Bikin Heboh, Meriam S-60 Ternyata Masih Digunakan dalam Perang Armenia vs Azerbaijan
|
Bagi warganet pemerhati dunia alutsista, sosok meriam PSU (Penangkis Serangan Udara) S-60 kerap disebut “Si Mbah,” lantaran usianya yang sudah begitu tua. Tapi jangan keburu skeptis pada meriam S-60, selain beberapa pucuk telah di retrofif untuk Arhanud TNI AD, nyatanya meriam lawas ini masih digunakan dalam Perang antara Armenia vs Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.
Baca juga: S-60 57 mm – Meriam Perisai Angkasa ‘Sepuh’ Arhanud TNI AD
Persisnya saat Parade Perayaan Hari Kemenangan (Victory Day) Azerbaijan pada 10 Desember 2020 di Kota Baku, terlihat sosok unik di antara alutsista yang ditampilkan di muka publik, yaitu meriam S-60 yang dipasang pada platform ranpur lapis baja MT-LB. Disebut unik, lantaran S-60 dikenal sebagai meriam yang ditarik (towed) oleh truk. Sementara dari foto yang terlihat, S-60 menjadi senjata yang sifatnya self propelled karena terintegrasi dalam ranpur.
Dari postingan akun Twitter @Ninja998998, disebutkan ranpur MT-LB dengan meriam S-60 yang ditampilan dalam parade militer itu adalah milik Armenia. Saat Victory Day 10 Desember memang tak hanya ditampilkan defile pasukan dan alutsista milik Azerbaijan, rupanya turut dipamerkan beragam persenjataan milik Armenia yang berhasil dirampas oleh pasukan Azerbaijan. Sebagai catatan, Perang di wilayah Nagorno-Karabakh selama enam minggu telah dimenangkan oleh Azerbaijan atas dukungan Turki.

Ranpur MT-LB sejatinya tak tercatat memiliki varian yang dipasangi meriam S-60, boleh jadi apa yang terlihat adalah hasil modifikasi secara mandiri. Sekilas tentang MT-LB, merupakan ranpur lapis baja angkut personel (armored personnel carrier), tapi dapat juga disebut sebagai IFV (Infantry Fighting Vehicle) jika pada varian tertentu dibekali kanon kaliber 30 mm.
MT-LB terbilang ranpur dari era Uni Soviet yang laris manis di negara-negara sekutu Soviet. Pertama kali diproduksi oleh Kharkiv Tractor Plant, MT-LB punya bobot 12 ton dan dapat membawa 11 pasukan infanteri bersenjata lengkap. Ciri khas ranpur yang punya kapabilitas amfibi ini adalah dilengkapi lapisan baja 14 mm.

MT-LB disokong tenaga dari mesin diesel YaMZ 238 V-8 yang mengasilkan tenaga 240 hp. Kecepatan melaju di jalan raya mencapai 65 km per jam dan mampu menjelajah hingga 500 km. Sebagai negara eks Uni Soviet, sudah barang tentu MT-LB juga dimiliki oleh Armenia dan Azerbaijan.
Sedangkan tentang meriam S-60, resminya senjata kaliber 57 mm ini mulai diproduksi sejak tahun 1950, dan telah memperkuat arsenal sista TNI sejak era operasi Trikora di awal tahun 60-an. Dirunut dari klasifikasinya, S-60 masuk dalam meriam PSU (penangkis serangan udara) laras tunggal dengan jarak tembak target rendah dan menengah. Dengan panduan sistem penembakkan terintegrasi, jangkauan meriam ini bisa melesat hingga 6.000 meter.
Baca juga: AN/UPS-3 TDAR – Radar Penjejak Target Untuk Meriam PSU S-60 57mm Retrofit Arhanud TNI AD
Meski sudah buyut, tapi meriam ini nyatanya masih aktif digunakan oleh beberapa negara yang anggaran militernya berkocek ngepas, terutama negara-negara di Afrika dan Asia Selatan. Terbilang sebagai senjata blok Timur yang cukup laris, membuat beberapa negara sekutu Soviet tertarik untuk membuatnya secara lisensi, setidaknya ada tipe 59 yang dibuat oleh Cina, dan SZ-60 yang dibuat oleh Hungaria. (Gilang Perdana)
Buat nembak drone masih bisa sih, tinggal di modifikasi penjejak elektroniknya semoga ada pihak yang bisa melakukannya
Buat ngadepin swarming Drone bunuh diri masih efektif mungkin ya, amunisinya kan lebih murah dibanding mistral misalnya, cuma ya jangan darto biar efektif.
Di modif buat meriam kapal2 bakamla. Biar rada punya taring. Masa kapal segede KN Tanjung Datu ompong. Klo cm ngadelin M2 Browning, kurang bertaji.
Karena tidak bisa integrasi dengan radar seperti Oerlikon kita, maka hanya bisa pakai MK. I Eye Balls aka bola mata untuk menarget musuh.
Hasilnya untuk nembak pesawat dan misil yang punya kecepatan melebihi suara gimana? Ya 0 besar.
Dengan kata lain, ini senjata sudah gak guna dlm pertempuran modern.
modifikasi dan upgrade simbah samber langit menggandeng ukraina. salah satu tujuan juga agar bisa koneksi ke kartika tdl
Apakah upgrade akan menaikkan rate of fire yg rendah? Kalau ya, jd brp per menitnya?
soal itu ane tak tahu rinciannya. tapi tujuan utama lebih pada otomatisasi dan integrasi setidaknya performa setara td200b
BUwat pa tni pakai senjata gituan. KAn ada Wiro sableng yg bawa seniper. Di di rudal juga kagak mempan si wiro sableng.
Indonesia itu butuhnya rudal buwat nyerang musuh dari negara lain.
avibras matador
Salah satu Alutsista dari Uni Soviet yang sudah terbukti Battle Proven Strooonggg bingit, Long Life dan Long Endurence…
Alutsista yang memiliki kemampuan untuk menghancurkan Pesawat Jet abad 22 yang memiliki kapabilitas anti Jamming dan juga anti Stealth…
Russia Strooonggg bingit
kan buat PSU itu om,bukan buat nembak MBT
Sepertinya ranpur MT-LB yg dipersenjatai dng meriam S60 tdk banyak berguna dlm konflik Armenia – Azerbaijan bahkan tentara Armenia saja meninggalkannya dlm kondisi utuh & mungkin suatu saat nanti akan menjadi tambahan utk dibuat monumen atau koleksi di museum kemenangan Azerbaijan.
Mempan ga nembak MBT modern 57mm geli2 kali, wong 120mm saja blm tentu hancurkan tank
kan buat PSU itu om,bukan buat nembak MBT
@Zul heri aKa jaka sembung.Ngga ush komen kalau komenmu slalu ngga nyambung.perbanyak tau dulu soal alutsista baru ngomong.nanti keliatan x bodohmu.
MBT masih tembus diajar 57mm. Di Rusia S60 sudah tak terpakai sebagai AA gun dan berubah status jadi mountain gun
Kira kira kalo perang mungkin gak tni menggunakan tu meriam buat nangkis dongfeng dan jet2 cipeng.
Jelas digunakan laah, barang keramat kok.
(tapi jangan tanya hasilnya, ntar kuwalat berat, apalagi kalo sampek ketawa)
😥