Asah Kemampuan Tempur, TNI AU Gelar Air Refueling Antara KC-130B Hercules dan Sukhoi Su-27/Su-30
|Meski saat ini TNI AU hanya memiliki satu unit pesawat tanker KC-130B Hercules, namun itu tak menjadikan latihan pengisian bahan bakar di udara (air refueling) menjadi kendor. Seperti pada 28-31 Agustus 2023, Skadron Udara 32 yang mengoperasikan KC-130B Hercules A-1309 melakukan air refueling pada jet tempur Sukhoi Su-27/30 dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin.
Dikutip dari siaran pers Dispenau, disebutkan latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para penerbang pesawat tempur dan penerbang C-130 Hercules sendiri dalam teknis air refueling saat melaksanakan operasi yang jauh dari pangkalan udaranya.
Selain kapasitas tank internal pesawat, KC-130B Hercules dapat membawa 3.600 removable gallon (136,26 hecto liter) dalam tanki stainless stell yang ditempatkan di dalam kompartemen kargo. Untuk menyalurkan bahan bakar avtur ke jet tempur penerima, terdapat dua mounted hose (masing-masing satu) pada sayap KC-130B Hercules. Mounted hose ini dibekali drogue pengisian bahan bakar yang dijulurkan ke pesawat penerima.
View this post on Instagram
Setiap drogue dapat mengalirkan hingga 300 galon per menitnya (1135,5 liter per menit) untuk dua pesawat penerima secara simultan. Untuk kepentingan keselamatan, memang proses air refuelling harus berlangsung cepat tapi aman.
Air Refuelling sangat diperlukan untuk menambah daya jelajah dan meningkatkan radius dalam suatu misi pertempuran bagi sebuah pesawat tempur serta kemampuan itu dibutuhkan mengingat luasnya wilayah kedaulatan udara nasional yang harus dipertahankan dari segala bentuk ancaman.
Dengan kemampuan tanker, tidak lantas sisi multirole KC-130B Hercules jadi berkurang. Hercules tetaplah Hercules, dimana pesawat dapat diubah perannya sesuai kebutuhan. Semisal tidak ada kebutuhan untuk misi operasi pengisian bahan bakar di udara, pesawat ini dapat menjalankan peran layaknya Hercules biasa, siap mengantarkan logistik dan mendukung beragam operasi militer bukan perang.
Pengisian bahan bakar udara dengan menggunakan probe refueling (atau air refueling probe) adalah operasi yang memerlukan koordinasi yang sangat baik antara pesawat yang melakukan pengisian bahan bakar dan pesawat yang menerima bahan bakar. Berikut adalah beberapa tantangan yang terkait dengan pengisian bahan bakar udara menggunakan probe refueling:
1. Koordinasi yang Presisi
Pengisian bahan bakar udara memerlukan koordinasi yang sangat presisi antara kedua pesawat. Pesawat yang menerima bahan bakar harus menjaga posisinya dengan tepat agar probe refueling mereka dapat terhubung dengan selang pengisian bahan bakar dari pesawat pengisi. Selain itu, pesawat pengisi juga harus menjaga kecepatan dan posisi yang tepat untuk memastikan pengisian bahan bakar yang aman dan efisien.
2. Kemampuan Pilot
Pilot pesawat yang menerima bahan bakar harus sangat terlatih dan memiliki keterampilan yang tinggi dalam menjaga posisi dan kestabilan pesawat selama proses pengisian bahan bakar. Hal ini memerlukan latihan yang intensif dan pengalaman yang luas.
3. Cuaca
Cuaca buruk atau kondisi lingkungan yang tidak stabil, seperti turbulensi, angin kencang, atau ketidakstabilan atmosfer, dapat membuat pengisian bahan bakar udara menjadi lebih sulit dan berisiko. Hal ini dapat mempengaruhi keamanan dan efisiensi operasi.
4. Keselamatan
Pengisian bahan bakar udara adalah operasi yang berisiko tinggi. Kesalahan dalam pengoperasian atau komunikasi antara awak pesawat dapat mengakibatkan kecelakaan serius. Oleh karena itu, keselamatan harus menjadi prioritas utama dalam setiap operasi pengisian bahan bakar udara.
5. Penanganan Selang dan Konektor
Selang pengisian bahan bakar dan konektor yang digunakan dalam operasi ini harus dirawat dan diperiksa secara teratur untuk memastikan bahwa mereka dalam kondisi yang baik dan aman digunakan.
Baca juga: Setelah 3 Tahun Absen, Pesawat Tanker KC-130B Hercules A-1309 Kembali Perkuat TNI AU
6. Pelatihan Awak Pesawat
Awak pesawat, termasuk pilot dan operator pengisian bahan bakar udara, harus menjalani pelatihan yang intensif untuk mengatasi tantangan yang terkait dengan pengisian bahan bakar udara.
7. Koordinasi Internasional
Dalam beberapa kasus, pengisian bahan bakar udara melibatkan pesawat dari negara yang berbeda, dan ini memerlukan koordinasi dan komunikasi internasional yang efektif. (Gilang Perdana)
ouch, apa² kok ngga lanjut, beli pesawat jangan hanya berdasar politik, kalau saya telisik pesawat seri f tni dasarnya politik semua, rudal pun selalu ketengan😅😅
Kapan SU27/30 TNI di kirim ke Ukraina dan di barter dgn F15 bekas USAF
Bertahap indonesia memiliki alutsista yang canggih untuk menjaga keamanan NKRI, bravo TNI ,indonesia HARGA MATI
min, proyek mrtt airbus yang dulu ditawarkan ke tni batal ya?
Tidak batal, cuma belum ada kelanjutan saja