Berkat FOD Screen, MiG-29 Fulcrum Jadi Jet Tempur yang ‘Tahan Debu’, Favorit Negara di Afrika
|15 April 2023, meletus perang saudara di ibu kota Sudan, Khartoum, dan sampai tulisan ini diturunkan lebih dari 200 orang tewas dan dua ribuan lainnya mengalami luka-luka. Perang yang melibatkan militer dan kelompok paramiliter yang disebut Pasukan Pendukung Cepat (RSF) terus berlangsung. Bukan sebatas mengerahkan senjata darat, perang juga telah menaikan pamor jet tempur legendaris, MiG-29 Fulcrum.
Jet tempur twin engine generasi keempat tersebut, bukan saja menjadi ‘rebutan’ dalam perang Rusia vs Ukraina. Pada hari pertama meletus pertempuran di Khartoum, MiG-29 sudah ambil bagian dalam operasi serangan udara ke permukaan. Dioperasikan oleh Angkatan Udara Sudan (Sudanese Air Force), MiG-29 dilaporkan terbang rendah dan melakukan serangan menggunakan roket dan rudal udara ke permukaan untuk menekan basis pasukan RSF.
Meskipun dirancang (terutama) untuk meladeni pertempuran udara ke udara, MiG-29 Sudan telah mengambil bagian dalam operasi kontra-pemberontakan di masa lalu terhadap berbagai kelompok milisi yang didukung Barat. Selain itu, MiG-29 juga berperan sebagai elemen pendung bagi pesawat serang jarak jauh Su-24M yang diperoleh Sudan dari Belarusia pada tahun 2014.
Kekuatan udara menjadi keunggulan utama yang dimiliki militer Sudan atas kelompok bersenjata lainnya di negara itu. Guna melindungi Khartoum, MiG-29, Su-24M dan Su-25 telah ditempatkan sementara di ibu kota Khartoum dan diterbangkan di atas kelompok-kelompok milisi di dekat ibu kota dalam apa yang diperlihatkan sebagai bentuk show of force.
Pada Oktober 2020, Menteri Pertahanan Sudan mengumumkan bahwa Sudan telah membeli pesawat tempur MiG-29 dari Rusia. Debut resmi pesawat ini di Sudan dilakukan pada November 2020, di mana beberapa unit MiG-29 ditampilkan dalam parade militer di Khartoum.
Seperti sudah diduga, pembelian MiG-28 menuai kritik dari beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, yang telah memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Sudan.
Sudan adalah salah satu dari lima negara Afrika yang mengoperasikan MiG-29, negara lainnya pengguna MiG-29 adalah Eritrea, Mesir dan Libya serta Aljazair di dekatnya, yang kesemuanya sangat bergantung pada MiG-29.
Bagi negara-negara di Afrika, MiG-29 Fulcrum dianggap sebagai jet tempur yang ideal. Pasalnya MiG-29 dapat dioperasikan dalam kondisi lingkungan yang ‘buruk’. MiG-29 mampu lepas landas dan mendarat di landasan yang tidak terlalu baik (un-prepared airstrip to take off).
Sebagai pesawat bermesin jet, potensi bahaya yang sangat besar adalah air intake kemasukan obyek asing atau material berbahaya – FOD (Foreign Object Debris) yang dapat merusak mesin. Nah, untuk urusan yang satu ini, rupanya MiG-29 terbilang jet tempur yang ‘bandel’.
MiG-29 mengadopsi dengan dua set engine air inlets. Ketika lubang masuk di bawah sayap ditutup (untuk mencegah kerusakan mesin dari benda asing) menggunakan FOD screen, maka lubang masuk udara di atas (inlets on top) yang akan terbuka. Hal ini memungkinkan mesin tetap mendapatkan pasokan udara yang dibutuhkan.
Penggunaan FOD screen tentu saja diputuskan pilot secara manual jika melihat area landasan yang berpotensi adanya material berbahaya yang bisa terhisap ke mesin jet.
Dalam konteks operasi di Afrika, fitur FOD screen menjadi begitu penting bagi MiG-29, seperti iklim gurun dan banyak debu, acap kali mendapat terjangan angin kencang dan badai pasir, menjadikan tidak sembarang jet tempur dapat beroperasi optimal di beberapa negara Afrika.
Baca juga: Sebuah Anomali, Jet Tempur MiG-29 Ukraina Jatuh Akibat Drone Kamikaze Shaded-136
Meski FOD screen memberi keunggulan mobilitas pada MiG-29, namun, adanya FOD screen rupanya berimbas pada sistem aliran udara yang lebih kompleks, dimana ada ruang yang idealnya bisa digunakan untuk tangki bahan bakar, namun terpakai untuk FOD screen.
Secara keseluruhan, fitur FOD screen bisa menghambat jangkauan MiG-29. Melihat plus minus FOD screen, fitur ini kemudian tidak hadir di jet tempur Sukhoi Su-27/Su-30. (Haryo Adjie)
wah saya juga baca pertama kali tentang mig 29 di artikel majalah HAI semasa 1988 an. klo ga salah debut di PAris Airshow.
Nostalgia masa2 ColdWar yang indah dan banyak cerita.. lol
Cuma menang tahan banting doang tapi pesawat ini battle proven karena paling banyak ditembak jatuh 😆🤣
Jadi ingat majalah Mekatronika, Bandung 30 tahun lebih yl (majalah2 kesayangan mas sy yg kuliah di teknik elektro ITB, sy sbg adeknya yg masih SMP ya seneng2 aja ikut baca). Ada artikel tentang MiG29 yg saya ingat: model inlet tsb ditujukan untuk mencegah salju masuk. MiG 29 dirancang bisa lepas landas atau mendarat di landasan bersalju. Bahwa ternyata efektif juga untuk menangkal debu atau kerikil ya bagus banget ya guys. Waktu itu sy gk ada gambaran cara kerjanya, baru setelah baca artikel ini jadi paham. Oooo… ternyata gitu to. Butuh waktu 30 tahun lebih tu guys untuk ngerti. Hebat bener emang ya Rusia itu. Ckckck…gk salah deh kl jadi lawan sepadan satpam dunia.
alutsista rusia termasuk ini juga rasa²nya paling dominan di negara² afrika timbang dari negara lain (dari yang saya tau sih begitu), meski ya banyak juga yang pake alutsista non rusia di afrika