Besok! Gripen NG Resmi Rollout dan Unjuk Demo Udara di Linköping
|
Stockholm – Dalam hitungan jam, titik perhatian dunia militer dan dirgantara akan tertuju ke Linköping. Di kota sebelah selatan Swedia ini besok dijadwalkan digelar acara peluncuran resmi (rollout) jet tempur multirole Gripen NG (Next Generation). Gripen NG yang kini dalam status produksi untuk AU Swedia dan AU Brasil, rencananya juga akan unjuk kemampuan demo udara di atas langit Linköping.
Baca juga: 18 Mei, Saab Siap Luncurkan The Smart Fighter Gripen NG
Karena event peluncuran jet tempur bisa dibilang jarang, konsentrasi industri dan media pada acara yang diberi tajuk “Gripen Evolution” terbilang besar. Apalagi hadirnya Gripen NG bersamaan dengan hangat-hangatnya kompetisi penjualan jet tempur di beberapa negara dunia ketiga, termasuk Indonesia. Karena rollout ini adalah momen khusus peluncuran senjata berkategori ‘strategis’, pihak Saab dalam acara memberlakukan prosedur keamanan ketat, termasuk embargo sementara untuk foto dan video saat acara berlangsung.
Baca juga: Saab: Satu Tahun Setelah Kontrak, Jet Tempur Gripen Sudah Bisa Dikirim ke Indonesia
Rollout esok hari akan dihadiri beberapa petinggi militer dunia, termasuk perwakilan dari negara-negara yang telah menggunakan JAS 39 Gripen, seperti Thailand, Brasil, Inggris, Ceko, Hungaria dan Afrika Selatan. Meski belum bisa dikonfirmasi, delegasi dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI kabarnya akan hadir dalam acara esok hari.
Apa yang menarik dari Gripen NG? Secara umum Gripen NG adalah pengembangan lebih lanjut dari varian Gripen C/D yang kini eksis dioperasikan sejumlah negara. Nantinya Gripen NG juga akan didapuk dengan sebutan Gripen E/F, jenis E menandakan jenis kursi tunggal, sedangkan jenis F menandakan kursi tandem untuk kebutuhan fungsi latih tempur. Secara umum, Gripen NG mengadopsi desain jet tempur single engine dengan sayap delta, lengkap berikut canard di bagian depan.
Baca juga: Gelar Satu Skadron Gripen Ke Pangkalan Aju, TNI AU Hanya Butuh Satu C-130 Hercules
Gripen NG disebut mengedepankan teknologi masa depan Network Centric Warfare (NCW) yang menjamin fleksibilitas dalam menjalankan misi multirole fighter. Adanya NCW dapat memaksimalkan dukungan jalur komunikasi antar jet tempur dan komunikasi ke ground. Isu data link yang kerap menjadi masalah di pesawat tempur, dijawab Saab dengan hadirnya dual data links, satellite communications dan video links. Konsep ini menjadikan Gripen NG dapat beroperasi lebih independent dalam beberapa moda operasi udara.
Mengenai dipilihnya Linköping sebagai lokasi rollout, pasalnya di kota yang berjarak 200 kilometer dari Stockholm ini memang menjadi markas utama Saab Aeronautics, dan Linköping menjadi basis manufaktur produksi jet tempur Gripen. (Haryo Adjie)
Gripen NG dibekali wiring kompatibel MIL-STDI1760-Class2 di semua cantelannya yg menjamin bisa membawa persenjataan dari NATO dan dibekali data link khas sewdia yaitu TIDLS (Tactical Information Datalink System) serta gripen ng kompatibel dengan link-16 MIDS standar NATO
senjata yg dapat di usung
air to air : aim-9, aim-132asraam, aim-120, meteor
air to ground : KEPD taurus, antikapal rbs-15f, maverick, rudal antiarmor brimstone
bomb : gbu-12, gbu-24
dikatakan rival terdekat untuk gripen ng yaitu f-16
Saya suka sama Gripen NG, selain bisa menutupi ruang udara lebih luas (jumlah yg ditawarkan oleh Saab dibandingkan jumlah yang ditawarkan oleh Sukhoi dengan harga yang sama) 8 super flanker harus menutupi ruang Indonesia? Seberapa kuat kita operasiinnya. Dengan jmlah 32 unit yg ditawarkan oleh Saab #koreksi kalau salah, kita bisa menempatkan pesawat ini di berbagai spoot. Memang betul jangkauannya tidak sejauh sukhoi, tapi disitulah letak kekuatan quantity yg ditawarkan. Kalau Su-35 kita tidak bisa melakukan hal tsb karena jumlahnya terbatas.
Bung Admin
Semoga bisa mendapatkan gambar Avionik Gripen NG ya bung.
Salam
Ada sih mas, nanti di posting 🙂
Semoga barang ini yg diambil indonesia..
Bukan daya gentar yg dicari, tp kesiapan operasional yang didukung dengan biaya terbang yg rendah, yang hasilnya lbh kepada keamanan ruang udara.
