Bekali Persenjataan F-35A Lightning II, Jerman Borong Hampir 1.000 Unit Rudal AIM-120C-8 AMRAAM
|Melengkapi pengadaan 35 unit jet tempur steath F-35A Lightning II, Jerman rupanya juga akan membeli paket persenjataan untuk F-35 dalam jumlah yang sangat besar. Hal tersebut diketahui setelah US Defense Security Cooperation Agency (DSCA) memberikan persetujuan atas potensi penjualan 969 rudal udara ke udara ke udara AIM-120C-8 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missiles (AMRAAM) senilai US$2,9 miliar.
Baca juga: Lengkapi Arsenal Jet Tempur Gripen, Swedia Borong 250 Unit Rudal AIM-120C-8 AMRAAM
Pembelian AIM-120C-8 dalam jumlah fantastis, mendekat 1.000 unit, telah memecahkan rekor pembelian rudal produksi Raytheon di luar AS. Sebelumnya, Belanda dan Swedia juga telah mendapatkan persetujuan untuk pembelian varian rudal AMRAAM tersebut. Paket penjualam 969 rudal AIM-120C8 AMRAAM ke Jerman akan menggunakan skema Foreign Military Sales (FMS), dan telah mencakup peralatan pendukung dan logistik.
Pengumuman DSCA dilakukan setelah sebelumnya ada permintaan dari Jerman untuk pembelian rudal AMRAAM. DSCA tidak memberikan garis waktu untuk kesepakatan, yang masih membutuhkan penerimaan Berlin. “Penjualan yang diusulkan akan meningkatkan kemampuan Jerman untuk memenuhi ancaman saat ini dan di masa depan dengan memastikan mereka memiliki amunisi udara-ke-udara yang modern dan mampu,” kata DSCA.
“Penjualan ini akan semakin memajukan tingkat interoperabilitas Angkatan Udara Jerman dengan pasukan gabungan AS dan pasukan regional dan NATO lainnya. Jerman sudah memiliki AMRAAM dalam inventarisnya dan tidak akan kesulitan menyerap varian AIM-120C8,” ujar DCSA dalam siaran pers.
AIM-120C-8 atau yang dikenal juga dengan sebutan AIM0-120D, adalah varian paling maju dari keluarga AIM-120C. Disebut-sebut kemampuan AIM-120C-8 meningkat 50 persen jika dibandingkan AIM-120C-7 (varian AMRAAM yang dibeli Indonesia). AIM-120C-8 mulai diuji coba pada Agustus 2008 dan meski jarak tembaknya dirahasiakan, tapi kuat dugaan AIM-120C-8 dapat menguber sasaran sejauh 160 km.
Dari sisi kendali, AIM-120C-8 mengadopsi two-way data link yang menjamin level akurasi navigasi lebih baik dengan kombinasi GPS dan Inertial Navigation Systems. Kapabilitas HOBS (high off-boresight) juga ditingkatkan, sehingga lawan akan kesulitan untuk lepas dari kejaran (improved kill probability).
Dengan solid-fuel rocket motor, AIM-120C-8 dapat melesat hingga Mach 4. Angkatan Udara Australia adalah pengguna pertama AIM-120C-8 di luar AS, 450 unit rudal ini telah dipesan Australia untuk melengkapi sistem senjata di jet tempur F-35A Lightning II, F/A-18 Super Hornet dan EA-18G Growler. (Gilang Perdana)
ini rudal pak, teknologi paling canggih ditanamkan, jelas tak sembarangan ngasih.
jangan samakan dengan beli pisau dapur.
Rusia aja setengah hati ngasih rudal, dengan hanya mau ngasih versi “E” ekspor yg jelas beda jauh yg dipakai Rusia sendiri
Beli segitu banyak rudal pakai duit semua pa separo daun pelem kah, kita beli saja jumlahnya masih banyakan jari.
Beli senjata untuk bunuh tp kudu ijin dlu sm penjual.. kadang barat ini suka ngelawak
@iwan pansir
kayaknya mas butuh teleportasi ke jaman bung karno dulu deh ya, soalnya hal seperti itu hanya terjadi di zaman bung karno, kalau masa sekarang, rusia dah agak ogahan ke kita, syarat dipersulit, sekarang dah ngga jamannya ngandelin orang luar, jika bisa bikin sendiri bikin sendiri, iran saja contohnya, bisa bikin ratusan alutsista meski puluhan tahun kena embargo
Resiko ikut grup barat ya gitu, cuma yg dianggap sohib AS yg dapet senjata kelas 1, F35 aja gak boleh dibeli,
Beda sama Ruskie, jangankan pespur siluman, mas iskandar aja boleh dibeli tanpa syarat macam2,
Untung ada indihe & turki, jadi masih bisa ngerasain rudal gedong macam Brahmos & Khan😁