Begini Cara Jet Tempur Sukhoi Su-27/Su-30 Mengidentifikasi Sasaran di Beyond Visual Range
Hingga tulisan ini dibuat, faktanya di lingkungan TNI AU baru armada jet tempur Sukhoi Su-27/Su-30 Flanker Skadron Udara 11 yang dibekali senjata berupa rudal berkemampuan BVR (Beyond Visual Range). Seperti telah diwartakan sebelumnya, duo jet tempur asal Rusia ini telah dipersenjatai paket rudal udara ke udara jarak menengah dan jauh, seperti R-77 yang merupakan rival AIM-120 AMRAAM (Advanced Medium Range Air to Air Missile) dan rudal Vympel R-27.
Baca juga: Vympel R-27 – Rudal Udara ke Udara Andalan Sukhoi TNI AU
Meski belum menyandang predikat battle proven untuk duel di udara, Sukhoi Su-27/Su-30 dengan sokongan radar search and tracking Fazotron N011 Zhuck-27 (kode NATO: Beetle), plus kombinasi kemampuan rudal R-77 dan R-27 mampu memberikan efek deteren bagi lawan yang ingin menjajal kekuatan udara nasional. R-77 mampu melesat dengan kecepatan Mach 4.5 dan jarak jangkau 90 km. Sementara R-27 dengan kecepatan yan relatif sama punya jarak tembak di rentang 80 km sampai 130 km. Radar Phazotron N-001 Zhuk salah satu tugasnya berperan untuk melakukan searching and designating aerial targets untuk rudal udara jarak pendek dan menengah.
Baca juga: R-77: Lawan Tanding Terberat Rudal AIM-120 AMRAAM – “Pembunuh” dari Balik Cakrawala
Bila ingin radar silent dan mengantisipasi kemungkinan radar di jamming, pilot bisa memakai jasa OEPS-27, yakni penjejak berbasis elektro optik. Teknologi OEPS-27 dirancang untuk mencari dan melacak target berikut emisi infra merah, atau berdasarkan panas yang dihasilkan target. Hebatnya lagi OEPS-27 dalam membidik target dilengkapi dengan sistem pengukur jarak dengan basis built in laser.
Bagi yang belum tahu, OEPS-27 mudah dikenali pada jet tempur Sukhoi Su-27/Su-30. Letak perangkat ini berada di bagian hidung, namun agak mendekat kokpit, dan bentuknya cukup unik dengan desain bola kaca. Perangkat ini terdiri dari dua bagian. Pertama disebut sebagai pengukur jarak bersistem laser (laser range finder) dengan kemampuan pengenalan target hingga delapan kilometer. Kemudian masih dalam bola kaca juga ada IRST (infra red search and track system), dimana sistem ini dapat menjangkau jarak hingga 50 kilometer. Soal cakupan (coverage), untuk sudut azimuth mulai dari -60 sampai +60 derajat, sementara sudut ketinggian mulai dari -60 sampai 15 derajat.
Baca juga: OEPS-27 – Penjejak Target Berbasis Elektro Optik di Sukhoi Su-27/Su-30 TNI AU

Mengenali Identitas Sasaran
Sebelum prosesi menghancurkan sasaran di udara, sudah barang tentu pilot Sukhoi Su-27/Su-30 wajib mengetahui status sasaran, harus dipastikan itu adalah lawan dan bukan pesawat kawan. Bila mengandalkan darto (radar moto – bahasa Jawa mata) dari sang pilot, identitas sasaran bisa langsung diketahui, tapi lain halnya bila sasaran berada dalam status beyond visual range. Radar Fazotron N011 Zhuck-27 yang ada di hidung Sukhoi memang bisa mencium dan melacak target sekecil 3 meter persegi yang berada 100 km di depan pesawat, 40 km di belakang pesawat dan mampu mengunci 10 sasaran sekaligus. Namun untuk mengenali identitas sasaran, perangkat IFF (Identification Friend or Foe) yang justru berperan penting.
