Author: indomiliter

Mistral: Andalan Pertahahan Udara Frigat dan Korvet TNI AL

Tetral tampak di atas ruang navigasi KRI Diponegoro 365
Tetral tampak di atas ruang navigasi KRI Diponegoro 365

Bila Arhanud TNI AD punya rudal Grom, maka TNI AL untuk memperkuat pertahanan pada armada frigatnya juga mengandalkan rudal SAM jenis Mistral. Antara Grom dan Mistral pun sejatinya punya banyak kesamaan, kedua rudal SAM ini masuk kategori SHORAD, rudal ringan untuk sasara jarak pendek. Lebih dari itu, Grom dan Mistral juga mengusung basis platform MANPADS (Man Portable Air Defence System), alias rudal yang pengoperasiannya bisa dilakukan dengan dipanggul oleh seoeang prajurit. (more…)

Yakhont – Rudal Jelajah Supersonic TNI-AL

Ada kabar gembira di tengah berita minimnya perkembangan persenjataan Indonesia. Pasalnya TNI-AL kini sudah membeli rudal supersonic terbaru untuk menambah kemampuan (fire power) pada kapal-kapal perang. Rudal tersebut adalah SS-N-26 Yakhont buatan Rusia. Rudal di mempunyai kode P-800/SSN-X-26. Beberapa kehandalan Yakhont yang tak dimiliki rudal anti permukaan TNI-AL sebelumnya adalah Yakhont mempunyai kecepatan maksimum hingga 2,5 Mach. Ditambah lagi Yakhont punya jangkauan tembak sangat jauh, tak tanggung-tanggung 300 Km. Dua kemampuan tadi yang hingga kini belum dimiliki jajaran rudal anti kapal TNI-AL. Seperti diketahui TNI-AL mempunyai rudal Exocet MM30/40, Harpoon dan C802. Tapi dibalik itu, Yakhont mempunyai bobot dan dimensi yang terbilang bongsor di kelasnya. Harga satu unit Yakhont ditaksir sekitar US$ 1,2 juta.

Baca juga: Korea Selatan Luncurkan Rudal Anti Kapal Supersonik, Desainnya Mirip Yakhont

Untuk pertama kalinya pada hari Rabu, 20 April 2011, sebuah rudal Yakhont berhasil di ujicoba tembak oleh TNI AL di perairan Samudera Hindia. Lewat ujicoba ini akhirnya ditehaui penempatan Yakhont, yakni di jenis frigat TNI AL kelas Van Speijk buatan Belanda. Saat ujicoba 20 April, Yakhont diluncurkan dari KRI Oswal Siahaan (354). Dalam ujicoba, sasaran tembak Yakhont berada di lintas cakrawala, yakni menghantam target dengan jarak 135 mil laut atau sekitar 250 km. Target Yakhont adalah eks KRI Teluk Bayur (502), sebuah LST (landing ship tank) keluaran tahun 1942 yang dibuat di Amerika Serikat.

Menganut Konsep VLS
Inilah rudal permukaan pertama milik TNI, khususnya TNI AL yang meluncur secara VLR (vertical launching system), artinya saat rudal meluncur dari “sarangnya” dalam posisi tegak lurus. Beda dengan rudal-rudal yang sebelumnya, dimana model peluncuran rudal dengan konsep melintang, seperti Exocet dan C-802. Hal ini kabarnya dilakukan lantaran untuk menghemat ruang, ukuran Yakhont bisa dibilang super jumbo dan berat, jauh lebih besar dari rudal-rudal TNI AL yang ada saat ini. Bila dipaksakan dengan konsep meluncur melintang, bisa dipastikan frigat sekelas Van Speijk hanya akan mampu menggotong dua Yakhont.

Namun, berkat adopsi konsep VLS, setidaknya satu frigat Van Speijk bisa membawa 4 unit Yakhont. Adopsi peluncuran rudal secara VLS juga lumrah dilakukan oleh armada firigat/destroyer US Navy, khususnya saat meluncurkan rudal Tomahawk, sebuah rudal jelajah yang juga berukuran bongsor.

Proses loading Yakhont kedalam tabung peluncur VLS

Dengan sistem VLS, saat pertama kali meluncur, Yakhont dilontarkan ke udara dengan metode cold launch. Sesaat setelah rudal keluar dari tabung, motor roket menyala mendorong tubuh rudal berbobot 3 ton ini hingga ketinggian 200 meter. Kemudian roket kecil pada hidung rudal akan mengarahkan rudal ke sasaran. Gerakan Yakhont terbilang unik, setelah terbang ia akan menanjak hingga ketinggian 14-15 km, hal ini tergantung pula pada jarak sasaran, utamanya hal tersebut dilakukan bila sasaran berada pada jarak diatas 120 Km.

