AU Singapura dan Boeing Perpanjang Kontrak Perawatan F-15SG untuk 10 Tahun ke Depan
|Angkatan Udara Singaura (RSAF) baru saja mengumumkan kontrak lanjutan kepada Boeing dalam fourth Performance Based Logistics (PBL), dimana Boeing akan akan memberikan dukungan layanan teknis pada armada jet tempur F-15SG, yang saat ini dikenal sebagai jet tempur tercanggih di Asia Tenggara.
Baca juga: Mulai 2029, Singapura Tempatkan Skadron F-15SG dan F-16 di Guam
Dalam kontrak yang berlaku 10 tahun, Boeing juga akan memberikan customized support services guna memastikan F-15SG dapat dioperasikan sampai satu dekade mendatang.
Mengutip sumber dari airrecognition.com (21/12/2020), kontrak PBL mencakup perluasan model transaksional – pembayaran suku cadang dan layanan sesuai kebutuhan – dan sebagai gantinya memungkinkan dukungan berbasis data yang disesuaikan berdasarkan hasil kinerja yang diinginkan, seperti tingkat kesiapan misi yang diperlukan atau persentase pasokan suku cadang, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Solusi khusus ini memungkinkan peningkatan tingkat kesiapan, efisiensi perawatan, dan biaya yang lebih rendah di sepanjang life cycle F-15SG.
Merujuk ke sejarahnya, F-15SG didatangkan lewat program Next Generation Fighter (NGF) sebagai pengganti dari A-4SU Super Skyhawk yang telah dipensiunkan. Sebagai kompetitor dalam program NGF, yaitu Dassault Rafale dari Perancis.
Kemudian pada Desember 2005, Pemerintah Singapura menandatangani kontrak US$1,6 miliar dengan Boeing untuk 12 unit F-15SG. Unit perdana F-15SG pertama diluncurkan pada November 2008 dan dikirim ke Singapura pada Mei 2009.
F-15SG pada dasarnya adalah varian dari F-15E Strike Eagle dan memiliki konfigurasi yang mirip dengan F-15K yang dijual ke Korea Selatan, tetapi berbeda dalam penambahan radar APG-63 (V) 3 active electronically scanned array (AESA) yang dikembangkan oleh Raytheon. F-15SG disokong dua mesin General Electric F110-GE-129.
Baca juga: 50Th Anniversary RSAF, F-15SG Strike Eagle Tampil dengan Livery Khusus
Lewat beberapa kali order tambahan, sampai saat ini AU Singapura mengoperasikan total 40 unit F-15SG. Ditambah dengan 60 unit armada F-16 C/D series, yang secara fakta menobatkan Singapura sebagai postur angkatan udara terkuat di Asia Tenggara. (Gilang Perdana)
Apakah Rafale kalah dlm tender di Indonesia melawan F 15 spt di Singapura?
Kalau AS nawari F-15EX atau SE boleh lah ngeteng aja dulu 6 peswat asal lengkap sama senjata dan suku cadang,cuma ya itu kalu terjadi konflik sama Australi atau Singapur bagai mana caranya buat anti F-15 F-18 F-35 okelah F-15 dan F-18 bisa dilawan SU-35 atau rafale tapi bagai mana dengan Jin langit F-35 apa harus dihajar S-400 itu yang lagi saya pikirin dan belum nemu jawabannya
@admin
Min boleh rikues artikel yg membandingkan antara dipping sonar lansiran L3 Harris, yaitu tipe : DS-100 vs Firefly…..mengingat tipe Firefly yg lebih ringan ini lebih cocok dipasang pada platform heli sekelas panther ASW kebawah dan sudah memadai utk kondisi kedalam rerata perairan Indonesia 🙏
harus dicontoh pemerintah, Kemhan dan TNI, dalam hal perencanaan untuk akuisisi alutsista.
bukan cuma beli, tapi perawatan dan rencana upgrade di masa depan, jangan sampe alutsistanya dah di pensiunkan, penggantinya blom ada atau upgrade tapi gak maksimal atau mengupgrade alutsista yang sebenernya dah gak pantes diupgrade.
Dulu pernah ada artikel/berita, pengakuan PTDI (dalam pertemuan dengan DPR kalo nggak salah), bahwa TNI tidak pernah mau mencantumkan opsi maintenance dalam kontrak pembelian. Tapi ketika ada masalah dengan pesawat, malah nuduh PTDI service-nya jelek.
Dulu sih, saat itu ada petinggi TNI-AU (?) yang bilang pelayanan service PTDI jelek sehingga pesawat sering grounded. Tentu saja PTDI bereaksi dengan pernyataan itu.
Indek koruption indonesia masih bertengger di 85
Masih kalah dengan Malaysia di 51
Australia 12
Wes gitu sudah cukup melihat Indonesia secara menyeluruh
Apalagi KPK kemarin super sibuk nangkepin
Ini nih yg kita khawatirkan, AS tuh lebih sayang ke Singapura n Australia.. Jd kl kiblat kita as, sudah pasti kekuatan udara kita mudah terbaca n pastinya dibawah kemampuan 2 negara tetangga kita itu. Yah monggo diambil f15nya tp jgn lupa Rafalenya wajib.
emang di ASTENG siapa yg punya su35 kang?
Tuh khan F15 itu tercanggih di kawasan, bukan Su35. Makanya kita mau pindah ke lain hati bukan lagi ke KNAAPO tapi ke Boeing.
Daripada boeing lebih baik dgn Lockheed martin dgn produk pespur siluman nya.
Tercanggih se asia tenggara..la emang di asteng udah ada su 35..ada sih yg hampir banget sih mo punya..tp ngga jadi..
tidak semudah itu ferguso kalo emang bener ng-klaim paling canggih di kawasan #pretsss.yg ada boeing ama LM endingnya bakal cakar²an…muehehe
Maksud dia paling canggih di kawasan itu, pada tahun 2005 saat akan dipesan Siupil. Saat itu blom dipromosikan SU-35 oleh Rusia dlm Pameran Dirgantara MAKS 2009.
Tp sejak pameran itu, F-15 bagaikan kaleng kerupuk melempem terbang yg mandul.
F-15 mana dulu nih, kalo buat ngadepin F-15 SE jelas Su-35 yg bakal kelabakan. Lagian varian F-15 lebih tua dari Su-35 sedangkan ketika Su-35 baru mau keluar aja F-22 udah terbang. So, secara umum, Rusia udah jauh ketinggalan. Ketika Su-57 dibuat buat counter F-22, eh prototipe pespur generasi keenam udah ada.
Radar masih Pesa koar2 canggih tuh chipeng bilang canggihan flanker kw gua yg sudah beradar Aesa.
makanya jangan cuma modal goyangan. Jamannya panah asmara dari jarak ratusan kilometer.
@ruskie sejak punya F-15 yah cuman se-gitu² aja wilayahnya cuman dpt predikat sultan saja.malah endingnya wil. udara nya kena “sunat” dan utk latihan saja harus ngungsi dolo ke negeri org.
@agato kalo memang dirasa perlu ntar jg rilis varian Su-35S**.dgn weapon bay Su-57 terbesar dikelasnya × 3D thrust vector Item 30 yakin tek. rusia jauh ketinggalan.utk gen 6th pespur tinggal tunggu collab sukhoi × mig.
@ferguso utk urusan aesa selain chipeng masih ada indihe loh dgn Su-30MKI nya.lagian juga Su-57 sendiri sdh mengadopsi aesa #SultanMahBebas
Pertamax