Di Sukhoi Su-27/Su-30 TNI AU sudah ada bekal IFF, tapi sebagai alutsista besutan Rusia, IFF di Sukhoi tidak bisa mengidentifikasi pesawat tempur buatan AS dan Eropa Barat sebagai kawan. Tentu ini cukup berbahaya saat eksekusi tembakan rudal jarak jauh, bila salah informasi bisa-bisa yang kena hantam rudal adalah pesawat tempur kawan (friendy fire), seperti diketahui TNI AU juga mengoperasikan jet tempur andalan seperti F-16 Fighting Falcon, Hawk 109/209 dan T-50i Golden Eagle.
Baca juga: Master T – Radar Hanud Tercanggih Perisai Ruang Udara Indonesia
Nah, agar penerbang Sukhoi dapat memperoleh informasi tentang identitas sasaran yang dicurigai, maka fungsi identifikasi IFF diserahkan pada satuan radar (Satrad) yang dilengkapi kemampuan ground control intercept (GCI). Artinya identitas sasaran akan dikomunikasikan lewat radio dari operator radar GCI ke pilot Sukhoi yang sedang mengudara. Untuk saat ini, praktis ada 20 radar GCI Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional) yang akan mendukung peran identifikasi pada Sukhoi, kedepan akan diambah 12 unit radar militer, sehingga keseluruhan akan berjumlah 32 radar hanud. Selain mengandalkan dukungan identifikasi dari ground radar, bila kelak TNI AU mengoperasikan pesawat intai AEW&C (Active Early Warning and Control) maka jangkauan identifikasi jet tempur Sukhoi bakal bertambah luas dan dinamis. (Danar Dono)
Baca juga: GlobalEye – Sistem Radar AEW&C Multimode dengan Extended Range dari Saab
Apa benar bisa melihat kebelakang ?
Kalau Sukhoi Flanker series memang ada radar belakangnya bung. Radarnya ada di “Ekor naga” yg biasanya juga ada parasutnya. Tapi jangkauannya tdk terlalu panjang. Cuma sekitar 50 km, kalau radar depan Sukhoi kalau tdk salah bisa mencapai 300+ km. Kecuali Su-47 Berkut “sayap terbalik”. Radarnya ada di ekor kiri, ekor kanan itu parasut (Su-47 tdk ada ekor naga seperti Flanker series, tetapi ada perpanjangan di kiri dan kanan mesinnya)
Setahu saya, itu cuma ada di SU 35 dan SU 34. Kalo generasi sebelumnya belum ada radar ekor. Setahu saya lho. Peace bro.
sbntar lg, f16 blok52id TNI akan dilengkapi amraam 120c,..moga2 secepatnya…dan mmang hrs diakui,..rudal2 anti pesawat buatan rusia, kurang truji d medan perang. Fakta mmperlihatkan, rudal aim120 amramm,aim 9 sidewinder series, bnyak mngalami penyempurnaan teknis dr medan perang spt kosovo, irak.
BTW, sukhoi TNI apakah prnh mlkukan ujicoba penembakan rudal r27 atau r77 ya?? ampe skrg blom kdengeran beritanya atau ada videonya.
dilengkapi AMRAAM 120c tanpa bird slicer yg berfungsi sebagai IFF seperti menembak lawan di gerombolan teman … semua lawan potensial menggunakan produk barat & usa , apabila bertemu lawan semua akan dianggap teman tanpa IFF karena produk sama , aneh
hahaha .. apalagi f16 TNI kita masih baru dan akan membeli AMRAAM 120c mungkin 10 tahun lagi baru ada videonya ( kenapa harus punya video nya kalo NATO aja memberi komparasi yg jelas sangat khawatir dan mewaspadai R77vympel dan R27 ), bersyukur kita punya sukhoi yg punya rudal jarak jauh dan menengah tanpa harus di tembakkan di depanmu dan km buat selfie .. piss bro
Betul, negara sekelilng kita termasuk yg jauh tapi ada di dekat kita, rata2 menggunakan pespur barat. Kecuali si naga buntung. Kalau harus beradu dengan mereka jika menggunakan IFF atau searcher versi mereka, bisa2 semua dianggap teman. Tau2 kita di dor.. untungnya TNI juga mengandalkan bantuan dari darat. Mungkin itu sebabnya TNI memiliki pespur gado-gado.
