Australia Raih Lisensi Produksi Munisi Kanon untuk Jet Tempur F-35

Tanpa bermaksud politis, pada dasarnya setiap Transfer of Technology adalah hakekat yang ideal dari pengadaan alutsista bernilai strategis. Seperti bisa dicontohkan dari program akuisisi 72 unit jet tempur stealth Lockheed Martin F-35A Lightning II untuk Angkatan Udara Australia (RAAF). Dimana Australia mendapatkan ToT berupa izin memproduksi secara mandiri munisi untuk kanon GAU-22/A kaliber 25 mm.

Baca juga: Ada Keretakan Pada Mounting, Kanon GAU-22/A di F-35A Lightning II Sulit Menembak Akurat

Seperti dikutip dari flightglobal.com (26/3/2020), disebutkan Australia telah mendapatkan lisensi untuk memproduksi munisi dari Rheinmetall Waffe. Sebagai wujud kerjasamanya, dibentuk perusahaan baru yang berbasis di Australia, yaitu Rheinmetall NIOA Munitions (RNM), yang merupakan hasil joint venture antara NIOA dari Australia dan Rheinmetall Waffe.

Selain memasok munisi untuk F-35A Australia, produksi munisi dari Rheinmetall NIOA Munitions nanti juga akan dijual ke Amerika Serikat, khususnya untuk memasok kebutuhan F-35B dan F-35C, dimana kedua jet tempur menggunakan senapan mesin berupa gun pod.

Dari total 72 unit yang dipesan, sejauh ini 18 unit F-35A telah diterima oleh RAAF. Tentang kanon GAU-22/A kaliber 25 x 137 mm, tak lain berupa kanon model Gatling Gun dengan empat laras putar. Kanon besutan General Dynamics ini ditanam secara internal pada F-35A dengan kapasitas drum magasin berisi 180 peluru. Khusus pada varian F-35B STOVL dan F-35C, posisi kanon ini ditempatkan dalam pod gun, yaitu pada bagian tengah fuselage.

Dari spesifikasi, GAU-22/A mampu melontarkan proyektil dengan kecepatan 970 meter per detik dan kecepatan tembak mencapai 3.300 peluru dalam satu menit. Jarak tembak maksimum kanon ini mencapai 3.660 meter. (Gilang Perdana)

19 Comments