Logikanya “anak kecil lbh berbahaya jika dia membawa ketapel dengan ketersediaan batu yg melimpah (murah) krn dia bisa menyerang orang dewasa lbh dari 1 dalam tempo yg lama dan berkelanjutan, dari pada membawa 1 golok besar yang mana golok tersebut beraaat, tajam dan blm tentu bisa memakainya secara maksimal. Walau bisa membunuh dengan cepat namun hanya efektif untuk serangan pertama dan tdk untuk perkelahian yg berkelanjutan dengan musuh lbh dari 1 krn ketidak mampuan tenaga dan alat serangnya…”
Mksh
Perumpamaanya salah bang, karena Gripen dan Su-35 senjatanya sama.
yang kurang di gripen dibanding Su-35 hanya pada muat BBM dan Super Manuver, tapi sekarang versi E/F bedanya tipis.
Justru Gripen E/F sekarang lebih unggul di macam senjata, Radar serta AVIONIC dengan Network Centricnya, sesuatu yang masih dimimpikan oleh pesawat lain, kecuali F-35
dan tentunya Biaya Operasional yang jauh lebih murah dari Su-35
Krn selama ini yg didengung2kan adalah SU-35 itu daya gentar saja, dan itu sudah ditelan mentah2 ama masyarakat awam.
Tanpa melihat faktor2 lainnya, makanya saya analogikan seperti itu..
kalo nambah jenis persenjataan baru bukannya bikin pusing lagi mengenai perawatannya.
andaikan di gripen membawa rudal menengah maka menambah inventori rudal di tni au yg sebelumnya berasal dari sukhoi dan f-16
Logika perumpamaan yg ngawur puooll..
Anak kecil bawa ketapel dng persediaan batu yg banyak aja sudah merupakan masalah dalam membawanya.
Ketapel pun hrs loading dulu satu-satu sebelum di lontarkan kesasaran.
Kalau seorang pendekar dewasa bawa golok, sudahpastidia mampu menggunakannya, kalau tdk mampu ngapain hrs dibawa tuh golok.
Jika anda yg menjadi anak kecil membawa senjata ketapel, beranikah anda duel dng pemuda pendekar bersenjata golok.? Pasti dijamin berani lari alias ngacir toh….!!
Coba baca lagi apa yg sata tulis diawal..
Saya mengumpamakan semua anak kecil bukan yg anda bilang “pendekar2an”…
Dari kata ketersediaan batu yh banyak itu artinya “bukan harus dibawakan” tp di alam banyak batu kan..
Intinya barang yg bisa di tenteng Gripen lbh banyak penyedia dari negara lain, bedakan ama SU-35 bawanya dari rusia ajakan bukan dari lainnya…
Saya kira anda dehhh yg MELINTIR perumpamaan saya menjadi terasa NGAWUUUR…
Apa anda pernah tanya keluhan user make barang rusia, apa anda pernah tanya keluhan user pake barang Eropa atau barat..
Pendekar beraninya sama anak kecil…?!!!
Waahhh….anda makin ngawur aja bung.
Masa anak kecil bawa golok. Buat apaan.?
Lagian anak kecil ngelawan org dewasa pake ketapel.? Yg ada anak kecilnya malah kabur dilemparin batu besar-besar sama tuh org dewasa. Sama-sama banyak di alam kan.?
Ente tau gak barang yg bisa ditenteng Gripen apa aja.? Buatan mana aja.? kalo mau beli hrs ada dapat ijin kongres mereka. Emangnya beli sayur dipasar yg tinggal main comot bayar.
ehh..boy….kalo ente tanya usernya, cuma doyan F-16 ama Sukhoi doank. udah biasa nunggangin. Udah sehati dng tunggangannya.
Emang ente sudah pernah nanya.? mungkin yg ente tanya Fan Boy Military kalee……aahhhh ngaco aja ente….ngawur puuoolll.
Hahahahah.
Iya dehhhh, iyaaaa..
Pokoknya keluarga SU pasti toooopppp, deterjennya berbusa2..
Saya tanya 1 kali aja sama anda BUNGkembung…?
Yg dibutuhkan indonesia saat ini apa, kualitas atau kuantitas.
Patroli atau peraaang berlarut,…
– Klo patroli ya ambil yg biaya operasionalnya muraah..
– klo buat perang ya ambil yg barangnya banyak dulu, klo cuma 8 ekooor dihajar paling banter 1 minggu habis, lah klo banyak minimal bisa meladeni lbh lama.
Klo anda takut di embargo atau minta ijin sana sini ya saya tanya balik, apa Rosiyah bisa ngasih jaminan klo tdk akan mengembargo indonesia dalam kurun waktu 20 tahun dan ketersediaan barang dagangannya (sperpart) selalu ada dan gampang dalam pembelian.
Soal kesukaan user, saya pastikan mereka yg diatas suka yg biayanya mahal krn “tau sendiri pasti ada”..
