Beredar Foto Korvet KRI Bung Hatta 370, Serupa ‘Tapi Tidak Sama’ dengan KRI Bung Karno 369
|
Dikenal sebagai ‘Dwi Tunggal’, nama besar Bung Karno (Soekarno) tak bisa dilepaskan dari Bung Hatta (Mohammad Hatta). Setelah pada 19 April 2023 diluncurkan korvet ‘Kepresidenan’ KRI Bung Karno 369. Ada kabar bahwa kapal kembaran kini tengah dibangun oleh galangan yang sama, kapal dari jenis korvet tersebut adalah KRI Bung Hatta 370.
Baca juga: Korvet ‘Kepresidenan’ KRI Bung Karno 369 Diluncurkan, Kelak Gantikan KRI Barakuda 633
Seperti halnya KRI Bung Karno 369, maka KRI Bung Hatta 370 juga dibangun oleh PT Karimun Anugrah Sejati di Batam. Beberapa foto terkait KRI Bung Hatta 370 telah beredar di media sosial X (d/h Twitter), yang memperlihatkan proses pembangunan kapal telah rampung, meski posisi kapal masih berada di dock kering dengan bantalan keret di bawah lambung, yang menyiratkan kemungkinan kapal ini akan diluncurkan dalam waktu yang tidak lama lagi.
Belum ada informasi dan spesifikasi terkait KRI Bung Hatta 370, namun bila melihat dari tampilan haluan dan buritan, ada kemiripan dengan KRI Bung Karno 369.
Merujuk pada desain KRI Bung Karno 369, korvet VVIP ini punya panjang 73 meter dan lebar 12 meter. Korvet rasa kapal patroli dengan bobot 650 ton ini ditenagai dua mesin diesel 4.000 KW yang memungkinkan melaju dengan kecepatan jelajah 16 knots dan kecepatan maksimum 24 knots.
TNI AL Mulai Bangun Korvet ‘Kembaran’ KRI Bung Karno 369, “Lambung Lebih Panjang Persenjataan Sama”
Melihat dari tampilan yang mirip, spesifikasi KRI Bung Hatta 370 kemungkinan tidak jauh berbeda dengan KRI Bung Karno 369, meski disebut lambung akan sedikit lebih panjang. Yang menarik, ada salah satu foto yang memperlihatkan sisi buritan, menyiratkan adanya fasilitas pintu rampa (stern ramp) di KRI Bung Hatta 370, yang kelak dapat memudahkan dalam mendukung mobilitas pengerahan perahu boat dan visit, board, search, and seizure (VBSS).
Untuk aspek persenjataan, bila melihat pada backrop saat upacara first steel cutting dan keel laying pada 25 Januari 2024, maka ada kemungkinan korvet Bung Hatta akan dipasangi meriam sekelas OTO Melara kaliber 76 mm, kemudian ada area pada bagian tengah lambung untuk empat peluncur rudal anti kapal.
Foto bagian belakang dan sampai dari KRI bung hatta. Seperti nya ada tempat SSM pic.twitter.com/OZSwSGsy9w
— MARKICAP (@RizkyAgungW5) February 24, 2025
Korvet KRI Bung Hatta 370 buatan PT Karimun Anugerah Sejati…. pic.twitter.com/H2y24RmSg4
— defenceview (@defenceview_id) February 24, 2025
Berbeda dengan KRI Bung Karno 369, yang pada bagian tengah lambung memang tidak dipersiapkan space untuk peluncur rudal anti kapal. Begitu juga dengan senjata pada haluan, KRI Bung Karno 369 mengadopsi meriam Leonardo Marlin 40. Besar harapan, spesifikasi dan kemampuan KRI Bung Hatta 370 akan lebih baik dari KRI Bung Karno 369. (Gilang Perdana)
@Widya: Oh yg saya perkirakan bukan termasuk logistic nightmare karena sebagian besar atau seluruh alutsista yg ada masih memakai parts buatan Barat atau dengan standar Barat bahkan untuk KFX dari Korea dan UAV dari Turki.
@Tukang Ngitung: 16 F-35B akan dibagi untuk 2 Kapal Induk Sedang sedangkan 2 Kapal Induk yg lain digunakan untuk UAV. Posisi F-35B akan berperan sebagai AWACS mini dengan kemampuannya melakukan infiltrasi dan pengolahan data yg bisa dibagikan kepada pespur lain yg kompatibel yg dimiliki oleh Indonesia. Itulah kenapa F-35B tidak perlu banyak-banyak. Tugasnya adalah mengeliminasi sasaran strategis musuh baik di darat, laut dan udara. Jika perlu, F-35B yg akan dibeli juga dilengkapi dengan Loyal Wingman buatan Boeing yg bisa diluncurkan dari kapal induk juga. Itu akan lebih baik dalam pengembangan doktrin terbaru TNI AU sebagai supremator peperangan strategis di masa depan.
Kalo pandangan saya, Indonesia tidak butuh Destroyer sebesar Type 055 Renhai Class, cukup bisa VLS rudal yg bisa diisi rudal habis yg banyak ampe 70-90 unit itu sudah lebih dari cukup. Fregat Merah Putih dibuat dan diisi dengan VLS hingga 96 buah juga bisa kok. 48-60 di Haluan, sisanya di buritan dan di belakang dek hanggar. Atau bisa memaksimalkan Bergamini Class yg mau dibeli.
