Author: indomiliter

[Virtual Tour] Lanal Palu: Mengintip Basis Terbaru Kapal Selam TNI AL

Selain di Dermaga Ujung, Surabaya, Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Palu di Watusampu, Palu, Sulawesi Tengah, kini menjadi basis kedua pangkalan kapal selam TNI AL. Setelah mendapat tinjauan langsung dari Panglima TNI pada pertengahan bulan Juni lalu, fasilitas dermaga kapal selam pertama di luar Pulau Jawa ini sudah hampir rampung pengerjaan fisiknya. Dalam beberapa publikasi, bahkan salah satu kapal selam, KRI Nanggala 402 nampak berhasil sandar di shelter khusus kapal selam. (more…)

Jejak U-Boat Di Indonesia (2): Penuh Tantangan, Beginilah Cara Kapal Selam Jerman Sampai di Nusantara

Butuh waktu sekitar dua bulan untuk melayarkan kapal selam Type 209 (Cakra Class) TNI AL dari Jerman ke Indonesia. Waktu tersebut diambil dengan melintasi Terusan Suez, dan tentunya lewat transit di beberapa pelabuhan untuk pengisian bahan bakar dan bekal ulang. Jika diukur, jarak yang ditempuh mencapai 8.819 nautical mile, dan menjadi jalur tersingkat yang bisa ditempuh kapal selam dari Jerman ke Indonesia. Namun, bagaimana dengan armada U-Boat NAZI Jerman yang berlayar ke Nusantara di awal tahun 1943? (more…)

Jejak U-Boat di Indonesia (1): Karam di Perairan Karimunjawa, U-168 atau U-183?

Dikenal sebagai palagan pertempuran laut besar dalam Perang Dunia II, Laut Jawa juga dikebal sebagai ‘kuburan’ bagi beragam kapal perang sekutu, Jepang dan Jerman. Khusus yang disebut terakhir, tidak ada catatan resmi dalam sejarah bahwa pasukan atau kapal perang Jerman telah hadir di Nusantara. Namun fakta yang telah terungkap, bahwa di Laut Jawa, tepatnya di Perairan Karimunjawa berhasil diidentifikasi sosok kapal selam U-Boat (Unterseeboot) AL NAZI Jerman (Kriegsmarine). (more…)

Proyek Larkswood: Tanpa Komunikasi Mandiri, Kedaulatan Negara Jadi Taruhan

Tentu bukan cerita baru bahwa jalur komunikasi penting di Indonesia telah disadap atau berpotensi kuat disadap pihak asing. Maklum, sampai saat ini lebih dari 90 persen teknologi perangkat komunikasi di Indonesia didominasi produk dari luar negeri. Itu baru dari sisi perangkat, belum lagi dari sisi aplikasi yang marak menggunakan layanan OTT (Over The Top) dari luar negeri seperti Facebook, Twitter, BlackBerry dan WhatsApp. Maka tak heran bila komunikasi di level taktis dan strategis juga rentan penyadapan meski telah dilakukan enkripsi sekalipun. Namun penyadapan komunikasi di era terestrial yang melibatkan peran satelit baru dihadapi Indonesia pada dekade 70-an.

(more…)

Pantau Pergerakan Kapal Selam Asing, TNI AL Berniat Adopsi “SOSUS” di ALKI

Dengan formasi kekuatan lima kapal selam Type 209, kekuatan tempur bawah laut Indonesia masih jauh dari kata ideal. Sebagai respon atas keterbatasan menghadapi potensi peperangan bawah air, TNI AL punya sejumlah senjata AKS (Anti Kapal Selam). Bekal torpedo SUT, roket AKS, dan bom laut (depth charge) sudah tersedia sejak lama di frigat/korvet dan KCT (Kapal Cepat Torpedo), dan tak lama lagi dari aspek udara bakal hadir helikoper AKS AS-565Mbe Panther untuk Puspenerbal. Meski begitu, tantangan terbesar adalah bagaimana cara memantau pergerakan kapal selam asing, dengan teritori laut yang sedemikian luas, mustahil dilakukan ronda kapal patroli dan pesawat pengintai secara efektif. (more…)

Radar CP-SAR Profesor Josaphat Bakal Jalankan Misi Firebird C-1

Lewat laman Facebook, hari ini Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, profesor ahli radar dari Universitas Chiba di Jepang, mengumumkan akan melangsungkan uji coba Hinotori (Firebird)-C1 mission, yakni penempatan perdana CP-SAR (Circularly Polarized-Synthetic Aperture Radar) pada pesawat udara. Sebelumnya Josaphat telah melangsukan uji coba instalasi CP-SAR pada drone Garuda JX-1. Bila drone Garuda yang dipasangi CP-SAR diuji coba di Jepang, maka Firebird C-1 disebut-sebut akan diuji di Indonesia. (more…)

Bedah Ranpur “Stupid Crazy” LVTP-7 Resimen Kavaleri Korps Marinir

“Stupid Crazy..,” menjadi julukan yang disebut media di luar negeri saat menyaksikan atraksi nekad awak tank Korps Marinir dalam HUT TNI ke-70 di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten, 5 Oktober 2015. Betapa tidak, beberapa ranpur LVTP-7 berbobot 30 ton digeber full speed dan tanpa keraguan langsung ‘loncat’ menerjang air di bibir dermaga. Ribuan sorot mata tak hanya dibuat kagum, bahkan tak sedikit yang ikut ‘sport jantung’ kala melihat atraksi yang disiarkan langsung di televisi.

(more…)

RM70 Grad Korps Marinir Kini Jadi Senjata Penggebuk dari Tengah Laut

Sampai saat ini belum ada arsenal alutsista yang punya daya hancur semasif MLRS (Multiple Launch Rocket System), sebagai contoh MLRS RM70 yang dioperasikan Batalyon Roket Resimen Artileri Korps Marinir. Dalam satu kali tembakkan salvo penuh (40 roket kontinyu), maka area seluas tiga hektar bisa luluh lantak. Dalam doktrin gelaran MLRS Marinir, alutsista ini baru digelar setelah kendaraan pengusung didaratkan ke bibir pantai. Tapi doktrin gelaran alutsista kadang harus disesuaikan bila ada kesempatan untuk melakukan inovasi yang spektakuler. Seperti belum lama ini, MLRS RM70 Grad 122mm justru berhasil diperankan sebagai senjata bantuan tembakan ke darat. (more…)

Pilah Pilih Drone Tempur Produksi Cina Untuk Indonesia

Hampir setiap militer dibelahan dunia kini memanfaatkan jasa drone alias UAV (Unmanned Aerial Vehicle), namun faktanya hanya sedikit negara yang mengoperasikan drone tempur, atau drone yang dipersenjatai, alias kondang disebut UCAV (Unmanned Aerial Combat Vehicle). Meski tak melulu identik dipakai oleh negara maju, kehadiran drone tempur membawa perubahan dalam taktik militer suatu negara. Dikenal mumpuni untuk misi ofensif, adanya UCAV di suatu kawasan bisa membawa pengaruh pada bangkitnya perlombaan senjata. Dan seperti yang kini tengah jadi tajuk berita, adalah rencana Indonesia untuk membeli drone tempur. (more…)