Bagian dari Alih Teknologi Jet Tempur Refale, Dassault Aviation dan PT DI Resmikan Design Office di Bandung

PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan Dassault Aviation meresmikan Dassault Aviation-PTDI Design Office di Gedung Direktorat Teknologi Lt. 4, PT DI, Bandung (28/2). Peresmian ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kemhan RI, Mayor Jenderal Piek Budyakto, CEO PT Dassault Aviation Indonesia, Jerome Puech, Direktur Niaga Teknologi dan Pengembangan PT DI, Moh Arif Faisal dan Direktur Produksi PT DI, Dena Hendriana.

Baca juga: Dassault Aviation Umumkan Aktivasi Kontrak Tahap Ketiga (18 Unit) Rafale Pesanan Indonesia, Total 42 Unit Telah Masuk ke Backlog

Fasilitas Design Office ini menjadi tonggak penting dalam implementasi program pengadaan dan industrialisasi pesawat tempur Rafale di Indonesia, seiring dengan kontrak pengadaan 42 unit Rafale oleh Kemhan RI yang telah ditandatangani secara bertahap pada September 2022, Agustus 2023, dan Januari 2024.

Sebagai bagian dari kerja sama Offset dan Transfer of Technology (ToT), Dassault Aviation mendukung PT DI dalam pengembangan Computer Based Training (CBT) untuk sistem Rafale, serta peningkatan kompetensi dalam manajemen proyek, industrialisasi dan integrasi sistem senjata sesuai dengan standar Dassault Aviation.

Terdapat dua area utama dalam fasilitas Design Office ini, yaitu: CBT facility, yang menggunakan diagram interaktif dan grafik 3D real-time untuk memberikan pelatihan mendalam mengenai sistem pesawat tempur Rafale, guna meningkatkan pemahaman teknis bagi kru dan teknisi; serta Weapon Integration Laboratory, yang dirancang untuk meningkatkan kapabilitas PT DI dalam integrasi sistem senjata di pesawat tempur.

Dengan adanya kerja sama ini PT DI juga akan memperoleh teknologi peperangan elektronik – Electronic Warfare (EW), yang merupakan salah satu aspek esensial dalam perkembangan industri pertahanan global. Sistem ini memungkinkan pesawat tempur seperti Rafale untuk mendeteksi, mengganggu, dan menetralisir ancaman elektronik dari musuh, meningkatkan survivabilitas dan efektivitas dalam pertempuran modern.

Dengan diperolehnya teknologi EW di PTDI, diharapkan kemampuan nasional dalam pengembangan dan integrasi teknologi peperangan elektronik semakin maju, mendukung kemandirian industri pertahanan Indonesia dalam menghadapi tantangan global.

Rafale C

Di luar kewajiban Offset, PT DI juga akan terlibat dalam Engineering Work Package (EWP) yang mencakup pembangunan fasilitas Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) di PT DI, guna memungkinkan perawatan dan perbaikan pesawat tempur di dalam negeri, serta Production Work Package (PWP) untuk mendalami produksi komponen berbasis komposit.

Direktur Niaga Teknologi & Pengembangan PT DI, Moh. Arif Faisal, menyatakan, “Kami berharap kolaborasi antara PT DI dan Dassault Aviation tidak hanya memenuhi kewajiban Offset dan ToT, tetapi juga berkembang melalui skema business-to-business dalam bidang rekayasa dan produksi. Ini merupakan bukti nyata komitmen Dassault Aviation dalam mendukung pertumbuhan industri dirgantara dan pertahanan Indonesia.”

Selain berkontribusi dalam program Rafale, Dassault Aviation juga akan mendukung PTDI dalam proses perolehan sertifikasi European Aviation Safety Agency (EASA) untuk pesawat N219. Sertifikasi ini menjadi langkah strategis bagi PT DI untuk memperluas pasar N219 ke tingkat global, khususnya di wilayah Eropa dan negara-negara yang mengacu pada standar EASA. (Bayu Pamungkas)

Nexter 30M 791 – Inilah Senjata yang Siap Terpasang pada Rafale Pesanan Indonesia

3 Comments