Kubah penutup rudal Yakhont

Fire Control System
Sebelum rudal bisa melesat ke sasaran, terlebih dahulu dilakukan berbagai persiapan, diantaranya mengecek gyro, speedlog, dan GPS. Kemudian memasuki tahap penembakkan, kru harus memasukan pengecekan FCS (fire control system) dan sistem pendukung pendinginan setelah rudal meluncur. Lalu tahap terakhir, data referensi posisi (lintang dan bujur) dimasukan ke dalam FCS, termasuk data kapal penembak berupa main error of ship position. Dalam uji coba, Yakhont berhasil mennghancurkan target KRI Teluk Bayur dengan jarak 250 Km.

Di udara rudal akan terbang dengan kecepatan 2,5 Mach. Rudal akan kembali turun hingga ketinggian 10-15 meter (sea skimming) di atas permukaan laut. Nah, saat rudal berjarak 50 Km dari sasaran, seeker radar akan bekerja untuk memilih sasaran yang ditentukan. Jika data benar, maka target akan di lock on. Hebatnya untuk mengindari jamming dari musuh, seeker pada kepala rudal tidak menyala terus-menerus, terkadang bisa mematikan diri agar tak terlacak lawan. Pada jarak 10 Km dari sasaran, rudal akan kembali mengambil data secara horizontal dan vertical. Data sasaran secara vertical kembali diambil ketika jarak sasaran tinggal 3 Km. Pada tahap terakhir rudal akan terbang pada ketinggian 5 meter diatas permukaan laut, dan rudal pun akan meluncur menghantam sasaran.

Keterbaatasan Elemen OTHT
Bila TNI AL sudah punya rudal jelajah canggih, sayangnya untuk elemen OTHT (Over The Horizon Target) masih belum memadai. TNI AL sampai saat ini belum mempunyai pesawat atau helikopter berkempuan OTHT. Alhasil untuk misi penembakkan Yakhont, untuk suplai data sasaran dilakukan lewat kapal selam, dalam hal ini KRI Cakra.

Tekait OTHT, beberapa tahun lalu sebenarnya TNI AL sempat berencana membeli helikopter NBO-105CB dengan kemampuan radar OTHT, sayang meski targetnya cuma beli 3 unit, pembelian itupun akhirnya tidak ada kabarnya lagi hingga saat ini. Padahal AL Mexico cukup sukses menggunakan jenis BO-105 OTHT. Sekilas mengenai BO-105 OTHT, bila sedianya jadi dimiliki TNI AL, helikopter ini akan memiliki radar berkekuatan 76 Nm (nautical mile), kemampuan ini semakin mumpuni karena dipasangnya ESM (electronic support measure). Hidungnya ditempeli nose radome yang dimuati radar ocean master buatan Thomson-CSF dari Perancis. Untuk misi intai taktis masih didukung avionik (HF hoaming, VOR, DME, RALT) dan perangkat sistem navigasi (radar pencari, IFF transponder, GPS, AHRS, dan SAS).

BO-105 dengan radar OTHT

Menurut informasi dari situs Kementrian Pertahanan RI, saat ini 16 KRI sudah dipasang rudal Yakhont, yaitu enam pada kapal jenis frigat dan 10 di kapal perang Korvet. Pemasangan dilakukan sepenuhnya oleh PT PAL Surabaya dengan dukungan tim ahli dari Rusia.

Dengan segala kelebihan dan kecanggihannya, Yakhont pastinya akan menjadi daya getar militer Indonesia meningkat. Apalagi disebut-sebut sampai saat ini belum ada satupun senjata anti rudal yang mampu menangkis serangan Yakhont. Rusia sendiri memang merancang rudal ini untuk membungkam sistem AEGIS dari AS. Terlebih sampai saat ini, baru Indonesia dan Vietnam, negara di luar Rusia yang menggunakan Yakhont, jelas menambah angker kekuatan laut kita. (Haryo Adjie Nogo Seno)

Ciri khas Yakhont dilengkapi air intake mirip pesawat tempur MIG era masa lalu
Ciri khas Yakhont dilengkapi air intake mirip pesawat tempur MIG era masa lalu
Pola Penembakan Yakhont dari kapal perang
Pola Penembakan Yakhont dari kapal perang
Pola penembakan Yakhont dari daratan ke laut
Pola penembakan Yakhont dari daratan ke laut


