Belum Satu Bulan Dipensiunkan, AL Filipina Kembali ‘Hidupkan’ Kapal Patroli Tua Berusia 44 Tahun
|Ada kabar unik datang dari negara tetangga di utara Indonesia, dimana pada 28 Desember 2021 lalu, Angkatan Laut Filipina kembali mengaktifkan salah satu kapal perangnya yang belum lama ini dipensiunkan. Yang dimaksud adalah BRP Magat Salamat (PS-20) yang telah ‘dihidupkan’ kembali sebagai pos komando sementara untuk durasi operasi bantuan di Kepulauan Dinagat.
Dikutip dari newsinfo.inquirer.net, pada 10 Desember 2021, BRP Magat Salamat (PS-20) bersama dengan BRP Miguel Malvar (PS-19) telah resmi dipensiunkan lewat sebuah upacara pelepasan di Pangkalan Laut Sangley Point, yang merupakan eks Lanal yang dahulu digunakan oleh AL Amerika Serikat.
Kedua kapal tersebut telah dioperasikan Angkatan Laut Filipina selama 44 tahun 10 bulan. Namun secara keseluruhan, kedua kapal telah beroperasi selama 77 tahun, lantaran sebelumnya kedua kapal dioperasikan oleh Angkatan Laut AS, kemudian beralih ke Angkatan Laut Republik Vietnam, yang kemudian pasca Perang Vietnam, kedua kapal dihibahkan kepada AL Filipina.
Sebagai bagian dari modernisasi, sejak tahun 2020 AL Filipina telah memensiukan beberapa armada kapal perang antik eks Perang Dunia II. Selain BRP Magat Salamat (PS-20) dan BRP Miguel Malvar (PS-19), ada tiga kapal lagi yang akan dipensiunkan, termasuk kapal suplai BRP Mangyan (AS-71).
BRP Magat Salamat (PS-20) adalah salah satu dari beberapa kapal korvet patroli Miguel Malvar Class yang beroperasi untuk Angkatan Laut Filipina. Awalnya kapal ini bernama USS Gayety (AM-239) yang berperan sebagai kapal penyapu ranjau Admirable Class dengan lambung yang mirip dengan kapal patroli PCE-842 Class yang diproduksi selama Perang Dunia II.
Pada tahun 1962, kapal legendaris ini dipindahkan ke Vietnam Selatan untuk dinas di Angkatan Laut Republik Vietnam sebagai RVNS Chi Lang II (HQ-08). Kemudian kapal ini diakuisisi oleh Angkatan Laut Filipina pada April 1976 dan diberi nama BRP Magat Salamat.
Baca juga: BRG Sierra Madre – Bukti Kenekatan Filipina di Laut Cina Selatan
Selama perombakan dan reparasi antara tahun 1996 dan 1997, Angkatan Laut Filipina membuat beberapa perubahan dalam pengaturan persenjataan. Persenjataan terakhir yang dipasang ke kapal ini adalah satu pucuk meriam Mk.26 3″/50 di bagian haluan, tiga meriam tunggal Bofors 40 mm di buritan, empat pucuk kanon PSU Oerlikon 20 mm dan empat dudukan senapan mesin kaliber 12,7 mm. (Gilang Perdana)
Kapal model gini jangan digunakan saat latihan perang. dikira nya buat sasaran torpedo/rudal. Sasaran idup.. wkwkwk.
Kalo di +62 ada alutsista punya julukan ‘si mbah’. Ini bapaknya si mbah