Update Drone KamikazeKlik di Atas

BEL Battle Field Surveillance Man Portable Radar – Diberitakan Telah Digunakan oleh Indonesia

Berita penyerbuan pos TNI oleh kelompok separatis bersenjata di Papua telah menjadi keprihatinan bersama, terutama bagaimana pengawasan dapat dilakukan di pos terdepan dapat dilakukan secara efektif. Pasalnya dengan kontur medan yang berat, pengawasan pada sekeliling pos harus dilakukan siang dan malam terus-menerus. Jelas bukan hal yang mudah dijalani.

Baca juga: SQUIRE – Radar Manpack Untuk Gelar Operasi Taktis di Wilayah Perbatasan

Berangkat dari kasus di atas, TNI sekiranya dapat dapat membuat zona clearing alarm yang memantau kondisi pangkalan atau pos dalam coverage 360 derajat yang dapat mendeteksi adanya ancaman yang masuk wilayah pengamanan. Bukan lagi semata mengandalkan indra prajurit yang terus berjaga di pos, melainkan dapat digunakan teknologi radar surveillance permukaan.

Dan teknologi seperti sejatinya sudah dimiliki oleh TNI, seperti Korps Marinir yang memiliki radar mobile SharpEye SxV keluaran Kelvin Hughes. Jangkauan deteksi maksimum radar ini mencapai 44 km, sementara untuk deteksi obyek berupa kendaraan dapat diendus pada jarak 15 km, obyek berupa personel (berjalan kaki) mulai dari jarak 5 km dengan akurasi mencapai 5 meter. Lebih jauh tentang radar SharpEye milik Korps Marinir telah kami kupas pada tautan artikel di bawah ini.

Baca juga: Korps Marinir Lakukan Uji Fungsi Radar Kelvin Hughes SharpEye di Bukit Hambalang

Dan merujuk ke portal The Hindu – hinduonnet.com (6/8/2007), diberitakan bahwa Bharat Electronic Limited (BEL) telah mengantongi pesanan untuk penjualan Battle-field Surveillance Radar-Short-Range (BFSR-SR) – radar pengintai medan perang jarak pendek ke Indonesia. Masih dari sumber yang sama, disebut BEL telah memasok 100 unit radar BFSR-SR ke Indonesia, setelah memenangkan persaingan ketat dengan kompetitor seperti Raytheon dari Amerika Serikat dan konsorsium Thales.

Meski beritanya nyaris tak terdengar di media Indonesia, namun itulah catatan yang diwartakan media di India. BFSR-SR sendiri mulai digunakan militer India sejak Maret 2005.

Nah, agar tak penasaran, seperti apakah kemampuan dari BFSR-SR lansiran Negeri Bollywood ini? Dari laman wikipedia.org, dikatakan BFSR-SR adalah jenis radar man portable dengan bobot sekitar 30 kg. Untuk pengoperasiannya, BFSR-SR hanya dibutuhkan 2-3 personel saja. Karena terbilang ringkas, radar pengintai jarak pendek ini dapat digelar dalam waktu kurang dari 5 menit.

Radar ini memiliki GPS inbuilt untuk lokasi diri dan keselarasan dengan peta digital. BFSR-SR juga memiliki kompas magnetik digital built-in yang secara otomatis dapat mengarahkan radar ke Utara. Hal ini untuk memastikan bahwa lokasi yang tepat dari target dapat diukur.

Secara teknis, BFSR-SR beroperasi di frekuensi J band (10 – 18/20 GHz), rentang deteksinya azimuth 30 – 180 derajat dan elevasi -40 sampai 15 derajat. Menggunakan tenaga 80 watt, presisi dari radar ini ada pada kisaran 20 meter.

Nah, untuk jarak jangkau deteksi, untuk mengendus keberadaan orang yang merangkak dapat diketahui dari jarak 700 meter, kemudian orang yang berjalan dapat diketahui dari jarak 3.000 meter, kelompok orang berjalan dari jarak 7.000 meter, kendaraan ringan dari jarak 10.000 meter dan kendaraan berat dari jarak 14.000 meter.

Dari beragam fitur pendeteksi yang tersedia, BFSR-SR mengandalkan teknologi thermal imager generasi ketiga. Beroperasi di spektrum Mid-wavelength Infrared (MWIR), imager memiliki bidang pandang tunggal (monocular sighting). Hal tersebut memberikan kemampuan melihat pada kondisi siang dan malam, plus cuaca buruk sekalipun. Semua data dan gambar BFSR, baik radar maupun data termal digabungkan dan ditampilkan pada unit control and display unit (CDU).

Di India, BFSR-SR telah digunakan secara luas oleh Angkatan Darat, terutama digelar di daerah perbatasan dengan Pakistan dan Bangladesh untuk pengawasan dan pencegahan infiltrasi. Pada tahun 2004, 1176 unit BFSR-SR dipesan oleh Angkatan Darat India dengan nilai US$125 juta dan dikirim dalam waktu 18 bulan.

Baca juga: MPSTAR – Intip Kemampuan Radar Portable Pada Sistem Hanud RBS-70 Singapura

Sementara untuk pasar ekspor, pesanan terbesarnya datang dari Indonesia (100 unit), Sudan (10 unit) dan Mozambik membeli beberapa radar untuk uji coba. Lain dari itu, Sri Lanka dan Uzbekistan pernah menyatakan tertarik pada radar pengintai jarak pendek ini. (Gilang Perdana)

14 Comments