sepertinya IFF masih menjadi PR buat TNI…….
betul bro .. seperti dibahas bung admin f16 kita yg nanti apabila 24 blok 52id pesawat hibah dateng semua minus 1 terbakar plus 10 f16a/c ocu total 33 pesawat f16 tanpa dilengkapi bird slicer /’IFF kan aneh .. memang kalo diperhatikan foto/pic semua pesawat f16 semua negara yg memakainya terlihat BS diatas hidung depan kokpit dan f16’kita semua ga ada alias polos los .. lha trus siapa lawan siapa kawan , seperti film independence day kemaren GCI sangat berperan melihat dan mengatur semua pergerakan pesawat kawan dan lawan , itu kalo satrad kita ga di jammer radionya .. kalo di jamer habislah
Pilot kita terbangnya sambil baca doa. Semoga tdk ketemu musuh
Bird Slicer itu cuma satu jenis IFF aja. Masih ada beberapa jenis lainnya tanpa antena dibelakang radome.
Coba liat foto block 52ID. Di punggung ada sirip kecil. Itu antena komunikasi dan IFF.
Admin mau tanya.. Pt.Len tdk bisa kah membuat program untuk menyatukan iff barat Dan Timur…seperti rural Russia di radar bar at..
datalink Len sudah terpasang di F16 block 52id
Min , bahas OLS 45 ,IRST terbaru su-35 dong
kode lawan dan kawan
ibarat kita jalan malam bawa senjata tapi gak bawa senter
begitu lihat didepan ada bayangan orang kita gak tau siapa dia lawan atau kawan.mau ditembak takut kawan gak ditembak rupanya lawan.
tapi tni pasti sudah berhitung soal ini,gue yakin itu.tni itu sadar
akan kekurangan alutsistanya.
makanya pasti tni pake kode untuk mengetahui lawan atau kawan,ibarat gini ada orang didepan pake kode*#### dan dijawab * jika tidak menjawab maka akan ditembak. kalau
pun komunikasinya dijaming maka
pake kode sandi melalui komputer,ini sudah dibuat sendiri.
lihat linknya gue lupa,itu yg dilakukan tni diatas keterbatasan alutsista,seharunya ini tanggung jawab panglima dan kemenhan,untuk melapor presiden tentang hal ini
kata pak habibie,punya otak gak sih..
maksudnya yg punya kebijakan.dalam hal ini siapa?
nyimak dulu
tolong dijawab ya……
bisa ga IFF semua pesawat TNI disatukan, antara pesawat dr barat dan timur???
biar kalo ketemu di udara ga berburuk sangka jd laksaX
Sgt bisa ttp bakalan sgt mahal. Sgt trgantung dari platform telekomunikasinx atawa datalink. Jk platform datalinknx barat mk alutsista rusia yg harus dimodofikasi bgt jg sbaliknya
Sprt contoh brasil yg datalinknx mengadopsi spectrelink milik israel. Smua alutsista bikinan rusia dimodifikasi agar bisa trpasang iff bikinan elbit tp tentunx agar bisa dipasang iff trsebut alutsista yg brsangkutan dipasangkan elbit integration module meliputi adapter, data converter, hub, elbit microcomputer dll, sprt pantsyr s1 biaya modifikasi termasuk mengubah iff mncapai usd 25 juta lbh mahal drpd harga pantsyr yg cuma usd 16 juta. Ini jg alasan mngapa tni emoh mmbeli sam dari rusia krn integration costnx lbh gede drpd acqquitition costnx
Ga usah takut pespur kita ga ada iff. Emang punya brp pesawat tempur kita hah? Sukhoi Mks kalau ada musuh berkedip di kupang tinggal nanya iswahyudi ada ga pesawat f16 yg lagi terbang…? Sisanya jawab sendiri bae lah