Belum Lengkap Dipersenjatai, Akhirnya KRI RE Martadinata 331 Resmi Dikukuhkan

Foto: Kompas.com

Meski belum semua senjatanya terpasang, bertempat di Dermaga Pondok Dayung, Jakarta Utara (7/4/2017), flagship kapal kombatan TNI AL, KRI Raden Eddy (RE) Martadinata 331 akhirnya resmi dikukuhkan sebagai bagian dari arsenal armada kapal perang TNI AL. Upacara pengukuhan dilakukan Menteri Pertahanan RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan KSAL Laksamana TNI Ade Supandi. Dari tampilan yang diperlihatkan di beberapa foto media nasional, slot untuk kanon CIWS (Close In Weapon System) di depan anjungan nampak masih kosong.

Baca juga: Oerlikon Millenium 35 mm – Perisai Reaksi Cepat Andalan PKR SIGMA Class 10514 TNI AL

Sejatinya, slot untuk kanon CIWS tersebut akan dipasang Oerlikon Millenium 35 mm buatan Rheinmetall Defence. Merujuk ke berita di pertengahan November 2016, tepatnya sebelum KRI RE Martadinata 331 diserahterimakan, serangkaian proses tengah dikejar agar saat diserahterimakan kapal perang dalam kondisi benar-benar full armament. Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) diikutkan dalam proses negosiasi dengan beberapa pemasok untuk pengadaan paket senjata dan peralatan tempur pendukung, tidak hanya untuk KRI RE Martadinata 331, tapi juga untuk kapal kedua KRI I Gusti Ngurah Rai 332.

Baca juga: Jelang Serah Terima KRI RE Martadina 331, Proses Negosiasi Pengadaan Senjata Tengah Berlangsung

Sistem senjata yang saat itu dalam proses pembicaraan dengan beberapa manufaktur adalah rudal hanud (pertahanan udara) VLS Mica dan rudal anti kapal MM40 Block 3 Exocet, kedua senjata ini merupakan produksi MBDA, Perancis. Sementara untuk kanon reaksi cepat tengah dilakukan negosiasi dengan pihak Rheinmetall Defence yang nantinya akan memasang Oerlikon Millenium 35 mm. DSNS telah mendapatkan mandat dari Kemhan RI untuk membantu proses negosiasi pada dua frigat Martadinata Class.

Foto: Tempo.co

Dalam acara pengukuhan hari Jumat kemarin, KRI RE Martadinata 331 yang jelas sudah terpasang adalah kanon reaksi cepat Oto Melara 76/62 Super Rapin gun dan radar intai udara permukaan jenis Thales Smart –S MK2. Dikutip dari tnial.mil.id (7/4/2017), KRI ini merupakan kapal pertama proyek kapal SIGMA 10514 PKR (Perusak Kawal Rudal) yang penandatanganan kontraknya dilakukan oleh Departemen Pertahanan Indonesia dengan perusahaan kapal Belanda, Damen Schiede Naval Ship Building.

Baca juga: Thales Smart-S MK2 – Radar Intai Udara dan Permukaan Andalan KRI RE Martadinata 331

Kapal ini memiliki spesifikasi panjang 105,01 meter, lebar 14,02 meter, draft termasuk sonar 4,23 meter, full load 5,72 meter, dengan bobot penuh 2.946 ton dan dapat melaju hingga kecepatan 28 knot. Adapun persenjataan yang dimiliki oleh KRI Raden Eddy Martadinata – 331 antara lain Meriam utama OTO Melara 76 mm Super Rapid Gun yang dalam kondisi bertempur di bawah kubah, meriam dengan reaksi super cepat ini bisa disiapkan 80 peluru siap tembak. Lalu ada Rudal Exocet MM40 Block 3 yang jarak jangkaunya bisa sampai sejauh 180-200 km.

Selain itu juga ada Rudal Anti Serangan Udara Mica yang merupakan rudal yang dirancang untuk bisa dioperasikan dalam waktu singkat dan beroperasi di segala cuaca serta dapat menyergap sasaran sejauh 20-25 km dengan ketinggian 9144 meter. KRI ini juga dilengkapi dengan Pengecoh Rudal Terma SKWS DLT – 12T, merupakan perangkat yang memiliki kemampuan membelokkan arah rudal, mengacaukan sensor rudal, mengacaukan jammer hingga mengecoh sinar infra red dan frekuensi radio yang digunakan rudal udara ke permukaan.

Terma SKWS DLT – 12T, jenis yang sama juga terpasang pada korvet SIGMA Diponegoro Class.

Baca juga: Terma SKWS DLT-12T – Perisai Serangan Rudal Anti Kapal di Korvet SIGMA Class TNI AL

Dalam sambutan Menhan mengatakan bahwa, masuknya KRI Raden Eddy Martadinata 331 ke jajaran TNI AL sesuai dengan rencana Minimum Essential Force TNI. Proses pengadaan dilakukan dengan prinsip-prinsip akuntabilitas dan transparansi, serta mewujudkan kemandirian industri pertahanan Republik Indonesia yang mampu memperkuat keterpaduan operasional antara sistem senjata antar matra.

Nama Raden Eddy Martadinata pertama kali diabadikan pada tahun 1974 sebagai nama frigat kelas Samadikun dengan nama KRI Martadinata 342 yang sebelumnya merupakan kapal eks AL Amerika Serikat dari jenis Destroyer Escort (DE) Claud Jones yang diserahterimakan pada 31 Januari 1974. Kiprah penting KRI Martadinata-342 salah satunya adalah saat melaksanakan tugas pengawalan terhadap operasi pendaratan amfibi di Timor Timur dalam rangka gelar Operasi Prihatin dan Operasi Seroja pada tahun 1975. (Bayu Pamungkas)

Baca juga: KRI Samadikun – Destroyer Escort AS Dengan Meriam Eks Uni Soviet

37 Comments