Baykar Makina Uji Peluncuran Rudal Jelajah Berpemandu AI “Kemankes 1” dari UCAV Bayraktar TB2
Ada kabar baru dari Turki, yakni Baykar Makina telah sukses melakukan uji peluncuran rudal jelajah yang dipandu teknologi kecerdasan – Artificial intelligence (AI) dari drone tempur Bayraktar TB2. Rudal jelajah yang dimaksud adalah Kemankes 1, yang mana sebuah drone Bayraktar TB2 dapat membawa dua rudal Kemankes dalam sekali terbang.
Uji coba peluncuran Kemankes 1 dari Bayraktar TB2 berlangsung pada 1 Maret 2025. Kemankes yang punya arti “pemanah”, adalah rudal jelajah ringan bertenaga jet yang dirancang untuk meningkatkan daya gempur drone tempur (UCAV).
Kemankes 1 punya berat sekitar 30 kilogram, rudal ini berukuran panjang 1,8 meter dengan lebar sayap 1,2 meter saat sayapnya yang dapat dilipat terbuka, mengoptimalkan penyimpanan dalam muatan drone.
Sistem propulsi Kemankes 1 mengadopsi mesin turbojet kompak yang dikembangkan oleh Kale Arge dari Turki, menghasilkan daya dorong sekitar 50 kilogram, memungkinkan kecepatan melebihi 600 kilometer per jam dan ketinggian jelajah 18.000 kaki (5.486 meter).
Bayraktar #KEMANKEŞ 1 Successfully Completes Cruise Test 🏹🚀
Turkey’s AI-powered mini cruise missile, KEMANKEŞ 1, was successfully launched from a Bayraktar TB2 drone during its latest cruise test.
The test marks a significant milestone in integrating advanced AI-driven… pic.twitter.com/E4KSz1MlsE
— International Defence Analysis (@Defence_IDA) March 2, 2025
Jangkauan operasional rudal ini mencapai 200 kilometer, didukung oleh sistem bahan bakar yang efisien dan desain aerodinamis, yang memungkinkannya menyerang target yang jauh (beyond visual range).
Inti dari kemampuan Kemankes 1 adalah sistem pemandu yang disokong oleh teknologi kecerdasan buatan. Rudal ini dilengkapi dengan pencari elektro-optik dan navigasi inersia, dan dapat secara otomatis menyesuaikan lintasan penerbangan mengidentifikasi target, dan melakukan serangan presisi dengan kemungkinan kesalahan melingkar (circular error probable) yang diklaim kurang dari lima meter.
Hulu ledak pada Kemankes 1 beratnya sekitar enam kilogram dan dapat dikonfigurasi untuk efek ledakan tinggi atau fragmentasi, yang dirancang khusus untuk menetralkan kendaraan lapis baja, benteng, atau kelompok personel.
Kemankes 1 dirancang untuk terintegrasi secara mulus dengan drone tempur Bayraktar TB2 dan Akinci, melalui rel peluncuran standar, yang memungkinkan operator untuk meluncurkan dari ketinggian hingga 20.000 kaki (6.096 meter).
Kemankes 1 juga dirancang dengan fitur pertahanan, yang meliputi tindakan pencegahan elektronik (anti jamming) untuk menghindari deteksi radar dan tanda inframerah rendah, yang meningkatkan kemampuan bertahan terhadap pertahanan udara modern.
Tidak seperti rudal jelajah yang lebih besar seperti Tomahawk buatan AS, yang beratnya lebih dari 1.000 kilogram, maka Kemankes 1 mengutamakan portabilitas dan efisiensi biaya, dengan biaya produksi diperkirakan di bawah US$50.000 per unit.
Seperti dikutip Bulgarianmilitary.com, kemampuan AI Kemankes 1 memungkinkannya untuk berkeliaran di atas area target hingga satu jam, menyediakan data realtime kepada operator sebelum menyerang.
Dikembangkan sejak tahun 2022, produksi Kemankes 1 saat ini sedang berlangsung di fasilitas Baykar Makina di Istanbul, dengan rencana untuk meningkatkan produksi menjadi 100 unit per tahun pada tahun 2026. Tingkat kandungan lokal pada Kemankes 1 disebut mencapai 90 persen, yang artinya mengurangi kerentanan terhadap sanksi, pelajaran yang diambil dari perselisihan masa lalu dengan pemasok Barat.
Pengujian Kemankes akan terus berlanjut hingga tahun 2025, dengan uji coba tambahan yang direncanakan untuk mengevaluasi kinerjanya dalam cuaca buruk dan lingkungan peperangan elektronik.
Secara bisnis, Kemankes 1 dapat memperkuat portofolio ekspor pertahanan Turki, sebuah sektor yang menghasilkan pendapatan sebesar US$4,4 miliar pada tahun 2024. Secara khusus, hadirnya Kemankes 1 dapat memperkuat etalase persenjataan yang dipasarkan untuk drone Bayraktar series dan Akinci. (Gilang Perdana)
Kemankes ya bukan Kemenkes, jangan sampai keseleo lidah 👍😅
nah perlu digarisbawahi “pemasok barat” indonesia juga harus belajar dari turki setidaknya secara bertahap.