengan kecepatan maksimum 273 km per jam, dan kecepatan jelajah 257 km per jam. Punya kecepatan menanjak 295 meter per menit, pesawat ini mampu terbang di ketinggian maksimum 4.024 meter. Dengan bahan bakar internal, jarak jangkau terbangnya mencapai 1.400 km.

Baca juga: DHC-5 Buffalo – Pesawat Angkut Multipurpose Yang “Kontroversial”

BN-2T-4S Defender

Terbang perdana pada 13 Juni 1965, sampai saat ini produksi BN-2 dalam berbagai varian telah menembus 1.280 unit. Bahkan turunan BN-2 ada yang sukses dalam varian militer, yakni menjadi BN-2B Defender. Sebagai pesawat militer, BN-2B tetap mengacu pada desain yang serupa, hanya ada perubahan pada jenis mesin, dengan mengadopsi mesin IO-540-K1B5 dan pemasangan hard poin pada sayap utama. Alhasil Defender dapat dipasangi berbagai senjata, mulai dari pod senapan mesin, roket, flare, tangki bahan bakar eksternal, sampai beragam sensor. Umumnya pada varian Defender dilengkapi modul FLIR (Forward Looking Infrared) pada bagian bawah hidung. Malahan ada varian AEW (Active Early Warning) dengan menyematkan nose mounted radome yang ukurannya sangat masif, menjadikan pesawat ini bak burung Bangau.

Varian Defender AEW

Selain digunakan TNI AD, nama BN-2 Islander cukup popular di kalangan maskapai perintis, punya bobot yang ringan, mudah dalam perawatan dan mampu mendarat/tinggal landas di runway rumput, menjadikan pesawat ini juga dioperasikan oleh Airfast, Dirgantara Air Services, Indo Pacific International, Bali International Air Service, dan Sabang Merauke Raya Air Charter.

Baca juga: C-27J Spartan – Pesawat Angkut Taktis Lapis Kedua RAAF, Pernah Jadi Incaran TNI AU

Aero Commander 680FL TNI AD

Mirip Aero Commander
Serupa tapi tidak sama, Puspenerbad TNI AD ternyata juga punya pesawat angkut yang mirip dengan BN-2A Islander, yakni Aero Commander 680FL. Teratat ada dua unit yang pernah beroperasi, yaitu pesawat dengan nomer A-2003 dan A-2004. Bedanya Aero Commander adalah buatan Negeri Paman Sam, dan pesawat ini pun sukses dikembangkan ke dalam varian militer. (Bayu Pamungkas)

Aero Commander juga pernah digunakan Puspenerbal TNI AL
5 Comments