Belajar dari ‘Kasus’ Israel, Cina Sukses Uji Coba Radar yang Mampu Lacak dan Deteksi Serangan Rudal Balistik dengan Saturasi Tinggi

Berkaca dari serangan rudal balistik besar-besaran yang dilancarkan Iran ke Israel pada Oktober 2024, mendorong Cina untuk mampu menghadirkan sistem radar yang mampu mendeteksi serangan rudal balistik dengan saturasi tinggi.

Baca juga: Iran Punya “Kheibar Shekan” – Rudal Balistik Jarak Menengah Penantang Sistem Hanud David’s Sling Israel

Dalam serangan balasan Iran ke Israel pada Oktober 2024, ada lebih dari 30 rudal balistik Iran berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel, dan telah menghantam Pangkalan Udara Nevatim dan mengungkap kelemahan pada sistem perisai anti rudal yang paling canggih.

Meskipun kuat, sistem Arrow milik Israel yang didukung AS dilaporkan kesulitan untuk memprioritaskan ancaman selama serangan rudal balistik dengan saturasi tinggi. Dari kasus yang dialami Israel, radar pada militer Cina kini tak hanya diharuskan mampu melacak rudal balistik konvensional, tetapi juga mampu mengidentifikasi umpan dari hulu ledak yang sebenarnya, bahkan di tengah tindakan jamming selama peluncuran rudal tersebut.

Seperti dikutip South China Morning Post – scmp.com (5/4/2025), dalam demonstrasi yang dilakukan secara diam-diam, militer Cina telah melakukan uji coba pertahanan anti rudal di Gurun Gobi, di mana sebanyak 16 rudal balistik ditembakkan ke satu target untuk menguji kemampuan sistem radar canggih dalam menggagalkan serangan dengan saturasi tinggi.

Antisipasi Serangan Rudal Jelajah dan Balistik Hipersonik, Iran Punya Radar OTH Ghadir

Skala uji coba dengan peluncuran 16 rudal balistik ke satu sasaran, belum pernah terjadi sebelumnya, terbilang langka bahkan di antara kekuatan militer global, menyiratkan meningkatnya kepercayaan diri Beijing dalam kapasitasnya untuk melawan ancaman tingkat lanjut dan memproyeksikan dominasi dalam lanskap geopolitik.

Menurut sebuah makalah yang diterbitkan pada tanggal 18 Februari 2025 oleh Zhang Zhenbiao, seorang insinyur senior di PLA 63623 Unit di Jiuquan, provinsi Gansu, semua rudal balistik berhasil dideteksi dan dilacak oleh new dual-band (S/X) phased array radar system sebelum rudal mengenai target dengan keberhasilan 100 persen.

Fateh-313 dan Qiam-1 – Dua Rudal Balistik Pembuka Serangan Iran ke Basis Militer AS

Sistem ini mencapai apa yang digambarkan oleh para ilmuwan militer Cina sebagai “early detection, precision measurement and accurate reporting” – metrik penting untuk menetralkan ancaman canggih seperti kendaraan luncur hipersonik atau rudal yang dipersenjatai dengan umpan dan multiple independently targetable re-entry vehicles (MIRV).

Rangkaian uji coba sistem deteksi radar ini telah dirinci dalam Flight Control and Detection, jurnal berbahasa Mandarin, menandai pengungkapan publik pertama atas kemampuan radar peringatan dini berbasis darat milik Cina.

Teknologi dual-band pada radar yang digunakan Cina mirip dengan yang ada di kapal pelacak rudal USNS Howard O. Lorenzen milik Angkatan Laut AS – menggabungkan pengawasan area luas (S-band) dengan penargetan resolusi tinggi (X-band).

Meskipun USNS Lorenzen dipuji karena kemampuannya yang tak tertandingi, dengan potensi untuk melacak lebih dari 1.000 target secara bersamaan, Amerika Serikat belum pernah secara terbuka menunjukkan kinerjanya dalam kondisi menghadapi ancaman penembakan rudal secara langsung, sementara yang dilakukan Cina di Gurun Gobi sudah selangkah lebih maju. (Gilang Perdana)

Inilah Spesifikasi “Emad” – Rudal Balistik Jarak Menengah Iran yang Jatuh di Laut Mati

2 Comments