Klo yg dilapangan mereka suka yg biayanya murah krn mereka juga mikir “ngeman-ngemani duiiit” jgn sampai ada kata2 “sekali terbang moso 2 inova hilang”…
Tolong dipikirkan…..
Saya kadang bingung dengan kata2 anda, seolah anda paling tau kebutuhan TNI saat ini..
Kebutuhan yg memang butuh, jangan kebutuhan buat “gaya2an” aja.
Jaga sikap dan kata2 dalam berdiskusi kawan, krn apa yg anda tulis hari ini… itu akan dikenang untuk waktu yang lama..
Salaaammmm..
Ya sudah anggap saja anda yg menang dan saya yg waras ngalah. Yg jelas negeri ini bukan dibangun berdasarkan Kalo…kalo dan kalo. Ohh..yaa…satu lagi buat anda. Hari gini masih bicara Embargo.?Wassallam aja kalee…
Baguslah kalo tulisan saya bisa jd kenangan bisa jd Pahlawan donk.
Kmn aja anda 10thn terakhir ini..
Embargo dibilang sdh wasalaam…
Masih adaaa kali BUNG..
Yaudah dehhh males saya ngeladeni kepintaran anda, dari tadi apa yg ada bual hanya khayalan anda semata..
Saya curiga sama anda, pasti anda habis ngiseeep LEM FOX kan ya..
Makanya suka ngak karu2an kata2nya.
Alhamdulillah…akhirnya anda mengakui bahwa saya pintar. Amin
Kalo mau debat lakukan secara sehat boy ….jng berprasangka negatif dng orang, kalo kalah berdebat. Baca buku yg banyak ya boy. Paling tidak rajin-rajin googling lah. Biar tambah pintar. Jng lupa minum susu biar cerdas. ok.? Wasallam
Hari gene anak kecil bawa ketapel mau ngelawan orang dewasa….he he he…analogi yg lucu buuanget..nget..nget
Lalu kabar yg dari Rusia gimana?
*beda topik
Kalau Su-35 tetap memakai Avionik Rusia
Alamat Su-35 BUKAN termasuk Gen-4++ untuk TNI-AU
karena (++) disini adalah Network Centric
Jadinya Su-35 kita nanti hanya Gen-4 saja
@jangkrik
Lha trus radar aesanya gmn…bukankah itu mjd standar gen 4++, bung?
Bukankah lebih logis bg AU utk menentukan datalink yang dipilih, diaplikasikan pd F-16 yang lebih banyak jumlahnya?
Lagipula sukhoi sdh memiliki intra-flight datalink…jd kalo bener su-35 akan dipasang datalink yang berbeda lagi, malahan dia tdk bisa berkomunikasi dg armada sukhoi yang lama…?
hehehehe. kan radar si Irbis masih PESA bang, jadi ya belum ++ kalau begitu
kalau hanya intra-flight datalink, buat apa ?
tetap ngak nyambung dengan Radar Master-E dan Radar lainnya di darat
pantes aja Su-27/30 nyari Pesawat sipil baling baling bambu, susah nemunya
semoga jadi pelajaran buat TNI-AU, malu malu in
@jangkrik
Makanya…jadi mubazir kan (su-35 maksudnya)?
Pesen 8 biji sukhoi-35 yang tdk berkomunikasi datalink dg sesama sukhoi yang lama, sementara armada F-16 yang jumlahnya lebih banyak belum tau bakalan pake datalink apa?
Kayaknya istilah generasi 4++ yang dimaksud adl istilah versi AU sendiri (yang penting…masuk tuh sukhoi)….?
Berarti gak jadi pake Avionik barat ya bung.? Berarti tetap gak bisa halo-halo donk antara Sukhoi dan elang botak ya bung.?
@admin
Njur “dual-datalink” itu maksute opo oom?
Hayoo…ketahuan belum berangkat…
Posisi sudah di Stockholm dari kemarin mas 🙂 Dual data link disini adalah mampu mendukung sistem Link 16 dan sistem national data link. Penjabaran perannya mampu mendukung tactical air unit, koneksi ke AEW&C di ground dan sea, plus fungsi forward air controller.
@admin
Ooh gitu ya…oom kalo ada brosur, kaos apa topi “smart fighter” boleh dong…size L
Ada video link.? Di Gripen NG.? Bentuknya gimana tuh min.?
Kebetulan ada rilis video link proses produksinya, silahkan https://youtu.be/y7sH3fFamps
Bung Admin ngajak becanda
Itu video proses produksi. Yang saya maksud ” Video Link ” pada tulisan anda ” dengan hadirnya dual data links, satellite communications dan video links “.
Salam bung
Oh video link yang dimaksud artinya masuk dalam skenario Network Centrik Warfare, apa yang dapat dilihat oleh pilot Gripen dari aneka perangkat sensor akan diperlihatkan dalam visual video ke pilot, baik itu lewat HMD (Helmet Mounted Display) dam NVG, secara simultan lewat content berupa video link tersebut juga dapat dilibat (di share) ke elemen lain, seperti AEW&C dan kodal di ground.