Avenger II: Sensor Canggih Berbasis Thermal di Drone Saab Skeldar V-200

Di pameran dirgantara Aero India 2017 di kota Bangalore (14 – 18 Februari), Indomiliter.com menjadi salah satu media dari Indonesia yang pertama kali berkesempatan melihat langsung Saab Skeldar V-200, jenis drone helikopter VTOL (Vertical Take Off and Landing) pesanan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI yang dikabarkan dalam waktu dekat bakal dikirim ke Indonesia. Dibanding drone pada umumnya, Skeldar V-200 memang dirancang untuk tugas-tugas yang berkaitan pada intai maritim.

Baca juga: Siap Dikirim Ke Indonesia! Saab Skeldar V-200, Drone Helikopter Untuk Misi Intai Maritim

Karena punya kekhususan pada misi intai ditengah lautan, sudah barang tentu Skeldar V-200 punya keunggulan seperti endurance (terbang di udara) selama 5 jam dan kemampuan membawa beban (payload) hingga 40 kg. Sebagai drone drone/UAV (Unmanned Aerial Vehicle), Skeldar V-200 memang tidak dipersenjatai, namun mengemban peran misi intai, Skeldar V-200 dilengkapi seperangkat sensor canggih di bagian bawah bodi. Skeldar V-200 dapat dimuati beragam perangkat penginderaan, mulai dari Lidar (Light Detection and Ranging), multi/hyper spectral camera, dan SIGINT/ELENT system dan communication relay (data link system). Sementara bermacam sensor gimbal yang bisa dicangkok termasuk EO (electro optic)/IR (infra red) sensor dan mapping camera.

Baca juga: FLIR SAFIRE III – Penjejak Berbasis Thermal Andalan CN-235 220 MPA TNI AL

Sepanjang sesuai batas maksimal bobot dalam spesifikasi, jenis dan tipe sensor memang bisa disesuaikan dengan permintaan pengguna, dan yang jadi andalan pada Skeldar V-200 adalah Avenger II, perangkat surveillance and reconnaissance produksi Tonbo Imaging. Seperti apa kemampuan perangkat sensor yang akan menjadi kepanjangan mata kapal perang TNI AL ini?

Avenger II dirancang pas untuk kebutuhan operasi udara, salah satu cirinya adanya fitur fiber optic gyro precision stabilized. Perangkat yang masuk ke sistem optronik (optical electronic) ini dibekali kemampuan imaging berbasis thermal, low light CCD camera, dan laser range finder (LRF). Bahkan dalam modulnya bisa ditambahkan laser designator for surveillance, reconnaissance, target acquisition and target designation.

Perangkat sensor Avenger II.

Disebutkan bahwa kemampuan imaging thermal mampu menjangkau target hingga jarak jauh dengan optical zoom, meskipun kondisi cuaca buruk dan minim dukungan cahaya. LRF dapat dikombinasikan dengan GPS (Global Positioning System) dan integrated compass untuk menghasilkan informasi tentang akurasi pada sasaran. Sementara operator drone di GCS (Ground Control Station) dapat melihat real time video sensor fusion dan auto tracker/threat detection.

Baca juga: Harbin BZK-005 – Drone Pengintai Andalan Militer Cina di Laut Cina Selatan

Penulis dengan latar Skeldar V-200.

Laser range finder Avenger II di Skeldar V-200 mampu menjangkau sasaran sejauh 20 km. Lebih rinci lagi, untuk sasaran berupa manusia, deteksi bisa dilakukan dari jarak 6,8 km, pengenalan dari jarak 2,2 km, serta identifikasi dari jarak 1 km. Sementara untuk sasaran berupa kapal laut atau kendaraan bergerak di permukaan, deteksi bisa dimulai dari jarak 19 km, berlanjut ke fase pengenalan sasaran di jarak 6,3 km, dan identifikasi penuh di jarak 3 km.

Drone helikopter dengan dua bilah baling-baling ini ditenagai mesin dengan dua silinder, two-stroke, dan liquid cooled internal combustion. Tenaga yang dihasilkan mencapai 55 hp pada 6.000 rpm. Sistem mesin Skeldar V-200 sudah menganut electronic fuel injection, ketinggian terbang Skeldar V-200 adalah 4.500 meter. Sebagai informasi, V-200 diproduksi oleh UMS Skeldar, manufaktur drone asal Swiss yang sahamnya mayoritas dimiliki oleh Saab AB, Swedia. (Haryo Adjie)

8 Comments