Spesifikasi Yakhont

Negara Pembuat : Rusia
Pabrikan : Beriev
Jangkauan Tembak : 300 Km pada manuver jelajah tinggi
120 Km pada menuver jelajah rendah
Kecepatan : 2 – 2,5 Mach
Ketinggian Terbang : 5 – 15 meter (fase terakhir sebelum mengenai target)
Berat Bahan Peledak : 200 Kg
Pengarah Navigasi : aktif pasif radar seeker head
Jangkauan Tembak Minimum : 50 Km
Propulsi : solid propellant booster stage dan liquid propellant ramjet sustainre motor
Media Peluncuran : dari bawah air, kapal permukaan dan dari daratan
Berat : Rudal 3,000 Kg
Rudal plus kontainer 3,900 Kg

Alvis Saracen: Panser Sepuh dari Era Revolusi 1965

Saracen Kavaleri Kostrad TNI-AD

Bagi Anda yang telah menonton film “Pengkhianatan G 30S/PKI” tentu masih ingat akan sosok panser pengangkut personel Saracen. Panser dengan enam roda ini begitu kental sebagai ikon di film tersebut, dan memang pada faktanya panser Saracen buatan Alvis ini punya peran besar dalam masa revolusi tahun 1965. Saracen dikala itu masuk dalam unit batalyon kavaleri 7 yang berada dibawah komando Kodam V (sekarang Kodam Jayakarta), dimana tugasnya yakni melindungi keamanan Ibu kota. (more…)

KRI Arun 903: Kapal Tanker Terbesar TNI-AL

10440816_527780214023989_5643671267186330195_n

Dalam sebuah misi tempur dan patroli jarak jauh sudah umum bila terdapat unit kapal tanker pada iringan konvoi. Keberadaan kapal tanker mutlak diperlukan sebagai elemen pendukung logistik dan bahan bakar untuk kapal perang lainnya, seperti korvet, fregat, LST (landing ship tank) dan kapal selam. Dengan adanya kapal tanker, menjadikan unsur kapal perang yang sedang melakukan operasi tidak perlu kembali ke pangkalan untuk pemenuhan kebutuhan logistik dan bahan bakar. (more…)

Mi-6 – Legenda Helikopter Raksasa TNI AU

Foto Mi-6 milik TNI-AU

Banyak hal yang patut kita kagumi dari sosok angkatan perang Indonesia di era 60-an. Seperti kita sudah kenal keberadaan jet tempur Mig-21, rudal SA-2 dan KRI Irian. Tapi masih ada lagi artefak sejarah alat tempur yang rasanya patut kita ”banggakan”, khususnya dari TNI-AU (dulu AURI). Pasalnya skadron helikopter angkut berat TNI-AU di tahun 60-an memiliki jenis helikopter raksasa, Mi-6. (more…)

Fairey Gannet : Pesawat AKS TNI-AL Tempo Doeloe

"Gannet

Dengan luas wilayah laut yang begitu luas, ironis bagi kekuatan angkatan laut Indonesia yang saat ini tak memiliki satuan pesawat AKS (anti kapal selam). Walau ada Boeing 737 surveillance, N22 Nomad dan CN-235 MPA (maritim patrol aircraft), kedua pesawat tadi hanya sebatas mampu melakukan fungsi pengintaian, tanpa bisa melakukan aksi tindakan bila ada ancaman kapal selam. Maklum Boeing 737, Nomad dan CN-235 MPA tidak dibekali senjata ke permukaan. (more…)

AMX-13 VCI : Tank Angkut Personel TNI-AD

AMX-13 VCI Kodam Jaya
AMX-13 VCI Kodam Jaya

Walau berwujud alutsista tua, sekiranya kita boleh sedikit bangga bahwa negeri ini punya tank APC (armored personel carrier) dalam jumlah besar, yakni 200 unit. APC yang dimaksud adalah tank angkut personel AMX-13 VCI (Véhicule de Combat d’Infanterie). Dari segi usia, AMX-13 VCI sudah cukup buyut, yakni dibeli Indonesia pada tahun 60an, di impor bersama AMX-13 versi kanon untuk kampanye operasi Trikora.

