Update Drone KamikazeKlik di Atas

AU Thailand Luncurkan Satelit Intai Nano Ke Orbit Rendah Bumi

(SpaceX)

Tanpa banyak basa-basi, militer Thailand, persisnya Angkatan Udata Thailand belum lama ini telah berhasil meluncurkan satelit militernya. Memang wujudnya bukan seperti satelit komunikasi militer Indonesia yang dulu sempat diorder ke Airbus Defence and Space, satelit kepunyaan militer Negeri Gajah Putih wujudnya adalah nanosatellites (satelit nano) yang mengorbit rendah (low earth orbit/LEO).

Baca juga: Duh! Setelah KFX/IFX, Kini Giliran Pengadaan Satelit Militer Indonesia Dinilai ‘Bermasalah’

Dikutip dari Janes.com (8/7/2021), disebutkan AU Thailand (RTAF) telah meluncurkan satelit observasi Bumi kedua yang diberi label Napa-2. Satelit ini diluncurkan ke luar angkasa pada 30 Juni 2021 dari Cape Canaveral Space Force Station di Florida dengan roket Falcon 9 dari SpaceX. Falcon 9 merupakan roket two stage yang mengangkasa membawa 88 satelit, dimana satelit nano milik AU Thailand adalah salah satunya sebagai rideshare.

Sebagai satelit nano (Cube sat), dimensi Napa-2 terbilang imut, yaitu hanya berukuran 20 x 10 x 34,05 cm. Bila mengacu pada definisi satelit nanto, maka bobotnya tidak akan lebih dari 500 kg. Mirip dengan satelit Napa-1 yang diluncurkan ke orbit pada 3 September 2020 dari Guiana Space Centre di Guyana Prancis dengan roket Arianespace Vega, maka Napa-2 juga digadang untuk tugas pengamatan dan memantau ruang udara Thailand guna tujuan pertahanan dan keamanan nasional.

Meski tupoksi untuk mendukug tugas pertahanan dan keamanan, namun kedua satelit nano milik AU Thailand dapat digunakan untuk tujuan lain, seperti memantau sumber daya air dan kualitas udara,membantu menanggapi bencana alam seperti kebakaran, banjir, gempa bumi, dan tanah longsor.

Kedua satelit nano milik AU Thailand dirancang dan dibangun oleh perusahaan asal Belanda, Innovative Solutions In Space (ISISPACE). Satelit Napa-2 kabarnya dilengkapi dengan ‘Simera Sense Multiscape Imager’ yang menampilkan seven visual and near-infrared (VNIR) bands dengan ‘pengambilan’ sampel tanah hingga jarak 5 meter guna meningkatkan kemampuan pengamatan permukaan Bumi.

Satelit nano atau disebut juga satelit mikro, juga bukan hal asing dalan dunia iptek di Indonesia. Salah satunya adalah LAPAN-A2, yang merupakan satelit berbobot 74 kg dengan dimensi 50 x 47 x 38 cm. Meski punya ukuran tak lebih besar dari kardus TV, LAPAN-A2 sudah disokong beragam teknologi sensor canggih.

Oleh LAPAN, satelit ini disasar untuk misi utama memonitor lalu lintas maritim, operasi keamanan laut, high performance surveillance system, dan menunjang komunikasi radio amatir. Misi yang disebut terakhir dikedepankan guna mendukung mitigasi bencana, maka satelit ini pun bisa disebut LAPAN-Orari (Organisasi Amatir Radio Indonesia).

Dengan misi-misi yang bermakna pengintaian, LAPAN dalam website resmi menjelaskan keberadaan perangkat Automatic Identification System (AIS). Dengan teknologi ini, LAPAN-A2 dapat melakukan identifikasi terhadap kapal yang akan melintasi wilayah jangkauan. Pada orbitnya, sensor AIS memiliki radius deteksi lebih dari 100 km dan mempunyai kemampuan untuk menerima sinyal dari maksimum 2000 kapal dalam satu daerah cakupan.

Baca juga: LAPAN-A2 – Satelit Mikro dengan Kemampuan Intai Maritim

Dengan konsultan dari Jerman, LAPAN-A2 telah diluncurkan pada 28 September 2015 dari Sriharikota, India dengan menggunakan roket PSLV-C23. Meski secara teknologi lumayan unggul, namun LAPAN-A2 berbeda dengan Napa-1 dan Napa-2 milik Thailand, yang punya peran utamanya dipersiapkan untuk menunjang kebutuhan militer. (Gilang Perdana)

6 Comments