Yonkav dan Yon armed kok dikit banget, harusnya Indonesia mengaca dari perang Rusia-Ukraina, kebutuhan alutsista khususnya darat disesuaikan dengan luas wilayah dan jumlah penduduknya. Jika Rusia punya penduduk 154 juta tapi punya ratusan Yonkav dan Yon Armed harusnya Indonesia juga menyesuaikan. Masak kalah sama Korut dan Ukraina? Oh iya, pespur buatan China gak usah dimasukkan lah, banyak cacat ya. Hhhhhhhhhh
@Tukang Ngitung & @Agato-sensei: segitu banyak gado-gado lagi jenisnya apa kagak kena logistical nightmare tuh? 🤔 jangan sampai bisa beli tapi tak bisa merawatnya 😅
Agato,
Penempur utama kok cuma 16 unit, dikit amat.
Gimana kalo kita lomba ngehayal aja, ini list khayalan saya :
3 skuadron F-35B
3 skuadron KFX
3 skuadron Rafale
3 skuadron F15EX
2 skuadron J-10CE
4 A330 MRTT
8 E2D advanced Hawkeye untuk pesawat AEW
7 skuadron light fighter FA50
4 skuadron COIN turboprop
ALRI :
4 destroyer 13500 ton
8 fregat 6000 ton
12 fregat 4000 ton
16 light fregat 2400 ton
18 korvet
42 opv
48 pc
27 kcr
6 midget
6 submarine setara Scorpene
AD :
37 yonkav
37 yon armed
16 baterai roket setara HIMARS
4 combat aviation brigade
3 matra :
800 batalyon infanteri
224 baterai pertahanan udara dan pangkalan komposit
Kapal Induk bagi Indonesia adalah keniscayaan, jadi jika suatu saat Indonesia beli F-35B maka itu juga termasuk keniscayaan bahwa pespur itu akan digunakan oleh TNI AU dalam waktu dekat, mengingat Mr Trump adalah orang yg pragmatis dan fair maka dengan Indonesia masih memiliki surplus Ekspor ke USA maka Mr.Trump akan memberikan jalan bagi Indonesia untuk mengakuisisi F-35B.
Misi OSMP hanyalah kedok agar tidak menimbulkan guncangan dan reaksi perlombaan senjata dari negara sekitar. Dengan Indonesia memposisikan sebagai mitra strategis bagi USA dalam menghadapi China setelah join BRICS maka Indonesia akan bermain seperti India termasuk kemungkinan ToT alutsista secara besar-besaran.
KFX dan Rafale akan menjadi backbone sedangkan F-35 akan berperan sebagai pespur penempur utama sedangkan F-16 dan Flanker akan dipensiunkan dalam 10-15 tahun kedepan.
Dengan demikian Indonesia akan memiliki
42 Rafale,
16 F-15EX
24-36 KFX
12-16 F-35B
4 Aerial Tanker
2-6 AEW
TNI AD
110 MBT
60-240 Medium Tank
60 MRLS
4000 APC/IFV
400 Artileri
TNI AL
16-24 Fregat
4-6 Destroyer
12 Kasel
4 Kapal Induk Sedang
120 Korvet-KCR 40,60,90
Semoga Bung Hatta class nantinya bisa menjadi pengganti Parchim class.
Kira-kira setahun yang lalu ada seorang wanita berambut pendek yang diwawancara di sebuah chanel youtube bilang bahwa ada budget yang angkanya booming atau sangat besar alias gede sekali yang rencananya diperuntukkan untuk pengadaan alutsista dan dia juga sebut-sebut ada pengadaan kapal induk di dalamnya serta pembayaran sangat multi years, dia bilang “sekarang tahun berapa? 2023 nah nanti sampai tahun 2073”.
https://youtu.be/hzVE1iBdxk0?feature=shared
Sekarang ulasan dari saya :
2073 – 2023 = 50 tahun
Tapi tahun 2023 kan belum jalan, sehingga kemungkinan tahun 2025 baru jalan. Kalo tahun 2025 baru jalan berarti 50 tahun jangka pembayaran multi years nya sampai 2075.
Apa yang baru-baru ini terjadi di tahun 2025 ?
Sebuah holding company dengan asset yang sangat besar diresmikan. Assetnya berapa?
Usd 900 miliar
Pikiran saya langsung melayang, bagaimana jika Indonesia ambil pinjaman luar negeri untuk pengadaan alutsista sebesar 25% dari asset tersebut ?
900 x 25 / 100 = 225
Jadi saya berkhayal kalo budget yang sangat besar yang dibilang oleh si Ibu tersebut maksudnya adalah sebesar usd 225 miliar…
225 miliar usd untuk pengadaan jangka panjang selama 3 x 5 tahun = 15 tahun dari 2025 sampai 2040. Diharapkan pada tahun 2045 semua alutsista yang dibeli pada 3 periode sebelumnya sudah sampai.
Jadi berapa usd pinjaman luar negeri yang mungkin diambil pada periode pertama dari 3 periode tersebut ?
225 / 3 = 75
Jadi kemungkinan usd 75 miliar adalah angka pengadaan untuk periode 2025-2029. Atau kalo mau sekalian usd 225 miliar sekaligus.
Pantes ALRI minta kapal induk!!!
Lho aturannya kan untuk minjem dari luar negeri kan butuh rupiah murni untuk uang muka? Mana cukup rupiah murninya?
Aturan bisa diubah. Bisa minta tolong sultan super kaya raya untuk nalangi dulu dan pakai jaminan asset kan bisa.
Itu khayalan saya lho. Ngehayal khan bebas. Halusinasi akut kata orang.
Hihihihi.
Banyak kapal tapi senjatanya menyedihkan . Marinir lama nihh ngak kesorot . Malaah tni au lagi senangnya jadi prioritas .
Judulnya perlu direvisi min 🙏😅
Terima kasih atas koreksinya 🙂