Baca juga: AMX-13 VCI Kavaleri TNI AD Pernah Dipasangi Kubah ‘Tertutup’ dengan Senapan Mesin Sedang

Manuver AMX-13 VCI Israel

AMX-13 VCI AD Prancis

Biar sudah tua, TNI-AD masih mengoperasikan tank ini secara penuh pada unit batalion kavaleri serbu, baik Kostrad dan Kodam. Untuk menunjang operasional, tank ini sudah mengalami retrofit pada mesin, sistem suspensi dan pendingin. Secara terbatas TNI-AD mulai mengganti peran tank ini pada jenis Stormer buatan Alvis. AMX-13 VCI punya banyak varian, mulai dari ambulance, pembawa rudal anti serangan udara sampai pembawa radar mobile.

AMX-13 VCI dengan radar udara

konvoi offroad AMX-13 VCI Prancis, kini Prancis sudah menggantinya dengan AMX-10

Baca juga: AMX-13 VCI Retrofit – Harapan Memperpanjang Usia Pakai APC Legendaris

TNI AD sendiri memiliki 200 unit versi AMX-13 VCI M, dengan senjata andalan senapan mesin berat kaliber 12,7 mm. Untuk menunjang mobilitas jarak jauh, tank ini biasanya diangkut menggunakan truk Bedford buatan Inggris. Selain Indonesia, negara lain yang mengoperasikan yakni Prancis, Argentina, Belanda dan Israel. (Haryo Adjie Nogo Seno)

Spesifikasi
Tipe : Tank APC kelas ringan
Negara pembuat : Prancis
Berat : 15 ton
Panjang : 5,7 meter
Lebar : 2,67 meter
Tinggi : 2,41 meter
Awak : 3 orang + 10 personel
Mesin : SOFAM Model 8Gxb 8-cyl. water-cooled petrol
Suspensi : Torsion Bar
Jarak Tempuh : 350 km
Kecepatan : 60 km per jam

AMX-13 : Tank Tempur Utama TNI-AD

AMX-13 Kavaleri Kostrad dalam kamuflase dedaunan
AMX-13 Kavaleri Kostrad dalam kamuflase dedaunan

Sepanjang sejarah, TNI-AD memang belum permah memiliki satuan tank sekelas MBT (main battle tank), atau disebut juga tank kelas berat, seperti tipe M1 Abrams, Leoprad atau Merkava yang kondang di beragam medan tempur. Tapi jangan berkecil hati, walau tak punya MBT, angkatan darat kita punya tank utama, yakni AMX-13 buatan Perancis. Meski dari segi usia tank ini sudah sepuh, karena dibuat antara tahun 50 – 60an, AMX-13 masih eksis digunakan satuan kavaleri TNI-AD sampai saat ini. Disebut tank utama karena jumlah AMX-13 cukup banyak, inilah tipe tank terbanyak yang dimiliki TNI-AD, menurut situs wikipedia TNI-AD mempunyai 275 unit AMX-13 versi kanon.

AMX-13 dilengkapi machine gun FN MAG 7,62 mm pada sisi kubah komandan
AMX-13 dilengkapi FN MAG 7,62 mm pada sisi kubah komandan
AMX-13 TNI-AD tampak samping, kelemahan terletak pada kanon yang maksimum hanya memiliki sudut elevasi 45 derajat
AMX-13 TNI-AD tampak samping, kelemahan terletak pada kanon yang maksimum hanya memiliki sudut elevasi 45 derajat

Ada banyak ragam varian AMX-13, sebut saja mulai dari versi kanon dengan beragam kaliber, versi angkut personel, versi artileri, versi tank jembatan dan versi anti serangan udara. TNI-AD diketahui memiliki tiga tipe, yakni versi kanon, versi angkut personel dan versi artileri 105 mm. Dalam artikel ini, kita fokus dahulu pada versi kanon. Tipe ini bisa dibilang menjadi ikon kavaleri TNI-AD lebih dari tiga dasawarsa, karena saking tuanya beberapa ada yang sudah menjadi monumen di beberapa museum. Tapi yang masih aktif operasional telah dilakukan program retrofit, seperti mengganti mesin dari tipe bensin ke diesel dan penggantian sistem suspensi agar lebih nyaman digunakan. Dengan upgrade ke mesin diesel, konsumsi bahan bakar bisa ditekan dan jarak tempuh bisa ditingkatkan.

AMX-13 Retrofit TNI-AD
AMX-13 yang kini dioperasikan TNI-AD telah mengalami program retrofit di Direktorat Peralatan Bengkel Pusat Peralatan TNI-AD pada tahun 1995. Retrofit AMX-13 mencakup pemasangan mesin Detroit Diesel DDA GM6V-53 T, 6 silinder 2 langkah turbocharged dengan daya 290 BHP/2800 RPM dan Torsi 91,67 KGM/1600 RPM yang mampu meningkatkan power weight ratio dan pemakaian bahan bakar lebih hemat. AMX-13 menggunakan transmisi otomatis ZF 5WG-180 dengan 5 percepatan maju dan 2 percepatan mundur, hal ini tentu lebih memudahkan pengoperasian tank. Untuk suspensi mengadopsi tipe hydropnematic “Dunlostrut”, meningkatkan kemampuan lintas medan dan mampu menambah kenyamanan awak tank.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=avQvYscuc4s&feature=related]

AMX-13 AD Perancis dengan rudal anti tank Steyr
AMX-13 AD Perancis dengan rudal anti tank Steyr

Ketimbang tank tempur modern TNI-AD saat ini, seperti Scorpion buatan Alvis – Inggris. AMX-13 lebih punya pengalaman tempur luas. Kiprah AMX-13 paling mencolok saat perang Arab –Israel, dimana tank ini menjadi alutsista AD Israel di saat itu (periode tahun 60 – 70an). Lalu AMX-13 ikut juga dalam perang India – Pakistan dan terakhir turut ikut dalam kancah perang Malvinas. Jasa AMX-13 juga ada dalam operasi di Tanah Air, contoh yang paling nyata keterlibatan aksi AMX-13 dalam operasi Seroja di Timor Timur. AMX-13 mulai berdatangan pada tahun 1962 dalam rangka misi operasi Trikora.

AMX-13 menjadi monumen di markas Kostrad
AMX-13 menjadi monumen di markas Kostrad

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=REiVMcMWP1M]

Dari segi rancangan dan bobotnya, AMX-13 termasuk dalam kelas tank ringan yang desain nya mulai dilakukan pada tahun 1946. AMX-13 sendiri sudah diproduksi dalam jumlah total 7700 unit selama periode tahun 1952 – 1987. Beberapa negara pengguna AMX-13 sampai saat ini terus menggunakan tank lawas ini, tentu dengan beragam peningkatan kemampuan persenjataan dan performa. Di ASEAN, Singapura juga mempunyai armada tank ini, tapi sayang jumlah AMX-13 Singapura jauh lebih banyak, ketimbang milik Indonesia, yakni 350 unit. (Haryo Adjie Nogo Seno).

Tampilan 3 dimensi AMX-13
Tampilan 3 dimensi AMX-13

amx13-2

Spesifikasi AMX-13
Tipe : tank ringan
Produsen : Atelier de Construction d’Issy-les-Moulineaux
Berat kosong : 13.7 ton
Berat tempur : 14.5 ton
Panjang : 6.35 meter
Lebar : 2.51 meter
Tinggi : 2.35 meter
Awak : 3 orang (komandan, penembak dan pengemudi)

Senjata
Kanon : 75 mm / 90 mm / 105 mm – 75 mm dengan 32 amunisi.
Senapan mesin : kaliber 7,62 mm dengan 3600 peluru
Mesin : SOFAM Model 8Gxb 8-cyl. water-cooled petrol
250 hp (190 kW) – kini sudah dilakukan upgrade dengan mesin diesel buatan Detroit.
Suspensi : torsi bar
Jarak tempuh : 400 km
Kecepatan : 60 km per jam

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=SJGe21it-vo]

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=iMCxb2EmoF8]

N22/24 Nomad – Si Pengintai Lawas TNI-AL

1007240

Inilah ikon dunia penerbangan TNI-AL pada dasawarsa terakhir, walau sudah berusia tua dan sebagian telah di grounded, tetap saja pesawat N22/N24 Nomad menjadi andalan utama TNI-AL untuk tugas pengintaian dan patroli maritim. Hal ini dibuktikan terakhir saat konflik Ambalat meletus beberapa bulan lalu, Nomad menjadi ujung tombak TNI-AL untuk melakukan patroli di wilayah perairan. (more…)

KRI Pasopati 410 – Kapal Selam Pemburu Tanpa MCK

Monumen Kapal Selam - KRI Pasopati

Rasanya sudah banyak yang tahu bahwa kembalinya Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi tak terlepas dari jasa show of force armada militer RI dikala itu. Dari sekian banyak arsenal tempur yang dijagokan untuk merontokan nyali Belanda, bisa disebut unsur armada kapal selam adalah yang paling ditakuti Belanda. Alasannya jelas, RI dikala itu menjadi satu-satunya negara di belahan dunia selatan yang memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey.  Saat itu Whisky class merupakan kapal selama diesel yang amat ditakuti oleh blok NATO. Belanda pun saat itu tak memiliki kapal selam dengan spesifikasi yang sama untuk menandingi Whiskey class. (more…)